Obesitas pada Remaja Putri
Saya mempunyai dua anak, yang pertama siswi SMU kelas II dan adiknya siswa SMP kelas III. Putri saya sejak kecil gemuk, tetapi sewaktu SD dia tak pernah merasa terganggu dengan berat badannya. Saya juga tidak pernah melarang dia makan makanan yang disukainya dan tak pernah membicarakan berat badannya.
Namun, sejak SMU kelas I, dia mulai peduli dengan penampilannya dan mulai mengeluh bahwa berat badannya berlebih. Dia mencoba mengurangi konsumsi yang manis-manis, juga mengurangi makan nasi. Namun, karena pergaulan sesama remaja, dia masih sering makan di restoran cepat saji yang makanannya mengandung lemak tinggi.
Suatu hari dia pernah mengeluh agak lama mengenai berat badannya dan menyatakan ingin menguruskan badan agar mencapai berat ideal atau sedikit di bawah ideal. Dia mulai rajin membaca mengenai cara menurunkan berat badan. Dia juga mencoba puasa pada Senin dan Kamis, tetapi tetap tak berhasil menurunkan berat badan.
Pernah beratnya turun dari 77 kg ke 74 kg. Namun, kemudian naik lagi. Ini menyebabkan dia frustrasi. Saya khawatir masalah berat badan putri saya ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisiknya, tetapi juga pada keadaan emosionalnya. Selama kelas II SMU ini, prestasi belajarnya menurun dan dia lebih suka tinggal di rumah. Tidak seperti biasa jika diajak teman-temannya keluar, dia spontan akan ikut, sekarang dia jarang keluar rumah.
Saya tak tahu apakah putri saya punya teman pria yang dekat dengan dia. Dia tak pernah cerita, tetapi sekiranya ada, tampaknya sekarang dia memiliki perasaan rendah diri. Dia sering kali menimbang berat dan mengukur lingkar pinggangnya. Tinggi anak saya 165 cm dengan berat badan 77 kilogram.
Bagaimana cara menurunkan berat badan yang baik? Apakah menggunakan diet sendiri tidak berpengaruh buruk pada tumbuh kembang remaja putri? Kepada siapa saya harus berkonsultasi mengenai hal ini karena saya sebagai ibu merasa tak mampu membantu putri saya menghadapi persoalan obesitas ini? Terima kasih atas jawaban dokter.
M di J
Meski masalah kurang gizi di negeri kita masih tinggi, sekarang kita juga mulai menghadapi masalah obesitas. Kekerapan obesitas termasuk tinggi, termasuk obesitas pada remaja. Seperti telah Anda kemukakan, obesitas pada remaja memerlukan perhatian. Remaja mulai memperhatikan penampilan diri dan obesitas akan menyebabkan sebagian remaja menjadi kurang percaya diri. Bahkan, sebagian remaja mengalami depresi karena obesitas.
Anda benar, putri Anda dalam masa tumbuh kembang. Dia tumbuh secara fisik dan berkembang dalam segi psikis dan intelektual. Menggunakan diet tanpa bimbingan dokter mungkin berhasil menurunkan berat badan, tetapi juga berisiko pada perkembangan psikis dan intelektualnya. Apalagi, pada pengamatan Anda, putri Anda mulai menarik diri dari pergaulan sosial.
Selain obesitas pada remaja, orangtua juga harus memahami obesitas pada anak juga tidak baik. Banyak orangtua yang bangga dengan penampilan anaknya yang gemuk dan tampak sehat. Sedapat mungkin dalam tumbuh kembang anak dijaga agar anak tumbuh dalam berat badan ideal dan mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan dirinya.
Saya setuju Anda berkonsultasi dengan dokter keluarga Anda dan, jika diperlukan, dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak yang punya minat khusus dalam tumbuh kembang. Bukan tidak mungkin anak Anda akan dirujuk ke dokter spesialis anak konsultan gizi atau ke dokter spesialis gizi klinik sesuai dengan kebutuhan. Menurunkan berat badan tidaklah mudah, apalagi pada remaja yang aktif. Pergaulan di sekolah dan di luar sekolah menyulitkan remaja menaati diet yang dianjurkan. Apalagi, sebagian remaja sekarang enggan membawa makanan dari rumah. Lebih praktis jajan di sekolah atau di luar sekolah.
Anda juga perlu memperhatikan aspek psikologis dalam mendampingi remaja putri Anda. Bangkitkan kepercayaan dirinya untuk menjalani diet dan tumbuhkan kepercayaan bahwa kawan-kawannya tidak menjauhinya hanya karena penampilannya yang gemuk.
Di rumah, keluarga juga dapat memberikan dukungan dengan membantu menyediakan makanan sesuai dengan anjuran dokter. Meski diet untuk anak Anda tidak cocok dengan makanan untuk adiknya, Anda sekeluarga dapat memberikan dukungan dengan mengonsumsi diet yang hampir serupa tetapi memenuhi kebutuhan Anda. Jangan ketika putri Anda menjalani diet, keluarga lain pesta kue yang enak-enak atau es krim. Situasi tersebut dapat menimbulkan rasa sedih pada putri Anda dan dapat menggagalkan diet yang harus dijalaninya.
Kebalikan dari masalah obesitas, remaja putri kita sering mengalami kekurangan gizi kronis. Kekurangan gizi ini akan mengganggu pertumbuhan fisiknya, dia akan tumbuh lebih pendek. Bahkan, perkembangan intelektualnya juga dapat terganggu. Kita sedang menikmati bonus demografi, jumlah penduduk yang produktif melebihi jumlah penduduk yang tidak atau kurang produktif. Keadaan ini memungkinkan pertumbuhan ekonomi di negara kita akan berjalan lebih cepat. Namun, jika jumlah penduduk yang produktif mengalami kurang gizi kronis, produktivitasnya akan rendah.
Remaja putri akan menjadi calon ibu yang akan melahirkan anak. Keadaan kesehatan remaja putri yang kurang, termasuk gizinya, akan berpengaruh pada generasi yang akan dilahirkan nanti. Selain kurang gizi, remaja putri kita juga sering kekurangan zat besi yang menyebabkan kurang darah (anemia). Keadaan ini harus diatasi. Remaja putri perlu gizi yang baik dan cukup mengonsumsi mineral yang dibutuhkan. Jika remaja putri kita dalam keadaan sehat, mereka akan menjadi calon ibu yang sehat yang dapat melahirkan bayi yang sehat pula.
Jadi, baik obesitas maupun kurang gizi pada remaja perlu dideteksi dan diterapi. Meski remaja relatif jarang sakit, pemeliharaan kesehatan pada remaja tak boleh diabaikan. Orangtua perlu mendukung pemeliharaan kesehatan ini agar remaja dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dewasa ini pakar kesehatan ramai membicarakan masalah stunting (tubuh pendek).
Kejadian stunting di negara kita cukup sering, satu dari tiga anak di Indonesia mengalami stunting. Pemerintah dan masyarakat perlu berupaya keras menurunkan kekerapan stunting ini. Kita mulai dari kesehatan ibu hamil, anak yang baru lahir sampai berumur 2 tahun perlu diawasai ketat kecukupan gizinya.
ASI eksklusif amat membantu mencegah stunting. Selanjutnya, anak dan remaja juga perlu mendapat perhatian. Baik yang kekurangan gizi maupun yang kegemukan perlu mendapat terapi sehingga dalam keadaan sehat dan mencapai keadaan gizi yang ideal. Saya berterima kasih kepada Anda karena telah mengemukakan permasalahan obesitas yang dialami pada remaja karena kita perlu memperhatikan hal itu. Saya berharap Anda sekeluarga dapat mengamalkan gaya hidup sehat sehingga selalu dalam keadaan sehat.