JAKARTA, KOMPAS — Promosi rokok di Indonesia saat ini mulai menyasar kelompok anak usia sekolah. Promosi tersebut dilakukan dengan mencantumkan harga rokok, baik harga per bungkus maupun harga per batang.
Berdasarkan survei yang dilakukan Yayasan Lentera Anak, 78,9 persen promosi rokok mencantumkan harga per batang, 18,8 persen mencantumkan harga per bungkus, dan 2,6 persen mencantumkan harga per bungkus serta per batang.
Kisaran harga rokok di Indonesia pun amat murah. Rata-rata harga per bungkus di Indonesia berkisar dari Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Sementara harga eceran berkisar dari Rp 600 sampai Rp 1.500 per batang. Sebanyak 79,2 persen harga rokok di Indonesia berkisar dari Rp 600 hingga Rp. 1.000, sebesar 17,8 persen dari harga Rp 1.100 hingga Rp 1.500, dan 3 persen di bawah Rp 600.
Harga tersebut, jika dibandingkan rata-rata uang jajan anak-anak, konsumsi rokok pada anak memiliki peluang besar. Untuk siswa sekolah dasar, rata-rata uang jajan Rp 10.000 per hari, Rp 13.000 per hari untuk siswa SMP, dan Rp 27.000 per hari untuk siswa SMA.
”Harga murah dan bisa dibeli secara batangan membuat rokok sangat mudah dikonsumsi anak-anak,” kata Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari, seusai pemaparan hasil survei dan diskusi Rokok Murah, Anak Indonesia Tambang Emas Industri Rokok, di Jakarta, Rabu (25/10).
Survei itu dilakukan di Banjarmasin, Semarang, Kota Batu, Tangerang Selatan, Pekanbaru, Bekasi, Bandar Lampung, Pasaman Barat, Mataram, dan Kupang. Dalam survei itu, Yayasan Lentera Anak mengamati 1.379 spanduk, umbul-umbul, poster, stiker, billboard, videotron, dan bentuk iklan luar ruangan. Tujuannya adalah mengetahui harga rokok yang dipromosikan industri rokok melalui iklan luar ruangan. (DD03)