Hanya Program Terpilih yang Ditonjolkan Lewat Media Sosial
Dari sekian banyak janji pasangan capres-cawapres, apa program yang paling diunggulkan di medsos masing-masing?
Media sosial menjadi ajang pertarungan program pasangan calon presiden dan wakil presiden. Analisis Tim Jurnalisme Data Harian Kompas pada materi teks unggahan di Instagram masing-masing pasangan calon menemukan fakta adanya program-program yang paling sering disampaikan ke publik. Analisis dilakukan selama periode 28 November 2023 hingga 3 Januari 2024.
Data analisis tersebut merujuk pada akun Instagram tim atau pasangan calon Prabowo-Gibran, yakni @prabowo.gibran2; Ganjar-Mahfud, @tpnganjarmahfud; serta Anies-Muhaimin dari akun pribadi @aniesbaswedan dan @cakiminow.
Sejauh ini, Instagram menjadi media sosial ini yang paling sering digunakan warga (30,51 persen) setelah Facebook (60,24 persen), menurut Survei Penetrasi dan Perilaku Internet 2023 oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Selain itu, Instagram juga digunakan 66,2 persen anak muda untuk mendapatkan informasi politik, berdasarkan survei Katadata Insight Center pada Oktober 2023.
Pada Pemilu 2024, generasi muda menempati kelompok terbesar calon pemilih (56,45 persen). Mereka terdiri dari kelompok generasi milenial (rentang usia 27-42 tahun) dan generasi Z (17-26 tahun).
Menarget petani
Analisis Kompas dari 433 unggahan Instagram @aniesbaswedan dan @cakiminow menemukan fakta bahwa kedua akun paling banyak menyampaikan janji terkait petani, yakni ketersediaan pupuk dengan frekuensi kemunculan 12 kali. ”Ikut memanen kol dan ngobrol santai dengan para petani di Pangalengan, sambil menyerap aspirasi dari mereka,” tulis Anies pada akun Instagramnya pada Kamis (30/11/2023).
Isu berikutnya yang terbanyak dimunculkan oleh pasangan calon ini di Instagram adalah pendidikan sebanyak 8 kali, terkait nelayan 7 kali, penciptaan lapangan kerja 6 kali, dan pesantren 5 kali.
Setiap kunjungan, ada tiga masalah yang selalu disampaikan petani, pertama pupuk, kedua pupuk, ketiga pupuk
Kapten Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin), Marsekal Madya (Purn) Muhammad Syaugi Alaydrus, meyakini langkah ini sejalan dengan kondisi warga Indonesia yang sebagian besar adalah petani. Selama berkunjung ke daerah-daerah, salah satu persoalan yang sering diungkapkan warga adalah sulitnya memperoleh pupuk.
”Setiap kunjungan, ada tiga masalah yang selalu disampaikan petani, pertama pupuk, kedua pupuk, ketiga pupuk,” kata Syaugi, Jumat (19/1/2024), di rumah pemenangan Timnas Amin, Jakarta.
Makan siang gratis
Dari 112 unggahan akun @prabowo.gibran2, program pemberian makan siang dan susu gratis untuk anak sekolah dan bantuan gizi untuk ibu hamil mengungguli jumlah penyebutan program lain, yakni hingga 10 kali. Bandingkan dengan program lain, seperti pencegahan dan pemberantasan korupsi yang masing-masing hanya disebut 3 kali dan pemeriksaan kesehatan gratis yang disebut 2 kali.
Program makan siang dan susu gratis untuk anak-anak serta ibu hamil akan beredar di desa, kecamatan, kabupaten, kota, dan seluruh provinsi di Indonesia
”Program makan siang dan susu gratis untuk anak-anak serta ibu hamil akan beredar di desa, kecamatan, kabupaten, kota, dan seluruh provinsi di Indonesia,” tulis akun resmi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, @prabowo.gibran2.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ahmad Muzani, menilai, masyarakat suka jika program-program pengentasan kemiskinan di masa pemerintahan Presiden Jokowi dilanjutkan. Namun, jika program yang ditawarkan sama saja dengan program yang sudah berjalan, daya kejutnya kurang kuat.
”Program makan siang gratis itu daya kejutnya bagus sekali karena hal baru. Cuma harus ada variasi dalam menjelaskan. Jangan sampai dianggap hanya makan siang saja dan minum susu,” kata Muzani, Jumat, di Jakarta.
Pemberantasan korupsi
Dari 432 unggahan akun @tpnganjarmahfud, tema yang mendominasi adalah pemberantasan korupsi, kolusi. dan nepotisme (KKN) sebanyak 34 kali, diikuti kesejahteraan petani 13 kali, dan KTP Sakti sebanyak 12 kali. ”Kalau KKN disikat, pungli disikat, mafia hukum disikat, maka lapangan kerja akan terbuka, investasi tidak takut,” tulis akun @tpnganjarmahfud.
Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid, mengatakan, ada penekanan khusus pada KTP Sakti di berbagai kanal kampanye pasangan calon nomor urut 3 tersebut. Sebab, jika diimplementasikan, kebijakan KTP Sakti ini dapat menyentuh berbagai kalangan masyarakat di berbagai persoalan.
”Karena di situ KTP Sakti dapat menyentuh petani, nelayan, buruh, menyentuh masalah kesehatan, perizinan usaha, dan semuanya. Bisa dibilang ini adalah front end-nya, yang akan didukung back end dalam wujud Satu Data Indonesia,” kata Arsjad.
Karena di situ KTP Sakti dapat menyentuh petani, nelayan, buruh, menyentuh masalah kesehatan, perizinan usaha, dan semuanya. Bisa dibilang ini adalah front end-nya, yang akan didukung back end dalam wujud Satu Data Indonesia
Instagram ceruk milenial
Memfokuskan pada isu pupuk dan pertanian pada umumnya, agaknya dilakukan pasangan calon 1 untuk meraih simpati dari kalangan petani di perdesaan. Meskipun basis pemilih Muhaimin (PKB) di perdesaan, basis pemilih Anies berada di perkotaan.
Walaupun demikian, menurut Mada Sukmajati, pengajar di Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada, menggaungkan isu pertanian di media sosial, termasuk Instagram dinilai kurang pas mengingat sejauh ini pengguna medsos terbesar adalah kaum muda, tinggal di perkotaan, dengan tingkat pendidikan relatif tinggi.
”Seharusnya isu-isu yang dibawa di medsos bisa lebih menyasar mereka. Tidak berarti isu pupuk ini tidak bagus, hanya tidak pas. Apalagi kalau bicara undecided voter,” kata Mada yang dihubungi, Kamis (25/1/2024).
Media sosial sebenarnya menjadi ring pertarungan memerebutkan suara calon pemilih yang belum menentukan pilihan. Sebagian besar dari kelompok ini adalah generasi Z dan milenial. Isu yang lebih menarik di kalangan mereka lebih banyak soal lapangan kerja dan kesejahteraan. ”Kelompok tani masih lebih menyukai tatap muka langsung karena lebih merasa di-wongke ketimbang lewat Instagram,” kata Mada.
Adapun pasangan calon 2 agaknya lebih mengembangkan corak populisme dalam kampanyenya dengan menjanjikan pemenuhan kebutuhan yang langsung bisa dikonsumsi. Pasangan calon ini dinilai lebih memilih memberi ikan ketimbang kail dengan harapan akan lebih menarik calon pemilih.
”Ciri program populis adalah masyarakat diberikan kemudahan dan tidak perlu berusaha lebih keras untuk mendapatkan kebutuhannya. Ciri lain, program populis sulit untuk diterjemahkan detailnya,” kata Mada.
Ia juga melihat, pemilihan program semacam ini dipengaruhi oleh nostalgia Prabowo pada Orde Baru yang banyak menggelar program populis yang bersifat patronase, seperti bantuan langsung atau program inpres. Nostalgia itu kemudian direplikasi pada konteks kondisi masa kini.
Program populis semacam ini, menurut Mada, biasanya berhasil memainkan sentimen sesaat. Dalam hal ini terhadap kelompok perempuan dan kalangan pesantren, dengan harapan kelompok ini nantinya dapat memberi pengaruh untuk mobilisasi dukungan suara.
Isu ini bisa dirangkai dengan nepotisme, skandal MK, dan netralitas pejabat publik, seperti penggunaan fasilitas negara dan mobilisasi aparatur negara untuk pasangan calon 2.
Isu sikat KKN yang paling banyak diunggah pada Instagram pasangan calon 3, menurut Mada, menunjukkan pesan yang mereka ingin sampaikan bahwa dalam dua periode pemerintahan sekarang ini KKN bukan menjadi prioritas penanganan sehingga berdampak akut terhadap upaya pemberantasan korupsi, termasuk di internal KPK, seperti isu pungutan liar kepada tahanan KPK.
”Isu ini bisa dirangkai dengan nepotisme, skandal MK, dan netralitas pejabat publik, seperti penggunaan fasilitas negara dan mobilisasi aparatur negara untuk pasangan calon 2,” kata Mada.