Remaja Perempuan Diajak Lebih Peduli Kebersihan Menstruasi
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepedulian remaja perempuan di Indonesia terkait manajemen kebersihan menstruasi dinilai rendah. Salah satu penyebabnya karena masih banyak masyarakat yang menganggap isu kebersihan menstruasi adalah hal yang tabu untuk dibicarakan.
Untuk itu, pendidikan dan pengetahuan mengenai manajemen kebersihan menstruasi perlu diperkuat, terutama kepada orangtua dan lingkungan sekolah. Orangtua, terutama ibu, merupakan sumber informasi yang dijadikan rujukan oleh remaja perempuan ketika menstruasi. Namun, tidak sedikit orangtua yang memberikan informasi tidak akurat dan menyeluruh.
Data Plan International Indonesia pada 2018 mencatat, 63 persen orangtua tidak pernah memberikan penjelasan tentang menstruasi kepada anak perempuannya. Berbagai mitos mengenai menstruasi juga masih banyak disampaikan orangtua kepada anaknya, seperti larangan makan daging saat menstruasi. Padahal, hal itu justru bisa meningkatkan risiko kurang gizi pada anak perempuan.
Beberapa waktu lalu, Kementerian Kesehatan memaparkan tentang pentingnya kesehatan organ reproduksi selama menstruasi di hadapan sejumlah siswi kelas VII SMP Negeri 115 Jakarta.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai manajemen kebersihan menstruasi, Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, Kamis (24/5/2018), mengadakan gerakan bersama untuk menyebarluaskan isu tersebut. Gerakan yang diadakan di Jakarta ini sekaligus untuk memperingati Hari Kebersihan Menstruasi yang jatuh pada 28 Mei 2018.
Peringatan Hari Kebersihan Menstruasi 2018 akan dihadiri perwakilan dari sejumlah kepala sekolah dan guru di DKI Jakarta dan sekitarnya, perwakilan Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, serta sejumlah figur publik di Indonesia.