JAKARTA, KOMPAS – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia mengerahkan sejumlah dokter untuk membantu melayani korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Layanan yang diberikan termasuk untuk pasien yang membutuhkan operasi darurat.
Berdasarkan laporan assesment dari Tim Aju (pendahulu/advance) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang diturunkan sejak Sabtu (29/9/2018) lalu, sekitar 80 persen korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah membutuhkan penanganan ortopedi. Tim PB IDI berangkat menggunakan pesawat hercules C130 dari TNI AU dari Makassar dengan membawa bantuan perlengkapan untuk operasi ortopedi beserta obat-obatan yang dibutuhkan.
"Kami sudah menerima laporan tim Aju sehingga setiba di sini (Palu). Tim PB IDI pun dapat segera melakukan tindakan untuk meminimalkan risiko bagi para korban gempa dan tsunami," kata Sekretaris Jenderal PB IDI, Adib Khumaidi yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia, dalam siaran pers, Kamis (4/10/2018).
Saat ini, klinik bergerak (mobile clinic) dari PMI dan RSUD Palu sudah siap digunakan untuk melayani kebutuhan kesehatan korban dengan ketersediaan logistik obat-obatan. PB IDI beserta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) juga akan membuat pos medis di bandara yang berfungsi untuk memeriksa kondisi pasien yang meninggalkan ataupun yang datang ke Palu.
Sebelumnya, pada Sabtu lalu, PB IDI bersama dengan TNI telah menurunkan tim medis dengan membawa bantuan medis melalui berbagai jalur: udara, laut, dan darat. Rumah sakit terapung KRI dr Soeharso saat ini juga telah berlabuh di pelabuhan Palu.
Menurut renana, rumah sakit terapung Ksatria Airlangga yang sudah bertolak dari Kepulauan Alor dan Banda Neira akan berlabuh Kamis ini di Donggala untuk menangani kondisi korban bencana di daerah tersebut.