Jumlah Penderita HIV-AIDS Cenderung Meningkat di Lombok Barat
Oleh
KHAERUL ANWAR
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Penderita HIV-AIDS di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, cenderung meningkat dalam sembilan tahun terakhir. Semakin terbukanya Lombok Barat sebagai daerah wisata dan kemajuan teknologi antara lain menjadi penyebab peningkatan kasus HIV-AIDS di kabupaten itu.
Bupati Lobar H. Fauzan Khalid Selaku Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Lombok Barat, mengibaratkan kasus HIV- AIDS sebagai fenomena gunung es, artinya kasus yang muncul di permukaan lebih kecil dibanding realitas sebenarnya.
"Meski perkembangan kasusnya di Lombok Barat tidak terlalu signifikan, tetapi upaya pencegahan dan penanggulangan harus semakin dinamis," kata Fauzan dalam pembukaan sosialisasi program pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS, yang diselenggarakan Komisi Penanggulangan AIDS (KPAI) Lombok Barat, yang dihadiri unsur Satuan Kerja Pemerintah Daerah, LSM, KPAI Provinsi NTB, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan, di Aula Kantor Dinas Kesehatan Lombok Barat, Rabu (10/10/2018).
Menurut Kepala Bagian Humas Pemkab Lombok Barat Saeful Ahkam, peningkatan penderita HIV-AIDS ini selain ditemukan pada pengguna narkoba, waria dan penjaja seks bebas, juga ke kalangan ibu rumah tangga dan balita. Meluasnya segmentasi pada kelompok resiko rendah seperti ibu rumah tangga dan balita mengkhawatirkan semua pihak, mengingat keluarga adalah institusi terakhir dalam upaya mencegah meluasnya kasus HIV AIDS.
Dari data kumulatif kasus HIV AIDS Kabupaten-Kota di Provinsi NTB dari tahun 1992 sampai Mei 2018, Kabupaten Lombok Barat berada pada urutan ketiga, atau di bawah Kota Mataram dan Lombok Timur. Penderita HIV di Lombok Barat sebanyak 126 orang, dan penderita AIDS sebanyak 114 orang.
Berdasarkan data itu KPAI Lombok Barat melakukan koordinasi dan merumuskan kebijakan, strategi, dan langkah-langkah melalui program nyata dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS. “Tujuan program ini untuk menurunkan jumlah kasus baru HIV-AIDS, menurunkan angka kematian dan menurunkan stigma dan diskriminasi (terhadap penderita HIV-AIDS)," ujar Junaedi, Sekertaris KPAI Lombok Barat. Strategi Operasional yang ditempuh dengan menggalakkan program STOP (Suluh,Temukan/Tes HIV, Obati, dan Pertahankan pengobatan).
Bupati Lombok Barat juga meminta agar semua pihak mensosialisasikan pencegahan HIV-AIDS sejak dini seperti di kalangan rumah tangga dan institusi pendidikan, dengan strategi tertentu agar para pengidap tidak merasa didiskriminasi.