JAKARTA, KOMPAS — Pemberian air susu ibu eksklusif selama 6 bulan bagi bayi di Indonesia masih rendah, yaitu 35,73 persen. Padahal, kandungan air susu ibu sangat diperlukan anak terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2017 ini, masih banyak ibu yang tidak mengetahui pentingnya air susu ibu (ASI) bagi anak. Senior Nutrition Manager PT Fonterra Brands Indonesia Ines Yumahana Gulardi, di Jakarta, mengatakan, kandungan nutrisi di dalam ASI berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
”ASI mengandung ganglioside (GA) dan docosahexaenoic acid (DHA) yang berperan penting dalam mendukung tumbuh kembang bayi. Kedua zat gizi ini berguna untuk pembentukan sel otak anak terutama dua tahun pertama kehidupan, bahkan sejak awal kehamilan,” tutur Ines pada Rabu (1/8/2018).
Zat gizi GA berguna untuk membantu anak dalam proses belajarnya nanti. Apabila GA terpenuhi, anak dapat lebih cepat mengingat dan mengerti suatu persoalan.
Selain GA, ada zat gizi DHA yang berfungsi untuk mendukung kecepatan dan ketepatan pesan antar sel otak. Selain itu, DHA juga terdapat di retina yang berguna bagi fungsi normal penglihatan.
Dalam rangka pekan ASI, Ines juga mengingatkan, tidak hanya gizi anak yang harus dicukupi, tetapi juga gizi sang ibu. Setelah melahirkan, ibu akan menjadi pabrik susu bagi si bayi. Untuk itu, asupan gizi ibu akan memengaruhi kualitas ASI dan juga berguna untuk menjaga kesehatan ibu.
Sebagai contoh, apabila asupan kalsium ibu kurang, untuk mencukupi kandungan kalsium di dalam ASI, cadangan kalsium di tulang ibu akan terpakai untuk ASI. Jadi, penting sekali memperhatikan asupan nutrisi bagi ibu agar tetap sehat.
Seorang ibu berpotensi mengalami penurunan produksi ASI karena stres atau lelah bekerja setelah cuti melahirkan berakhir. Maka, dukungan psikologis dari keluarga dan orang-orang terdekat menjadi penting bagi ibu menyusui.
Persoalan lain yang kerap dihadapi ibu menyusui adalah tidak keluarnya ASI. Dokter spesialis dan konsultan anak Ariani Dewi Widodo mengatakan, relaktasi menjadi kunci utama agar ASI dapat keluar.
”Seorang ibu berpotensi mengalami penurunan produksi ASI karena stres atau lelah bekerja setelah cuti melahirkan berakhir. Maka, dukungan psikologis dari keluarga dan orang-orang terdekat menjadi penting bagi ibu menyusui,” ucap Ariani.
Menurut dia, agar produksi ASI lancar, ibu harus mengosongkan payudara setiap 2-3 jam agar dapat terisi lagi. Selain itu, memperbanyak minum air putih serta istirahat yang cukup juga dapat memperlancar produksi ASI.
Peringatan pekan ASI yang diselenggarakan Anmum juga dihadiri Senior Brand Manager Anmum Bernadeth Virna. Menurut dia, tantangan bagi ibu menyusui adalah rasa cemas, takut, dan kelelahan yang menyebabkan produksi ASI menurun.
”Sebagai dukungan bagi ibu agar memberikan ASI eksklusif, Anmum menghadirkan sebuah platform digital. Tujuannya agar para ibu dapat terkoneksi dengan mudah untuk saling bertukar pengalaman dan mendiskusikan berbagai permasalahan yang dihadapi sehingga tidak merasa berjuang sendiri,” kata Virna.
Hadir pula Rinni Wulandari, penyanyi. Sebagai ibu dari Nord Kiano Julian, Rinni berpesan bagi para ibu yang menyusui agar tetap semangat dalam memberikan ASI eksklusif.
”Saat kita memiliki seorang anak, diri kita bukan lagi hanya untuk kita seorang. Sudah ada anak yang menggantungkan hidupnya pada kita. Maka, memberikan nutrisi yang lengkap lewat ASI eksklusif adalah kewajiban bagi setiap ibu,” ucap Rinni. (SHARON PATRICIA)