Permainan Tiket di Kanjuruhan
Dugaan permainan tiket terjadi di laga Arema FC melawan Persebaya 1 Oktober 2022. Hal ini membuat jumlah penonton di Stadion Kanjuruhan jauh melebihi kapasitas sebenarnya.

Tiket penonton kelas ekonomi laga Arema vs Persebaya yang ditemukan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Senin (31/10/2022).
MALANG, KOMPAS Investigasi Harian Kompas menemukan indikasi permainan tiket laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Permainan diduga dilakukan sejak dalam proses pencetakan tiket gelang hingga distribusi lewat berbagai pintu penjualan.
Kamera CCTV Stadion Kanjuruhan merekam permainan tiket di pintu masuk. Sekitar pukul 21.00 atau satu jam setelah laga dimulai, masih ada penonton masuk ke stadion. Sebagian diperiksa tiket gelang mereka oleh petugas, tetapi sebagian lagi tak diperiksa dan dibiarkan masuk stadion.
Masuknya penonton tanpa tiket ini terjadi hampir di seluruh pintu masuk, seperti yang terjadi di salah satu pintu pukul 21.12.11. Seorang steward berinteraksi dengan penonton yang mempunyai empat teman di belakang. Setelah itu, sekelompok penonton langsung masuk ke stadion. Dua petugas pemeriksa tiket di mulut pintu tak memeriksa pergelangan tangan mereka.
Salah satu steward di Stadion Kanjuruhan mengaku meloloskan penonton tanpa tiket. “Ya ada saja. Saya ya enggak munafik. Saya juga ada keluarga saya mau nonton, masak saya suruh beli tiket? Kan ya enggak mungkin toh,” ujarnya.
Baca juga : Hasil Uji Lab : Gas Air Mata Picu Kematian
Masuknya penonton setelah babak pertama usai rentan penyelewengan. Penyebabnya, petugas penghitung tiket (checker) Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Malang sudah meninggalkan pintu. Mereka hanya menghitung jumlah penonton bertiket dari dua jam sebelum pertandingan hingga babak pertama usai. “Setelah babak pertama usai, tak ada penonton masuk karena pintu sudah ditutup steward,” ujar Kepala Bidang Penagihan, Pemeriksaan, dan Pengendalian Operasi Bapenda Kabupaten Malang Trias Ardhi Yudana.

Tangkapan layar video CCTV Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, ini merekam permainan tiket di pintu masuk. Ada sejumlah penonton masuk tanpa menunjukkan tiket gelang ke petugas.
Hasil pemeriksaan berita acara Bapenda Kabupaten Malang mengungkap, pendapatan Arema FC dari penjualan tiket untuk laga itu Rp 2,27 miliar. Dokumen itu diteken Kepala sub Bidang Pengendalian Operasional Bapenda Kabupaten Malang Dimas Agung Prabowo dan Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema FC Abdul Haris.
Hasil penjualan tiket saat itu tertinggi selama lima tahun terakhir. Ini hasil penjualan 42.516 lembar tiket. Adapun total tiket yang dicetak dan dilaporkan pada laga itu sebanyak 43.000. Jumlah ini melebihi kapasitas Stadion Kanjuruhan sebanyak 38.054 orang.
Masuknya penonton tanpa tiket ini terjadi hampir di seluruh pintu masuk, seperti yang terjadi di salah satu pintu pukul 21.12.11. Seorang steward berinteraksi dengan penonton yang mempunyai empat teman di belakang. Setelah itu, sekelompok penonton langsung masuk ke stadion. Dua petugas pemeriksa tiket di mulut pintu tak memeriksa pergelangan tangan mereka
Sebagian suporter meragukan jumlah tiket yang terjual itu. HM (20), suporter di tribune selatan Stadion Kanjuruhan, nyaris tidak bisa masuk ke stadion. Penyebabnya, kondisi tribune sudah penuh sesak. Bahkan, HM tidak bisa duduk karena penonton berdempet-dempetan. “Dalam area satu meter persegi, bisa ada tiga sampai empat orang,” katanya.
Kepadatan stadion terkonfirmasi dari keterangan mantan Kepala Polres Malang Ajun Komisaris Besar Polisi Ferli Hidayat ke Komnas HAM yang menyebut, banyak penonton yang mempunyai tiket tetapi tidak bisa masuk stadion. Kompas menganalisis jumlah penonton di Stadion Kanjuruhan dengan menggunakan tools map checking. Dengan skala 1 meter persegi terdapat 4 orang, seperti pengakuan penonton, maka di dalam tribun stadion termasuk tribune berdiri ada 69.922 orang. Jumlah ini jauh di atas jumlah penonton bertiket yang dilaporkan panitia ke Bapenda Kabupaten Malang yaitu 42.516 orang.
ER, anggota komunitas suporter di bagian timur Kabupaten Malang, menyampaikan, jumlah tiket yang beredar “selalu tersedia” pada laga-laga besar. Menurut ER, di laga-laga besar seperti Arema melawan Persebaya, antusias penonton untuk hadir di stadion sangat tinggi. Karena itu, berapa pun harga tiket yang dijual, akan dibeli penonton. “Saking inginnya menonton, tiket ekonomi Rp 50.000, bisa dijual lebih dari Rp 100.000 per lembar,” kata ER.
Distribusi
Manajemen klub terindikasi menutupi jumlah riil tiket yang dicetak karena setiap pihak memberikan keterangan yang berbeda. Tim Kompas mengirimkan pertanyaan mengenai tiket pada 1 November 2022 ke pihak manajemen, tetapi tak mendapat respons. Media Officer Arema FC Sudarmaji menyampaikan, ”Beliau (Komisaris Arema FC Tatang Dwi Arifianto) belum bisa berkenan,” kata Sudarmaji, Sabtu (12/11/2022).

Dokumen Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Malang, Jawa Timur, ini menunjukkan jumlah tiket terjual dan jumlah uang hasil penjualan tiket Arema FC melawan Persebaya, Sabtu (1/10/2022).
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC Abdul Haris dalam berita acara pemeriksaan (BAP) Polda Jawa Timur mengaku tiket dicetak di Jalan Plumbon No 331 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Nama percetakannya, Juragan Gelang.
Kepada penyidik, Abdul Haris menjelaskan penentuan jumlah tiket laga Arema FC kontra Persebaya dibahas di grup WhatsApp “LOC Arema”. Dalam grup itu, ada Adi Ismanto yang menjabat sebagai ticketing officer. Dia menceritakan kesepakatan antara manajemen Arema FC dan panitia pelaksana bahwa untuk laga big match, tiket dicetak 42.000 lembar. Untuk pertandingan biasa, jumlah tiket 30.000.
Kepadatan stadion terkonfirmasi dari keterangan mantan Kepala Polres Malang Ajun Komisaris Besar Polisi Ferli Hidayat ke Komnas HAM yang menyebut, banyak penonton yang mempunyai tiket tetapi tidak bisa masuk stadion
Merespons jawaban itu, penyidik menanyakan selisih jumlah tiket big match versi kesepakatan manajemen (42.000) dengan jumlah tiket tercetak yang dilaporkan pada pertandingan Arema FC melawan Persebaya (43.000). “Saya tidak dapat menentukan atau memutuskan jumlah tiket yang akan dijual tersebut, karena berkaitan dengan kelangsungan klub Arema FC. Yang menentukan berapa tiket yang harus dijual adalah ticketing officer Arema FC Adi Ismanto,” jawab Haris.
Kompas menghubungi Adi Ismanto sebanyak empat kali ke nomor ponselnya untuk menanyakan kepastian jumlah tiket ini. Namun, Adi tidak menjawab sambungan telepon tim.
Kepastian jumlah riil tiket yang dicetak dalam laga awal Oktober lalu menjadi perhatian mantan Kepala Polres Malang Ajun Komisaris Besar Polisi Ferli Hidayat. Dia bertanya ke pencetak tiket terkait jumlah tiket yang tercetak, jawabannya 42.000 lembar. Namun dari hasil pendalaman yang dia terima, jumlah tiket yang dicetak sebanyak 45.000.
Sementara itu, hasil penelusuran tim terkait distribusi tiket Arema FC menyebutkan, tiket dapat diakses melalui aplikasi Brimo BRI, mitra kerja, koordinator wilayah, penyedia tiket box, dan tiket offline di kantor manajemen.
Zumar, petugas bagian tiket Arema FC, tidak dapat merinci distribusi tiket ke mana saja dan berapa pembagian ke pihak-pihak yang menjual tiket. Meski begitu, Zumar menjamin tidak ada kebocoran tiket di pertandingan Arema. ”Tiket yang dijual itu seperti yang dilaporkan ke Bapenda. Sementara tiket yang tidak laku, ada pembukuannya,” kata Zumar.

Lokasi yang diduga sebagai tempat pencetakan tiket Arema FC kontra Persebaya di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Keberadaan tempat ini disampaikan salah satu penyalur tiket Arema FC berinisial LY.
Hasil penelusuran di Jawa Timur, Arema FC diduga mencetak sendiri tiket pertandingan. Tim menemukan lokasi yang diduga sebagai tempat pencetakan tiket di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Keberadaan tempat ini disampaikan salah satu penyalur tiket Arema FC berinisial LY. ”Tempat cetaknya di situ (sambil menunjukkan lokasi yang dimaksud). Ini informasi dari pihak manajemen,” kata LY.
Sabtu (19/11/2022) malam, rumah itu tampak sepi. Lampu penerangan tersedia di bagian dalam dan luar. Kami kembali memeriksa rumah itu Senin (21/11). Rumah masih sepi, pintu tertutup, hanya daun jendela yang terbuka. Tetangga menceritakan, pemilik rumah berganti sekitar tiga bulan lalu. Kini, rumah itu milik salah seorang pengusaha toko buku.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, tim mendatangi kantor Juragan Gelang yang disebut Abdul Haris sebagai pencetak tiket. Seorang staf Juragan Gelang yang dipanggil Ninit tidak bersedia memberikan keterangan terkait pembuatan tiket Arema FC. Alasannya, hal itu berkait dengan privasi klien. ”Kami tidak akan berkomentar masalah Kanjuruhan dan segala macamnya. Itu privasi dari klien kami,” ujar Ninit.