Komplotan pencuri sepeda motor memanfaatkan tempat-tempat yang mudah dijangkau jaringan penadah. Cara ini dipakai untuk mengelabui perhatian publik dan kejaran polisi.
Oleh
ADITYA DIVERANTA, INSAN ALFAJRI, RHAMA PURNA JATI, IRENE SARWINDANINGRUM, ANDY RIZA HIDAYAT
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Komplotan pencuri sepeda motor memanfaatkan area parkir rumah sakit, ruko, dan rumah kontrakan sebagai tempat menyembunyikan sepeda motor hasil curiannya. Tempat-tempat itu dipakai sebelum motor curian didistribusikan kepada penadah.
Sindikat pencurian motor ini terdiri dari pemetik atau mereka yang bertugas mengambil motor dari korban, joki, dan penadah. Jaringan pemetik menyerahkan hasil kejahatannya kepada joki. Selanjutnya, joki, yang berperan sebagai perantara, mengantar ke tempat yang disepakati jaringan penadah.
Salah seorang pencuri, Ongki (25), bersama komplotannya menggunakan parkiran rumah sakit swasta di Pluit, Jakarta Utara sebagai tempat penyimpanan motor hasil curiannya. Parkiran tersebut dipakai untuk menyimpan motor curian atas permintaan penadah dari Karawang, Jawa Barat.
”Penadahnya bawa joki. Nanti pas mengambil motor, ada di rumah sakit. Nanti ke situ penadahnya, langsung ke rumah sakit,” kata Ongki.
Tim Investigasi Harian Kompas mendalami cerita Ongki dengan mendatangi lokasi parkiran. Motor curian Ongki terekam kamera pengawas pengelola parkiran rumah sakit, Sabtu (12/8/2023).
Dari rekaman terlihat seorang berperawakan gempal membawa motor Honda Vario merah ke area parkir, pada 2 Juli 2023 pukul 06.27.
Orang itu mengambil tiket parkir, lalu meninggalkan motor di sana. Gerak-geriknya mirip pengguna sepeda motor lain yang parkir di tempat itu. Sepintas, orang awam tidak akan mengira pria itu membawa motor curian.
Pada hari yang sama, orang yang sama mengendarai motor curian masuk ke parkiran lagi pukul 12.00. Dia lantas keluar ke arah jalan raya tanpa mampir ke area dalam rumah sakit.
MR (24), petugas parkir setempat, menyaksikan pria itu memarkir sepeda motor. Tak ada kecurigaan kepada orang yang memarkirkan dua motor sekaligus. Sebab, orang itu menyaru di antara pengendara lain.
"Nanti pas mengambil motor, ada di rumah sakit. Nanti ke situ penadahnya, langsung ke rumah sakit.” (Ongki, Pencuri sepeda)
MR baru tahu ada motor curian di parkiran tersebut setelah polisi mendatangi lokasi sekitar pukul 22.00. Saat itu polisi bermaksud mengambil barang bukti motor curian. ”Jadi, polisi sudah bawa tersangka di mobil di depan. Mereka menunjukkan kalau kunci sudah rusak. Saya mencoba sendiri dengan kunci saya sendiri, juga bisa nyala. Akhirnya kami perbolehkan ambil, tetapi tetap harus bayar parkir sekitar Rp 30.000,” katanya.
Para petugas lalu berkeliling area parkir dan menemukan satu lagi sepeda motor yang diduga curian. Mereka mengenali dari kunci yang rusak.
Pengawasan area parkir rumah sakit tersebut terlihat longgar. Di area itu, tak ada mekanisme cek surat-surat bagi kendaraan yang masuk dan keluar. ”Kami tidak memeriksa satu-satu kendaraan yang masuk. Sistem pengamanan kami hanya mencocokkan kendaraan yang keluar sama dengan yang masuk,” kata MR. Jika karcis parkir hilang, petugas baru meminta surat-surat kendaraan dari pengguna.
Ruko kasur busa
Selain parkiran rumah sakit, kelompok pencuri juga memanfaatkan ruko penjual kasur busa sebagai tempat menyimpan motor curian. Hal itu terungkap setelah polisi menyergap mobil pikap berisi motor curian yang sebelumnya berangkat dari ruko kasur busa.
Jaka, sopir mobil pikap, kedapatan membawa motor hasil curian dari ruko kasur busa. Saat penangkapan, motor curian disembunyikan pada bak mobil dengan ditutupi susunan kasur busa lalu ditutupi terpal.
Penampakan ruko dari luar dipenuhi dengan stok busa dan kasur, Jumat (11/8/2023). Sejumlah motor terparkir di depan ruko. Penyimpanan motor curian diketahui melibatkan Asrofi (28), pegawai yang bekerja di ruko itu. Asrofi diketahui menginap dan sering menerima titipan motor milik teman-temannya.
Leri, pemilik usaha kasur busa, membenarkan Asrofi bekerja di tempatnya selama dua setengah tahun terakhir. Asrofi sudah lama menginap di sana bersama teman-temannya.
Leri membenarkan ada teman Asrofi yang sering menitipkan motor di rukonya. Namun, motor-motor yang dititipkan punya surat-surat kendaraan lengkap. Motor yang dititipkan itu kemudian diangkut ke luar kota.
Leri tidak tahu sama sekali jika motor-motor yang dititipkan teman Asrofi hasil pencurian. Jika memang benar, dia menduga itu usaha teman Asrofi yang biasa menginap di ruko. Dia tidak yakin penyimpanan motor curian di rukonya inisiatif Asrofi sendiri.
”Saya tahunya jam 08.00 dikabari ada karyawan saya dibawa polisi. Mungkin temannya (yang main curanmor). Aktivitas karyawan di sini, setelah mereka menyiapkan pesanan kasur, malamnya pesan mobil. Mungkin motor-motor itu diangkut mobil itu ke sini,” jelas Leri.
Acep Zainudin, petugas satpam di kompleks ruko, menjadi saksi penggerebekan ruko itu, Sabtu (5/8) dini hari. Polisi menangkap tiga orang dari ruko itu.
Menurut Acep, aktivitas pengangkutan sepeda motor di ruko sudah berlangsung dua tahun terakhir. Adapun motor yang paling sering diangkut dari sana, antara lain Honda Vario dan Honda Beat. Sebelum penggerebekan, dia ingat ada enam motor yang diangkut dari ruko itu.
Kepala Polsek Tambora Komisaris Putra Pratama yang menangani kasus itu mengatakan, cara komplotan menyimpan motor curian di tempat umum dilakukan untuk menyamarkan kejahatan mereka. Pada penyidikan sebelumnya, diketahui Jaka dan Asrofi sengaja menutup muatan motor curian dengan kasur yang ada di ruko. ”Di sana ditemukan ada mobil bak terbuka yang membawa kasur. Di dalam mobil itu juga ada motor curian lagi,” ungkap Putra.
Di sana ditemukan ada mobil bak terbuka yang membawa kasur. Di dalam mobil itu juga ada motor curian lagi,
Rumah kontrakan
Selain parkiran dan ruko, rumah kontrakan juga menjelma sebagai tempat penyimpanan motor curian komplotan Sam (33). Hal ini terungkap saat polisi menggeledah rumah kontrakan di Kelurahan Neroktog, Pinang, Tangerang, Banten, Kamis (4/5/2023).
Aktivitas mencurigakan sebenarnya sudah dilaporkan warga setempat. Adam, warga pemilik warung di seberang rumah kontrakan, saat itu melihat mobil pikap yang mengangkut motor pada pertengahan April 2023. Pengangkutan motor itu terlihat lagi sekitar dua pekan kemudian.
”Saya sudah curiga itu maling, tapi tidak mau sembarangan nuduh. Waktu itu saya catat dan lapor ke Pak RT,” katanya saat ditemui, Rabu (23/8).
Kontrakan itu memiliki satu gerbang di depan dan terdiri atas empat petak kamar yang menyatu. Bagi orang yang melintas, agak sulit melihat ke arah kontrakan karena areanya tertutup.
Setelah mendalami informasi dari kesaksian warga, tim mendatangi rumah kontrakan itu. Di sana masih tersisa bekas-bekas oli dan suku cadang sepeda motor. Saat dihuni Sam dan komplotannya, warga setempat sering mendengar suara alat gerinda.
Kesaksian Wahidin, Ketua RT setempat, mayoritas kamar kontrakan itu dihuni warga asal Lampung. Sejak menempati kontrakan sekitar awal Maret lalu, mereka tidak pernah melaporkan identitas siapa saja yang menginap di sana.
Sri Rahayu, pemilik rumah kontrakan, tidak mengawasi adanya aktivitas di sana seperti apa. Dia hanya mengenal Solihin, penghuni yang dipercaya dan menempati kontrakan paling awal. Yang dia tahu, ada kumpulan penghuni lain asal Lampung yang ikut menempati hunian tersebut. ”Waktu itu setelah menempati kontrakan, saya minta dia melapor ke Pak RT. Tahu-tahu ada penangkapan pencuri motor,” ucap Sri.