Para pelaku usaha lokal tidak rasis atau membenci warga negara tertentu, karena orang asing adalah penggerak perekonomian Bali. Mereka hanya minta pemerintah tegas menegakkan aturan bagi WNA pelanggar izin.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA, FAJAR RAMADHAN, DHANANG DAVID ARITONANG, HARRY SUSILO
·5 menit baca
TIM KOMPAS
Gabriel, warga negara Perancis, sedang memotret klien di Kabupaten Badung, Bali, April 2023 lalu. Gabriel bekerja sebagai fotografer secara ilegal di Bali karena mengantongi KITAS investasi.
Seabrek pembatasan pergerakan selama pandemi Covid-19 merontokkan rezeki pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah Pulau Bali. Baru mulai bangkit akhir 2022 saat virus menjinak, warga lokal Bali terancam terempas lagi akibat orang asing ikut berbisnis dan merebut pasar.
I Made Wira Atmaja (35) mengakses aplikasi percakapan Telegram, lalu membuka satu grup yang unsur namanya menggunakan aksara Rusia. Di antara pesan-pesan yang sebagian besar juga berbahasa Rusia, perhatiannya tertuju pada satu pesan dari admin grup.
"Ngancurin harga itu,” ucap pemilik bisnis penyewaan sepeda motor itu menunjuk tulisan “Price 2,1 mln month” saat dijumpai di rumahnya di Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung, awal April silam. Rental motor tersebut menawarkan Honda PCX 160 keluaran 2022 dengan tarif sewa Rp 2,1 juta per bulan, jauh lebih rendah dari standar rental milik lokal.
Wira mencontohkan, ia menyewakan PCX tahun 2022 seharga Rp 3 juta per bulan, dan PCX 2020 atau 2021 seharga Rp 2,8 juta per bulan. Berdasarkan standar tarif Perhimpunan Rental Motor Bali (PRM Bali), PCX 160—tanpa menyebut tahun keluaran—dipatok Rp 3 juta per bulan.
RIAN SEPTIANDI
Warga negara asing mengendarai sepeda motor di Canggu, Bali, Senin (24/4/2023)
Wira, salah satu pendiri PRM Bali curiga, bisnis penyewaan perusak harga tadi dioperasikan warga negara Rusia. Dengan demikian, si pemilik rental tersebut punya keunggulan, yaitu lebih mudah berkomunikasi dan menggaet pengunjung yang senegara. Turis Ukraina pun bisa terpikat karena paham Bahasa Rusia.
Orang Rusia dan Ukraina memang jadi target pasar para pebisnis sewa motor karena banyak yang tinggal dalam jangka waktu panjang di Bali, bahkan sejak wabah Covid-19. “Terus terang, waktu pandemi, kalau enggak ada (turis) Rusia dan Ukraina, Bali itu sudah kelaparan,” ujar Wira.
Saat pandemi Covid-19 melanda tahun 2020 hingga pertengahan 2022, bisnis-bisnis UMKM terpuruk. Wira mesti menjual 70-an unit motor serta merumahkan sejumlah karyawan.
Pemerintah melonggarkan izin masuk Bali bagi WNA mulai 2022, dan dampak positif bagi para pelaku usaha mulai dinikmati pada pertengahan tahun. Di akhir 2022, ia sampai menerima lebih dari 300 pesanan sehingga ia bekerja sama dengan pengusaha rental motor lain untuk memenuhi permintaan. Bersamaan dengan itu, bisnis rental motor oleh WNA terpantau masif.
JOHANES GALUH BIMANTARA
Pemilik usaha persewaan sepeda motor Family Rental, I Made Wira Atmaja, saat dijumpai di Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (6/4/2023).
Pendapatan turun
Pada April 2023, hanya 130-an motor Wira yang disewa sedangkan selebihnya dikandangkan. Pemasukannya kini rata-rata Rp 2 juta per hari, sedangkan akhir tahun lalu bisa Rp 5 juta per hari.
Bulan April memang masuk periode low season kunjungan turis asing, tetapi Wira yakin seharusnya motor yang keluar garasi jauh lebih banyak lagi. Indikatornya, jalan-jalan di daerah Canggu kerap macet, dan banyak motor yang dikendarai orang asing.
Mereka datang hanya sebagai turis, tapi cari duit di sini. Kecuali dia legal, berarti dia bayar pajak(Harry Adrianto, fotografer selancar)
Berdasarkan data Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali, hingga 30 April terdapat 12.000-an orang Rusia pemegang izin tinggal, dengan jenis izin tinggal kunjungan (lama tinggal bisa diperpanjang hingga 180 hari), izin tinggal terbatas (satu tahun dan bisa diperpanjang), serta izin tinggal tetap (lima tahun).
Konsumen Wira 100 persen WNA, dan 60 persen di antaranya merupakan orang Rusia. Masuk akal jika banyak wisatawan Rusia yang lantas kepincut untuk menjalankan bisnis serupa di Bali.
RIAN SEPTIANDI
WNA Melanggar Peraturan Lalu Lintas di Canggu, Bali, Senin (24/4/2023)
Kompas menelusuri bisnis rental motor yang 100 persen modalnya milik dua WN Rusia. Admin grup Telegram untuk layanan penyewaan tersebut hanya mau berkomunikasi dengan sesama orang yang fasih berbahasa Rusia. Setelah harga disepakati dan konsumen mengirimkan data paspor, motor diantarkan ke lokasi konsumen oleh seorang warga Rusia.
Wira dan kawan-kawan sesama pengusaha rental motor lokal mengaku tidak membenci warga negara tertentu, karena orang asing adalah penggerak perekonomian. Para pengusaha UMKM hanya minta pemerintah tegas menegakkan aturan bagi WNA pelanggar izin.
Keberadaan WNA yang diduga menjalankan aktivitas ekonomi ilegal di Bali turut merugikan para fotografer selancar yang tergabung dalam komunitas Indo Water Shots. Sejak dibentuk tahun 2020, anggota komunitas ini kerap bersinggungan dengan fotografer asing.
Harry Adrianto (34), perwakilan Indo Water Shots, berkali-kali menegur para fotografer asing tersebut agar tidak ikut memotret para peselancar untuk kepentingan komersial. Aktivitas yang mereka lakukan amat merugikan, lantaran mengambil pangsa pasar Harry dan kawan-kawan. Apalagi, fotografi selancar telah menjadi mata pencaharian utama.
RIAN SEPTIANDI
Fotografer selancar sedang memotret peselancar di Pantai Dreamland, Pecatu, Bali (20/04/2023)
"Mereka datang hanya sebagai turis, tapi cari duit di sini. Kecuali dia legal, berarti dia bayar pajak. Sementara dia dapat duit dari surfing lumayan besar," katanya.
Padahal, untuk mendapatkan klien, Harry dan teman-temannya harus menantang maut. Mereka mesti berenang ke tengah laut agar dapat memotret momen terbaik para peselancar. Itu pun belum tentu hasil jepretan mereka dibeli oleh peselancar.
Di musim sepi seperti sekarang, hasil foto mereka rata-rata dibeli oleh 2-3 peselancar perhari. Untuk satu foto, mereka mengenakan tarif sebesar 10-15 dolar AS atau Rp 148.000-Rp 222.000.
"Kalau low season kayak gini jadinya target kami peselancar pemula. Kalau ada (fotografer asing) diambil juga," katanya.
TIM INVESTIGASI KOMPAS
Gabriel, warga negara Prancis, memotret kliennya pada akhir April 2023 di Kabupaten Badung, Bali. Ia menjalankan pekerjaan sebagai fotografer komersial secara ilegal karena tidak punya izin kerja. Dokumen izin tinggal terbatas untuk investor miliknya tidak boleh untuk bekerja.
Kendati beberapa kali ditegur, keberadaan fotografer asing tak kunjung menghilang. Berbagai upaya mereka lakukan agar tetap bisa menjalankan aktivitasnya. Mulai dari bergonti-ganti akun Instagram, berpindah-pindah titik pemotretan, hingga bertransaksi secara diam-diam.
Salah satu fotografer asing asal Brazil, GN, bahkan pernah dilaporkan kepada pihak Imigrasi pada tahun 2021. Namun sepekan setelah dia dipanggil oleh petugas Imigrasi, GN kembali muncul secara terang-terangan di depan Harry dan teman-temannya.