MANADO, KOMPAS – Korban meninggal akibat merebaknya kasus demam berdarah di Sulawesi Utara bertambah menjadi lima orang dalam sepekan terakhir. Kasus terakhir menimpa pasien asal Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulawesi Utara Steven Dandel di Manado, Kamis (10/1/2019), menyebut, keempat korban sebelumnya berasal dari Kota Manado (tiga orang) dan Kota Bitung (satu orang).
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara mencatat, dalam seminggu terakhir, terjadi 207 kasus demam berdarah di seluruh Sulut. Dari jumlah itu, sebanyak 102 kasus ditemukan di Manado.
Menurut Steven, demam berdarah saat ini merebak di seluruh wilayah Sulut, dari Kabupaten Talaud hingga Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Sebanyak 42 rumah sakit kini sibuk menampung penderita demam berdarah yang sebagian besar anak-anak.
Demam berdarah saat ini merebak di seluruh wilayah Sulut, dari Kabupaten Talaud hingga Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sulut Debby Kalalo mengatakan, sepanjang tahun 2018 terdapat 1.776 kasus demam berdarah yang merengut 24 korban jiwa. “Kami terus memantau perkembangan kasus demam berdarah ini, apakah benar siklus lima tahun terjadi lagi. Kami berharap warga waspada,” katanya.
Direktur Rumah Sakit Kandou, Manado, Jemmy Panelewen, menyebut kapasitas bangsal anak sebanyak 70 tempat tidur kini penuh. Sejak awal Januari, pihaknya menerima 80 pasien demam berdarah yang berdatangan dari Manado, Bitung, Minahasa, dan Sangihe.
Rumah Sakit Kandou kini menyiapkan sejumlah tempat, seperti selasar dan ruang rapat, untuk menampung pasien yang setiap hari bertambah. “Kami telah berencana meminjam tempat tidur dari Korem 131/Santiago apabila pasien membeludak. Kami sudah siap dengan berbagai alternatif,” kata Jemmy.