SURABAYA, KOMPAS — Mata kering atau keratoconjunctivitis merupakan kondisi mata yang mengalami kekurangan air mata karena produksinya menurun. Penyebabnya beragam, di antaranya penggunaan gawai atau komputer yang meningkat di era serba digital. Apabila hal itu dibiarkan bisa berisiko menimbulkan gangguan fungsi mata bahkan kebutaan.
Spesialis mata dari Rumah Sakit Jakarta Eye Center, Nina Asrini Noor, mengatakan, mata kering memiliki gejala yang beragam tetapi juga kerap terjadi tanpa disertai gejala.
Adapun gejalanya antara lain mata mudah merah, terasa kering, mengganjal, berair, terasa lengket, sensasi berpasir, dan terdapat banyak kotoran mata. Gejala lain mata terasa panas, mudah lelah, dan kurang fokus.
”Gejala penyakit mata kering sangat bervariasi dan manifestasinya tidak sama pada setiap individu,” ujar Nina di acara media gathering dengan tema ”Mata Kering, Sindrom Kekinian yang Perlu Diwaspadai” di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (28/4/2018) malam.
Belum banyak warga yang mengetahui tentang penyakit mata kering. Apalagi penyakit ini tidak memiliki gejala spesifik sehingga sulit dikenali orang awam. Perlu pemeriksaan dokter spesialis untuk memastikannya dan hal itu memerlukan kesadaran dan sikap kepedulian pada kesehatan mata.
Nina menambahkan, mata kering bisa menyebabkan infeksi. Saat produksi air mata kurang dan dibiarkan, akan terjadi luka. Sebab, mata memerlukan berkedip dan saat berkedip terjadi gesekan pada kelopak mata. Luka atau peradangan itulah yang memicu infeksi serius.
Kondisinya bisa bertambah parah apabila masyarakat coba mengobati sendiri dan pengobatan itu tidak tepat. Contohnya penggunaan obat tetes mata tanpa dosis yang tepat berisiko merusak kornea mata secara permanen.
Spesialis mata dari RSUD dr Soetomo, Surabaya, Ismi Zuhria, mengatakan, jumlah penderita mata kering menunjukkan kecenderungan meningkat meski belum ada hasil penelitiannya.
Namun, pengalamannya menangani pasien di rumah sakit ataupun di tempat praktik pribadinya menunjukkan 40 persen pasien yang datang berobat ke dokter mata merupakan penderita mata kering.
”Apabila dulu banyak penderita mata kering berusia lanjut, saat ini justru banyak penderita yang berusia muda. Hal itu karena perubahan pola hidup, seperti penggunaan gawai tanpa jeda yang cukup,” kata Ismi.
Orang kerap terlena atau keasyikan menggunakan gawai sehingga matanya lupa berkedip. Padahal, kedipan berfungsi merangsang kelenjar air mata memproduksi air mata untuk membasahi agar tidak kering.
Idealnya, setelah menatap layar monitor gawai, komputer, atau televisi, harus diimbangi dengan istirahat. Caranya mengalihkan pandangan pada hal lain, seperti melihat tanaman hijau.
Hingga saat ini belum ada patokan tentang durasi paparan gawai atau komputer. Namun, setiap menit, mata memerlukan berkedip sebanyak 20 kali.
Oleh karena itu, Ismi menyarankan sebaiknya setiap 30 menit berkonsentrasi pada layar monitor gawai atau komputer diimbangi dengan istirahat minimal 3-5 menit.
Namun, aktivitas pada gawai harus segera dihentikan apabila mata sudah mulai terganggu, seperti terasa perih, mengganjal, berair, dan tidak fokus. Segera periksa untuk memastikan mata kering dan mendapat penanganan yang tepat agar tidak semakin parah.
Selain gawai, mata kering juga disebabkan oleh paparan debu, angin, asap rokok, memiliki riwayat penyakit diabetes, dan penyakit autoimun. Bahkan, kurang minum juga berdampak pada produksi kelenjar air mata sehingga tubuh kekurangan cairan.
Selain itu, kekurangan asupan gizi, terutama omega tiga yang berfungsi memperbaiki kinerja kelenjar air mata dan mengurangi inflamasi.