Sulsel Miliki Pusat Rehabilitasi Narkoba Berbasis Medis
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Sulawesi Selatan kini memiliki fasilitas rehabilitasi narkoba berbasis medis. Fasilitas ini tidak hanya menjadi rujukan bagi pasien dari wilayah Sulsel, tetapi juga untuk kawasan timur Indonesia.
Fasilitas tersebut berlokasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang Rakyat di Makassar. Pusat rehabilitasi itu menempati gedung sendiri yang dilengkapi fasilitas medis hingga konseling.
”Ini adalah bentuk perhatian Pemerintah Provinsi Sulsel terhadap persoalan narkoba. Tempat ini bukan hanya berfungsi sebagai fasilitas rehabilitasi dan perawatan, tetapi juga pencegahan,” ujar Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo saat meresmikan gedung ini, Selasa (27/3/2018).
Sebelumnya, Syahrul mengatakan, pemerintah juga telah membantu menyediakan lahan untuk kantor Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulsel dan juga Balai Rehabilitasi BNN di Baddoka.
Direktur RSUD Sayang Rakyat Drg Fauziah mengatakan, fasilitas baru ini akan menjadi pusat rehabilitasi narkoba di kawasan timur Indonesia yang berbasis medis. Program rehabilitasi narkoba di RSUD Sayang Rakyat dimulai sejak Agustus 2016, tetapi dalam skala kecil.
Pemerintah kemudian mengembangkan hingga menjadi pusat rehabilitasi yang lebih besar. Adapun fasilitas Balai Rehabilitasi BNN di Baddoka lebih berbasis psikologis dan religius.
”Kami akan terus meningkatkan pelayanan serta menambah ruangan hingga berbagai fasilitas yang diperlukan. Ini adalah bagian dari program selamatkan sejuta jiwa dari narkoba. Kami juga bekerja sama dengan pesantren, berbagai organisasi, dan perkumpulan untuk kegiatan pencegahan,” tutur Fauziah.
Dr Fenny Bolang, Case Manager Pusat Rehabilitasi RSUD Sayang Rakyat, menyebutkan, tempat rehabilitasi ini dilengkapi ruang perawatan untuk pasien yang membutuhkan penyembuhan secara medis dengan dokter dan perawat khusus. Untuk sementara, kapasitas ruang perawatan dapat menampung lebih dari 100 orang.