Anies dan Prabowo Ekspansif, Ganjar Pilih Jaga Basis Suara
Strategi kampanye Anies-Muhaimin dan Prabowo-Gibran lebih banyak di basis lawan, berkebalikan dengan Ganjar-Mahfud.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI, ALBERTUS KRISNA, SRI REJEKI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim Jurnalisme Data harian Kompas menganalisis strategi kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam meraup suara pada Pemilu 2024, melalui kunjungan ke sejumlah daerah yang menjadi basis suara partai politik pendukungnya.
Hasil analisis menunjukkan, pasangan nomor urut 1 Anies-Muhaimin dan pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran lebih banyak berekspansi ke basis lawan. Sementara pasangan nomor urut 3 Ganjar-Mahfud lebih sering mempertahankan basis suara pendukungnya.
Analisis dilakukan dengan mengumpulkan data kunjungan tiga pasangan capres-cawapres ke berbagai wilayah di Indonesia yang merupakan daerah pemilihan atau dapil dalam Pemilu 2024, selama sembilan pekan (28 November 2023 sampai 29 Januari 2024). Data kunjungan masing-masing pasangan capres-cawapres tersebut kemudian
Sebuah dapil disebut sebagai basis pasangan capres-cawapres jika perolehan suara terbesar di dapil itu diraih oleh partai pendukungnya.
Misalnya, dapil Jawa Timur VIII dengan perolehan tiga besar suara diraih oleh PKB, disusul PDIP, dan Partai Golkar, maka dapil itu akan dianggap sebagai basis suara pasangan nomor urut 1 karena PKB merupakan partai pengusung pasangan Anies-Muhaimin.
Hasil analisis menunjukkan, pasangan Anies-Muhaimin dan pasangan Prabowo-Gibran lebih banyak berkampanye di dapil yang bukan merupakan basis kuat parpol pengusungnya.
Sedangkan pasangan Ganjar-Mahfud tampak memilih untuk merawat basis kekuatan mereka di berbagai daerah setelah pada awal masa kampanye berkunjung ke daerah yang bukan menjadi basis kuat partai pengusungnya.
Dari kunjungan pasangan ini ke 52 dapil, 27 di antaranya (51,9 persen) adalah basis kuat parpol pengusungnya, yakni PDI Perjuangan, PPP, Partai Hanura, PPP, dan Partai Perindo.
Sementara, untuk pasangan Anies-Muhaimin, dari kunjungan ke 60 dapil, sebanyak 11 di antaranya atau 18,3 persen adalah kunjungan ke basis kuat parpol pengusungnya, seperti Partai Nasdem, PKS, dan PKB. Taktik serupa dilakukan pasangan Prabowo-Gibran.
Dari 50 dapil yang dikunjungi, hanya 28 persen dapil yang merupakan basis parpol koalisi pengusung yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat, PSI, PBB, dan Partai Garuda.
Strategi mingguan
Jika dibedah per pekan kampanye, masing-masing pasangan menunjukkan dinamika gerakan tersendiri. Misalnya, pasangan nomor urut 1 Anies-Muhaimin yang cenderung "ofensif". Pasangan ini sejak pekan keenam atau 2 Januari 2024, mengunjungi dapil yang tidak didominasi partai pengusungnya.
Pada pekan keenam, dari semua dapil yang dikunjungi, tidak ada satu dapil pun yang menjadi basis kekuatan partai-partai pengusung Anies-Muhaimin.
Di sisi lain, Prabowo-Gibran, terlihat memilih strategi bertahan di awal dan berekspansi kemudian. Pada pekan pertama hingga keenam, proporsi kunjungan ke daerah basis lawan berkisar 60-85 persen. Namun pada dua pekan terakhir, kunjungan ke daerah lawan 90 persen lebih per pekannya.
Adapun, pasangan Ganjar-Mahfud, selama tiga pekan pertama, memilih mengunjungi dapil yang bukan lumbung suara partai pengusungnya.
Namun, setelah itu, pasangan ini terlihat memfokuskan pergerakannya ke daerah-daerah basis partai pengusung ketimbang basis pasangan lawan.
Kapten Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin), Marsekal (Purn) Muhammad Syaugi Alaydrus mengatakan, strategi kampanye yang dijalankan timnya sejauh ini dianggap berhasil meningkatkan elektabilitas pasangan nomor urut 1.
“Setiap kunjungan Pak Anies atau Pak Muhaimin ke tempat kampanye, begitu besar antusiasme masyarakat. Terbukti juga di survei bahwa kami ada kenaikan (elektabilitas),” kata Syaugi.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Ahmad Muzani menjelaskan, sebetulnya pihaknya pun berkampanye di lokasi-lokasi basis parpol pengusung sebagai cara TKN merawat basis pemilih tradisional partai.
“Dijaga dulu lah, karena merawat dan menggarap mereka ya tidak gampang tapi sedikit lebih ringan, kira-kira begitu, di daerah ini kan potensi yang kami miliki,” jelas Muzani di Jakarta, Jumat (19/1/2024).
Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid pun membenarkan, strategi teritorial yang dipilih pasangan Ganjar-Mahfud adalah menyerang di awal masa kampanye dan menjaga basis kekuatan di paruh kedua hingga akhir masa kampanye.
“Memang awal ini kami lebih ke dapil ‘pertempuran’ dulu dan kalau dilihat dari jumlah titik yang didatangi ini memang tempat pertempuran. Oleh karena itu, setelah ini, fokus kami adalah ke basis. Jadi kami akan bertempur dulu, baru kita balik ke basis,” kata Arsjad, Jumat (19/1/2024) di Jakarta.
Pengajar di Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada, Mada Sukmajati, melihat bahwa pasangan Anies-Imin berupaya mencuri suara di daerah-daerah yang sebelumnya basis pemilih Prabowo pada Pilpres 2019.
Para pemilih di daerah itu diperkirakan kecewa dengan sikap Prabowo yang kemudian memutuskan berkoalisi dengan Jokowi di pemerintahan.
Kubu Prabowo, berusaha menggarap daerah-daerah yang punya potensi besar, tetapi selama ini belum tergarap, seperti Aceh.
Di kubu Ganjar-Mahfud, pasangan ini menerapkan strategi seperti makan bubur, yakni dari pinggir dulu, seperti Nusa Tenggara Timur lalu pelan-pelan semakin ke Jawa. (SPW/XNA/EKI)