Udara Panas Memengaruhi Kognisi

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Warga mengenakan payung untuk mengindari terik matahari di Desa Pakuli Utara, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (6/3/2016). Udara panas memengaruhi kognisi.

Pemuda yang tinggal di asrama selama gelombang panas terjadi tanpa penyejuk ruangan menunjukkan hasil yang lebih buruk dalam mengerjakan serangkaian tes kognitif dibandingkan dengan pemuda yang tinggal di asrama dengan penyejuk ruangan. Pada tes penjumlahan dan pengurangan, misalnya, pemuda yang tinggal di asrama tanpa penyejuk ruangan nilainya  13,3 persen lebih rendah dibandingkan pemuda yang tinggal di asrama berpenyejuk ruangan.

Hal itu terungkap dalam penelitian terhadap 44 pemuda sehat umur 20 tahun-an di Boston, Amerika Serikat selama 12 hari berturut-turut saat musim panas tahun 2016 oleh peneliti dari Harvard TH Chan School of Public Health.

Dalam laman www.hsph.harvard.edu, salah seorang peneliti, Jose Guillermo Cedeno-Laurent menyatakan, selama ini mayoritas peneliti telah melakukan riset dampak kesehatan gelombang panas terhadap kelompok usia berisiko seperti lansia. Ini memunculkan persepsi bahwa temperatur yang panas tidak berdampak pada orang dewasa secara umum.

Temuan yang telah dipublikasikan di jurnal PLOS Medicine 10 Juli 2018 ini memberikan bukti bahwa ternyata gelombang panas berdampak buruk juga pada populasi umum yang biasanya tinggal lebih lama di dalam ruangan ketika gelombang panas terjadi. (ADH)