Nilai Properti di Daerah Terdampak Banjir Turun 20 Persen
Harga jual rumah kebanjiran bisa menyusut 10 sampai 20 persen. Penyusutan harga terjadi karena kerusakan rumah serta kualitas air bersih yang buruk.
Oleh
MARGARETHA PUTERI ROSALINA, SATRIO PANGARSO WISANGGENI, ALBERTUS KRISNA, Yoesep budianto
·6 menit baca
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Sukirdhi, menembus banjir saat mengantarkan gas elpiji ke pelangganya yang terendam banjir di Panggung Lor, Semarang, Minggu (7/2/2021). Banjir yang terjadi sejak Sabtu (6/2/2021) kemarim belum sepenuhnya surut.
Bertempat tinggal di rumah yang jauh dari lokasi bencana banjir menjadi idaman bagi semua warga. Apalagi jika aksesibilitas rumah berdekatan dengan jaringan transportasi umum serta fasilitas umum dan sosial. Namun, bagi warga yang sudah terlanjur tinggal di daerah rawan banjir, jika tidak mungkin pindah, adaptasi dengan banjir yang bisa dilakukan.
Haryanto (44) warga Semarang Utara, misalnya. Dia tidak mengira rumahnya di kawasan Puri Anjasmoro tergenang banjir pada awal 2021 dan akhir 2022 lalu. Selama tujuh tahun terakhir, komplek perumahan yang berdekatan dengan pesisir utara Semarang tersebut tidak lagi menjadi daerah langganan banjir. Pemerintah Kota Semarang dan pengembang perumahan telah membangun sistem pengendalian banjir menggunakan polder dan pompa.
Setelah rumahnya kebanjiran dua kali, Haryanto menjadi trauma. Setiap kali hujan turun dia menjadi was-was dan tidak bisa tidur nyenyak.
Bahkan setelah kejadian banjir awal 2021, dia dan istrinya telah menyiapkan sebuah tas siaga bencana. "Jadi saat air mulai menggenangi carport, aku ambil koper evakuasi, dan meninggalkan rumah, bawa mobil sekalian," kata Haryanto saat dihubungi Minggu (29/01/2023).
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Warga melintasi genangan banjir saat melintasi kawasan berikat di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (3/2/2023). Hujan deras yang terjadi dalam sepekan ini meningkatkan potensi banjir di sejumlah wilayah Kota Semarang. Antisipasi dampak banjir tersebut dilakukan dengan memaksimalkan pengoperasian mesin pompa di area rawan bencana banjir.
Meski masih ada rasa trauma, dia memilih untuk bertahan di rumah yang dibelinya tahun 2014 tersebut. "Mau jual rumah, susah lakunya. Kalau pun bisa terjual, butuh tambahan banyak uang untuk membeli rumah baru lagi," keluh Haryanto.
Akhirnya Haryanto hanya bisa berharap dengan upaya pemerintah untuk menanggulangi banjir di Semarang Utara. "Rumah kebanjiran, masa gak ada solusinya dari pemerintah," jawabnya dengan nada optimis.
Mau jual rumah, susah lakunya. Kalau pun bisa terjual, butuh tambahan banyak uang untuk membeli rumah baru lagi
Nasib Haryanto tak jauh berbeda dengan Iis (52), warga Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Iis sudah 15 tahun tinggal di rumahnya sekarang dan sudah berkali-kali kebanjiran.
Setiap kali rumahnya terendam banjir, Iis dan keluarganya mengungsi ke rumah saudaranya. Bahkan dia pernah mengungsi sebulan lamanya. Dia berharap bisa segera pindah dari rumahnya. "Enggak enak tinggal di sini banjir terus. Rasanya pengen pergi dari sini cepat," katanya.
Namun karena keterbatasan biaya, dia tidak bisa dengan pindah ke daerah lain atau beradaptasi dengan membangun bangunan dua lantai, seperti tetangganya yang lain. "Ini rumah mau ditingkatkan belum punya uang. Mau pindah saya juga enggak punya uang, kalau saya cuma ngontrak di sini dari dulu sudah pergi dari sini," jelas Iis.
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Sejumlah warga berjalan kaki melintasi Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (14/3/2022).
Akhirnya dia berharap rumahnya bisa dibeli pemerintah. Menurutnya, pemerintah berencana untuk membeli rumah penduduk di Desa Citeureup yang berbatasan dengan Sungai Cikapundung untuk dijadikan kolam retensi. "Katanya rumah-rumah di sini mau dibeli pemerintah. Kayak orang-orang Ciiteung yang rumahnya dibeli pemerintah dan pindah ke Balendah dan Harjasari," kata Iis penuh harap.
Harga Turun
Keresahan Haryanto dan Iis soal sulitnya pindah dari rumah yang kebanjiran cukup beralasan. Harga pasaran properti setelah kebanjiran akan berbeda dibandingkan properti yang belum pernah kebanjiran.
Menurut Manager Interflow Property Martina Sunarti, harga rumah di Semarang setelah kebanjiran pasti turun. “Turunnya sekitar 10 sampai 15 persen. Tapi itu ya itu tergantung kondisi tawar menawar di lapangan,” jelasnya.
Meski demikian menurut Martina, menjual rumah bekas banjir atau rumah di daerah rawan banjir di Semarang tidaklah sulit. Martina pernah menjual rumah bekas di kawasan Tanah Mas yang juga langganan banjir.
"Padahal saat itu pembeli sudah tahu kalau rumah ini pernah kebanjiran setinggi 50 cm di dalam rumah. Bekas rumah banjir, sulit untuk ditutupi," jelasnya. Namun, pembeli saat itu tidak membatalkan transaksi.
KOMPAS/ALBERTUS KRISNA
Rumah warga Desa Mekarsari, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang Sarim pernah terendam banjir sangat tinggi pada 4 Desember 2022. Sarim menunjukkan bekas banjir di rumahnya ketika Kompas berkunjung ke rumahnya pada Sabtu, 4 Februari 2023.
Harga rumah bekas kebanjiran di kawasan Jabodetabek juga menurun. Menurut Direktur Benhook Property Nurul Yaqin, harga jual rumah kebanjiran bisa menyusut 10 sampai 20 persen. Penyusutan harga terjadi karena kerusakan rumah serta kualitas air bersih yang buruk. ”Penyebabnya, kerusakan lebih cepat dan biaya perawatan lebih tinggi. Kenyamanan juga enggak didapat," jelas Nurul.
Mencari rumah
Rumah bebas banjir menjadi referensi awal bagi masyarakat yang sedang mencari hunian di sebuah kota. Informasi tersebut sekarang dengan mudah bisa diakses di media online ataupun media sosial. Wilayah rawan banjir juga akan mudah diidentifikasikan sendiri oleh konsumen dengan melihat drainase, tinggi lantai rumah, hingga bekas lumpur yang menempel di tembok.
Bagaimana tips mencari rumah bebas banjir? Pertama, saat sudah menemukan lokasi dengan harga rumah terjangkau, kata lokasi dan banjir dimasukkan dalam mesin pencari Google.
Setelah berselancar di mesin pencari dan tidak menemukan pemberitaan terkait lokasi rumah dengan banjir, pastikan lagi rekam jejak banjir di kawasan itu dengan aplikasi “Google Earth Pro”.
Tidak jarang rumah sering kebanjiran karena ternyata berada di bekas urukan situ atau danau. Informasi ini dapat dicek fasilitas ‘historical imagery’ yang memungkinkan pengakses mengetahui rekaman citra satelit beberapa tahun ke belakang.
Jarak rumah dengan sungai terdekat juga dapat diukur. Fasilitas ‘ruler’ pada aplikasi Google Earth dapat memungkinkan penggunanya mengetahui jarak dan profil kelerengan dari rumah hingga sungai atau danau terdekat. Pastikan profil di antara keduanya tidak berupa cekungan yang berpotensi besar sebagai lokasi menggenangnya air.
KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS)
Foto udara klaster hunian di tengah areal persawahan di Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (16/7/2020). Pertumbuhan kawasan perumahan dan industri di Kabupaten Bekasi masih sulit dibendung. Berkurangnya lahan pertanian dan situ memperparah banjir yang tiap tahun terjadi.
Kepala Pusat Studi Bencana UGM Muhammad Anggri mengatakan, sejarah geografi perlu dikenalkan ke masyarakat. “Pemahaman geografis harus dipahami lebih luas. Contohnya di Garut ada oxbow atau sungai mati menjadi pemukiman. Topinimi atau nama daerah dengan kata rawa itu sudah mengindikasikan,” jelas Anggri.
Untuk memperkaya pemahaman masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah menyediakan laman “Inarisk” yang menginformasikan bahaya, kerentanan, kapasitas, dan risiko sejumlah jenis bencana.
Tidak jarang rumah sering kebanjiran karena ternyata berada di bekas urukan situ atau danau. Informasi ini dapat dicek fasilitas ‘historical imagery’ yang memungkinkan pengakses mengetahui rekaman citra satelit beberapa tahun ke belakang
Pengakses dapat mencari kabupaten kota terlebih dahulu, kemudian memilih jenis bencana yang hendak diamati. Jenis bencana di laman ini antara lain banjir, tanah longsor, gempa bumi, letusan gunung api, hingga tsunami.
Karena informasi soal banjir mudah diakses oleh masyarakat hal tersebut tidak pernah lagi ditanyakan oleh konsumen pada agen properti saat mencari rumah.
Nurul menyebutkan rumah di daerah banjir akan mudah diidentifikasi, apalagi kalau genangan cukup tinggi. “Kalau tergenang sekali-kali enggak akan jadi isu," tambah Nurul.
PETRUS RADITYA MAHENDRA YASA
Pengunjung berbincang dengan penjual perumahan untuk mendapatkan informasi mengenai fasilitasnya saat pameran properti di Mal Paragon, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (11/1/2021).
Konsumen rumah di Semarang menurut Martina juga jarang menanyakan soal bebas banjir. Apalagi daerah banjir di Semarang, sudah diketahui oleh semua warga Semarang. "Mereka justru mencari rumah yang dekat dengan tempat kerja, dekat dengan sekolah anak," tambah Martina.
Martina tidak menutupi jika rumah yang dijualnya ada di daerah banjir. Dia menyarankan konsumen untuk memastikan sendiri suatu daerah rawan banjir atau tidak, khususnya saat musim penghujan. "Coba muter dulu pas hujan seperti apa, apakah jalan tergenang, apakah rumah yang akan dibeli kebanjiran," jelasnya
Aturan tata ruang
Selain melihat risiko bencana, tips mencari rumah bebas banjir juga bisa dengan melihat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota setempat. Langkah ini untuk kesesuaian lokasi rumah rumah yang hendak dibeli dengan aturan tata ruang. Aturan RTRW dapat dilihat melalui laman Gistaru, milik Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang menyediakan dokumen RTRW terbaru kabupaten kota di Indonesia.
“Dari RTRW di Gistaru, masyarakat bisa memastikan kondisi lahan, apakah sesuai dengan dokumen RTRW,” jelas Ketua Departemen PWK Universitas Diponegoro Profesor Wiwandari Handayani.
Selain soal risiko bencana dan aturan tata ruang, pertimbangkan juga faktor aksesibilitas transportasi dan ketersediaan fasilitas umum. Ini mudah ditemukan di beberapa laman jual beli rumah.