Bisakah Tanaman Membersihkan Udara dalam Ruangan?
Tanaman mungkin tidak mampu menyaingi kemampuan mesin dalam membersihkan udara. Namun, dampak positif kehadiran tanaman dalam ruangan secara psikis telah terbukti.

Penulis skenario Swastika Nohara merawat tanaman hias di rumahnya, Rabu (23/2/2021). Pada masa pandemi ini, kian banyak warga yang memelihara tanaman hias sebagai hobi baru di rumah.
Di tengah meningkatnya polusi udara perkotaan di Indonesia, warga makin sering harus berdiam di rumah, menghindari paparan udara yang kotor. Hal ini memicu ketertarikan masyarakat untuk menata ruangan tempat tinggalnya senyaman mungkin.
Keberadaan tanaman hias dalam ruangan akhir-akhir ini sering menjadi pilihan bagi warga urban yang mendambakan nuansa alam menyegarkan di ruang huniannya.
Winda (42), warga Jakarta Barat, sudah 6 tahun ini meletakkan puluhan pot tanaman hias di apartemennya. Pot tanaman sirih, pandan, lidah buaya, sansevieria, dan monstera diletakkan di balkon, merambat di tangga menuju mezanin, samping lemari dapur, hingga beberapa tersebar di meja dan rak yang ada di rumahnya.
Kompas menghitung ada sekitar 40-an pot yang ada di apartemen studio-mezanin berukuran 22 meter persegi. Saat pintu apartemennya dibuka, suasana hijau memang langsung terasa dan terkesan ”adem”.
Baca juga:Paparan Polutan pada Pekerja di Dalam atau di Luar Ruangan Sama Terpapar Polutan

Pot tanaman hias di balkon Apartemen Winda di kawasan Jakarta Barat, Rabu (23/08/2023). Tanaman hias lainnya juga diletakkan di samping lemari dapur, dibiarkan merambat di tangga menuju mezanin, hingga beberapa tersebar di meja dan rak yang ada di apartemennya
Saat menempati apartemen ini, dia langsung membeli beberapa tanaman dan menaruhnya di setiap sudut rumah. ”Aku memelihara banyak tanaman karena memanusiakan ruang kecil ini, biar gak terlihat penuh beton,” kata Winda saat ditemui Kompas pada akhir Agustus 2023 lalu di kawasan Jakarta Barat.
Winda juga mempunyai hobi memelihara tanaman sejak dulu. Jadi, di manapun dia tinggal ingin dikelilingi tanaman. ”Aku memelihara tanaman, ya, karena aku gak bisa hidup tanpa tanaman. Itu alasan utamanya,” kata karyawan swasta yang juga hobi memelihara ikan ini.
Winda merasa setelah menaruh banyak tanaman di apartemennya, suhunya terasa menurun. ”Jadi, lebih adem dan seger rasanya,” katanya.
Winda mengakui, adanya banyak tanaman di dalam rumah tidak akan menyaring polusi dalam rumah. ”Tanaman-tanaman ini lebih untuk menambah oksigen, enggak bisa untuk menyaring debu dan polutan dalam rumah,” ucap Winda.
"Kemampuan pembersihan udara tanaman dalam ruangan ini bisa digolongkan sangat rendah. Sebagai konteks, kemampuan alat pemurni udara dapat mencapai 100 m3 per jam"
Kurang efektif kurangi polusi
Bryan E Cummings dan Michael S Waring, ilmuwan dari Universitas Drexel, Amerika Serikat, meneliti 12 studi yang telah diterbitkan tentang kemampuan tanaman hias dalam mengurangi senyawa organik volatil (VOC) di udara.
VOC adalah senyawa berbahaya yang dikeluarkan oleh produk pembersih, penyegar udara, dan proses memasak. VOC adalah salah satu komponen polutan udara selain debu partikulat (particulate matter) berukuran mikro, seperti PM 2,5 dan PM 10.
Dari 12 studi tersebut, Cummings dan Waring mengubah setiap temuan menjadi sebuah metrik yang disebut Clean Air Delivery Rate (CADR) atau Tingkat Penyaluran Udara Bersih.
Angka CADR merepresentasikan seberapa banyak udara yang dibersihkan dalam satu periode waktu. Satuan yang digunakan adalah meter kubik per jam (m3 per jam).
CADR biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan air purifier atau alat pemurni udara dalam membersihkan udara dalam ruangan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F01%2F10%2F7735d709-6f0d-4161-83ea-193444d3feaa_jpg.jpg)
Septian memperlihatkan tanaman hias Anthurium magnivicum verde atau lebih dikenal dengan kuping gajah di green house miliknya di kawasan Pinang, Kota Tangerang, Banten, Senin (10/1/2022). Tanaman tersebut dijual melalui daring melalui lokapasar dan media sosial.
Dalam hasil studi yang dipublikasikan oleh Journal of Exposure Science and Environmental Epidemiology pada 2019 lalu, ditunjukkan bahwa ternyata kemampuan satu tanaman hias untuk membersihkan udara dalam ruangan tergolong sangat rendah.
Dari 196 angka CADR yang disaring dari 12 studi tersebut, angka tengahnya adalah 0,023 m3 per jam dengan rata-rata 0,062 m3 per jam.
”Kemampuan pembersihan udara tanaman dalam ruangan ini bisa digolongkan sangat rendah. Sebagai konteks, kemampuan alat pemurni udara dapat mencapai 100 m3 per jam,” tulis Cummings dan Waring.
Jika kemampuan rata-rata tanaman dalam membersihkan udara adalah sebesar 0,062 m3 per jam, maka Kompas menghitung bahwa dibutuhkan antara 1.600 dan 4.300 tanaman untuk bisa menyamai kemampuan alat pemurni udara.
Dari hasil studinya, Cummings dan Waring juga menunjukkan bahwa rumah dengan luas 140 m2 membutuhkan 680 tanaman atau sekitar 4,9 tanaman per m2 untuk memiliki kemampuan menghilangkan polutan hanya sepersepuluh dari aliran udara bangunan biasa.
Jika menggunakan kepadatan tanaman yang sama, untuk apartemen Winda yang berukuran 22,68 meter persegi diperkirakan membutuhkan sekitar 110 tanaman.
”Menaruh tanaman sebanyak ini di seluruh bangunan tentu saja tidak mungkin,” tulis Cummings dan Waring.

Pemandangan apartemen perumahan (kiri) dan hotel Oasia, Singapura, dengan fasadnya yang dilapisi tanaman hijau, Selasa (19/6/2018).
Pakar arsitektur berkelanjutan Universitas Merdeka Malang, Nurhamdoko Bonifacius, mengatakan, bergantung pada paparan polusi yang terjadi di lingkungan tempat tinggal, alat pemurni udara bisa menjadi kebutuhan.
Namun, agar alat pemurni udara dapat bekerja secara efisien, ruangan tidak boleh ”bocor” agar udara yang bersih tidak hilang sia-sia.
”Oleh karena itu, ruangan harus lebih kedap udara. Cara praktis yang bisa dilakukan adalah dengan memasang seal karet pada setiap pintu dan jendela,” katanya.
Kebutuhan energi listrik untuk alat pemurni udara pun dapat menggunakan sel surya atau PLTS atap (pembangkit listrik tenaga surya).
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F09%2F08%2Faf4675ba-795e-4449-be62-19db47885b15_jpg.jpg)
Pengunjung melihat stan yang mengusung konsep desain hijau saat Decoration & Interior Expo 2023 di Grand City, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/9/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Bonifacius juga menyebut, meningkatnya polusi udara yang tinggi juga menunjukkan ada persoalan yang perlu ditangani oleh dunia arsitektur mengenai menjaga kesehatan ruang hidup masyarakat.
Kolaborasi multidisiplin antara arsitektur dan kesehatan masyarakat harus menjadi arah yang mulai dijajaki di Indonesia. Menurut dia, riset bersama di antara dua bidang ini perlu mulai dipertimbangkan.
”Ini membuka lanskap penelitian baru yang menitikberatkan pada desain bangunan yang mengutamakan kesehatan penghuninya,” kata Bonifacius.
"Oleh karena itu ruangan harus lebih kedap udara. Cara praktis yang bisa dilakukan adalah dengan memasang seal karet pada setiap pintu dan jendela"
Kurangi stres
Meski demikian, bukan berarti tanaman dalam ruangan tidak memiliki sisi positif apa pun. Para peneliti berpendapat, tanaman indoor bisa membantu menciptakan suasana ruangan yang lebih alami dan nyaman, yang pada gilirannya bisa meningkatkan kondisi well-being atau kesejahteraan orang yang berada di dalamnya.
Bonifacius juga menambahkan, dari sejumlah riset yang ia terlibat, keberadaan tanaman dalam ruangan memiliki sejumlah peran positif, yakni keindahan alami lingkungan, taman indah di lahan terbatas, polusi udara tereduksi, kadar oksigen meningkat, menahan panas dari luar, serta mengurangi efek tampias hujan.
”Interior plants bermanfaat untuk daerah perkotaan yang penduduknya padat,” kata Bonifacius.
Efek relaksasi yang dinikmati oleh Winda di antara rerimbunan tanaman di apartemennya sesungguhnya memang sesuatu yang ilmiah.
Penelitian yang dilakukan Tina Bringslimark dan Grete G Patil dari Department of Plant and Environmental Sciences, Norwegian University of Life Sciences serta Terry Hartig Institute for Housing and Urban Research, Uppsala University Swedia, mengkaji 21 penelitian sebelumnya yang membahas tentang manfaat tanaman dalam ruangan untuk kesehatan psikologis.
’Interior plants’ bermanfaat untuk daerah perkotaan yang penduduknya padat.
Bringslimark dan kawan-kawan menyatakan bahwa metodologi 21 penelitian sebelumnya terlalu beragam untuk dapat disimpulkan dengan pasti pengaruh positif tanaman dalam ruangan terhadap kondisi psikologi manusia.
Namun, secara garis besar, sejumlah studi itu memang menunjukkan kecenderungan bahwa tanaman dalam ruangan mampu memberikan manfaat psikologis yang positif.
Dalam hasil penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Environmental Psychology pada 2009 tersebut menyimpulkan bahwa ada sejumlah teori yang dapat menjelaskan manfaat tanaman dalam ruangan terhadap kesehatan mental.
Salah satu studi yang dibahas oleh Bringslimark adalah berkurangnya sebuah aktivitas otak tertentu yang menjadi penanda tingkat stres manusia. Subyek penelitian tersebut berada di lingkungan dengan bunga geranium dibandingkan dengan di lingkungan tanpa tanaman.

Beragam tanaman hias dijual di kawasan Graha Raya, Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (17/2/2021). Tren tanaman hias dimanfaatkan pedagang sebagai peluang bisnis untuk membuka kios tanaman hias yang kian menjamur di kawasan ini.
Bahkan, keberadaan tanaman dalam ruangan disebut dapat mengalihkan perhatian subyek hingga akibatnya dapat meningkatan toleransi terhadap rasa sakit. Teori ini didukung empat dari 21 studi yang dibahas Bringslimark dan kawan-kawan.
”Empat studi ini menemukan bahwa mereka yang berada dekat dengan tanaman dapat teralihkan perhatiannya dari rasa sakit eksternal,” tulis Bringslimark.
Studi lain yang dibahas oleh Bringslimark dan kawan-kawan adalah kemampuan tanaman dalam ruangan untuk memulihkan kemampuan konsentrasi otak yang mungkin sudah lelah.
Disebut, keberadaan tanaman dalam ruangan dapat efektif mengurangi rasa lelah berkonsentrasi. Namun, ini hanya efektif ketika si subyek menikmati tanaman di saat istirahat, bukan di saat bekerja.
”Penelitian-penelitian yang kami tinjau menunjukkan bahwa tanaman dalam ruangan dapat memberikan manfaat psikologis, seperti pengurangan stres dan peningkatan toleransi terhadap rasa sakit bagi orang yang beraktivitas di ruangan tersebut,” tulis Bringslimark, Patil, dan Hartig.
Tanaman mungkin secara teknis tidak dapat melindungi kita dari polusi dalam ruangan. Namun, tidak ada salahnya menikmati secuil alam di tengah-tengah belantara perkotaan yang kian jenuh asap beracun. Seperti yang ingin dinikmati Winda dengan taman kecilnya di dalam apartemen.