Tidak ada pelajar Indonesia yang tengah bersekolah di Wuhan, China, terjangkit virus korona. Sebanyak 93 dari 400-an pelajar Indonesia yang tergabung dalam PPIT Cabang Wuhan, China, dalam keadaan sehat.
Oleh
Iwan Santosa
·2 menit baca
WUHAN, KOMPAS — Sebanyak 93 dari 400-an pelajar Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia Tiongkok atau PPIT Cabang Wuhan, China, berada dalam keadaan sehat. Dalam keterangan pers PPIT Cabang Wuhan yang dikeluarkan Ketua PPIT Nur Musyafak dan Sekretaris Umum I Rifqa Gusmida, Jumat (24/1/2020), disebutkan, hingga pukul 11.00 waktu setempat, terdata ada 93 pelajar Indonesia di Wuhan yang menempuh berbagai bidang dan tingkatan pendidikan.
Tidak ada laporan pelajar Indonesia terjangkit virus korona. Semua mahasiswa tinggal di asrama dan dipantau pihak kampus masing-masing. Hampir semua kampus di Wuhan melakukan tindakan pencegahan dengan membagikan masker, sabun cair, dan termometer gratis kepada setiap mahasiswa.
PPIT Wuhan terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing. Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia sudah dihubungi dan telah membuat grup komunikasi dengan aplikasi WeChat untuk memudahkan koordinasi para pelajar dan KBRI.
WNI di kota Wuhan terus dimonitor oleh KBRI Beijing dan diminta tidak panik. Akses transportasi kereta, pesawat, dan bus ke dan dari Wuhan memang ditutup pemerintah demi mencegah meluasnya penyebaran virus korona.
Pemerintah kota Wuhan memastikan kebutuhan makanan dan logistik masyarakat Wuhan terpenuhi.
Kota Wuhan, menurut AS Zuhri, salah seorang pengurus PCNU China yang menempuh pendidikan S-3 di Nanchang dekat Wuhan, merupakan pusat pengembangan teknologi 5G dunia. Wuhan juga dikenal sebagai ”Silicon Valley”-nya China, tempat berbagai perusahaan telekomunikasi mengembangkan teknologi informasi terbaru.
Kompas pernah berkunjung ke Wuhan akhir November 2019 dan ditemani Zuhri bersama rekan-rekan pengurus PCNU China di Wuhan berkeliling kota, yang dibelah oleh Sungai Yangtze (Zhang Jiang).
Kota berpenduduk 11 juta jiwa itu merupakan salah satu kota kuno era Jalur Sutera yang juga memiliki pusat peradaban Islam yang hidup bersama peradaban Tionghoa.
Sebagian pelajar Indonesia menempuh pendidikan di Central China Normal University (CCNU) yang setara IKIP di Indonesia, Wuhan University, Huazhong University of Science and Technology, Zhongnan University of Economics and Law, dan lain-lain.
Sekretaris PCNU China Arif Taufik yang juga sedang menempuh pendidikan S-2 di CCNU mengatakan, lima besar negara asal mahasiswa internasional di Wuhan berasal dari Pakistan, Vietnam, Korea Selatan, Indonesia, dan Thailand.
”Sebagian besar WNI pelajar di Wuhan sedang libur Tahun Baru. Mereka umumnya pulang ke Tanah Air,” kata Arif yang berasal dari Jawa Timur.