Sepeda Motor Baru Tiga Bulan Pun Terpaksa Turun Mesin…
Tidak lama setelah ganti oli, sejumlah sepeda motor mengalami masalah seperti mesin berisik, tarikan gas berat, hingga mogok di jalan. Itu ciri khas mesin motor yang sudah terkena dampak oli palsu.
Oleh
JOHANES GALUH BIMANTARA, FAJAR RAMADHAN, ADITYA DIVERANTA, HARRY SUSILO
·5 menit baca
Penyesalan selalu datang belakangan. Banyak pengguna sepeda motor tidak mengerti telah menggunakan oli mesin abal-abal karena asal membeli tanpa mengecek terlebih dahulu. Mereka baru sadar bahwa ada yang tidak beres pada oli yang mereka beli setelah mesin sepeda motor rusak.
Ade Mulyana (42), warga Kota Bogor, Jawa Barat, sebenarnya cukup telaten merawat sepeda motornya. Setiap bulan, dia tidak pernah terlambat mengganti oli mesin motornya. Namun, telaten saja ternyata tidak cukup. Sepeda motor yang baru dibelinya tiga bulan rusak akibat penggunaan oli palsu.
Mei 2019, Ade membeli motor Honda Beat Street dengan harga lebih dari Rp 18 juta. Karena masih dalam masa garansi, ia senantiasa ke bengkel resmi ketika sudah waktunya pemeliharaan, termasuk ganti oli.
Suatu ketika di bulan September 2019, temannya izin meminjam sepeda motornya. Ade meminta tolong temannya mengganti oli mengingat sudah waktunya, sedangkan jatah oli gratis dari bengkel resmi sudah habis. Kawannya menyanggupi dan mengganti oli di salah satu bengkel di Ciomas, Bogor.
Tiga hari kemudian, Ade kaget saat motornya tiba-tiba berisik. Ia mengabaikan bunyi itu dan tetap menggunakannya. “Lama-kelamaan, suara makin berisik. Motor baru belok di sana, di sini sudah kedengaran,” tutur pemilik bengkel las dan kayu ini, saat dijumpai di rumahnya di Kota Bogor, Kamis (20/10/2022).
Ade pun menyerah. Dia membawa motornya ke bengkel dekat rumah. Bagian penggerak otomatis motor (continuously variable transmission/CVT) dibongkar dan dicek, tetapi tidak ditemukan sumber pemicu suara bising.
Sepeda motornya terpaksa turun mesin atau mesin harus dibongkar. “Selama dibuka, dibongkar pas belah mesin, kok lengket ya,” ujar Ade.
Menurut mekanik bengkel, itu ciri khas mesin yang sudah “teracuni” oli palsu. Seluruh bagian blok mesin sudah terserang dan sulit untuk dipertahankan. Ade pun memilih untuk segera menjual motornya meski belum empat bulan ia mengendarainya.
Sebelum dilepas ke pembeli, ia mengganti sejumlah komponen blok mesin, seperti laher atau bantalan (bearing), serta gasket atau paking (penyekat pada blok mesin). Ditambah biaya membongkar dan ganti oli baru, Ade merogoh kocek lebih dari Rp 500.000 gara-gara oli abal-abal.
Ade enggan meminta pertanggungjawaban bengkel yang beberapa hari sebelumnya mengganti oli motornya. Menurut dia, langkah itu hanya akan berujung pada keributan tanpa penyelesaian. Akhirnya, ia hanya menyebarkan informasi seluas-luasnya agar kenalannya tidak mengakses layanan bengkel tersebut.
Mesin panas dan berisik.
Di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sepeda motor Yamaha Byson milik Pailo Rizky (22) juga diduga rusak akibat penggunaan oli palsu. Petugas kebersihan salah satu bank itu menceritakan, akhir Oktober lalu ia ganti oli di salah satu bengkel di Cingcin, Kecamatan Soreang.
Ini kayak air comberan. (Pailo, terkait oli yang diduga palsu)
Harga oli khusus motor sport dengan volume 1 liter plus jasa ganti oli dipatok sebesar Rp 60.000. Pailo sepintas melihat botol oli sebelum isinya dimasukkan mekanik ke mesin motornya. “Mirip banget dengan yang asli,” ucapnya.
Setelah itu motor beristirahat di rumah hingga tiga hari kemudian Pailo mengendarainya ke Jalan Pelajar Pejuang 45 Bandung, yang berjarak sekitar 15 kilometer dari rumahnya. Dalam perjalanan pulang sore hari, Pailo heran karena mesin motornya amat berisik.
Suhu mesin juga tiba-tiba naik drastis hingga tetesan air hujan cepat menguap ketika menyentuh permukaan mesin. “Tarikan lemot, seperti ga ada tenaga,” ucap Pailo.
Esok paginya saat memanaskan motor, Pailo kaget karena bunyi “ngelitik” pada mesin tidak hilang. Ia cemas sehingga mengontak pemilik bengkel langganannya untuk berkonsultasi. Ia disarankan untuk mengeluarkan oli dan mengeceknya.
Kecurigaan terjawab. Pailo menduga sepeda motornya jadi korban oli palsu. Baru beberapa hari sejak masuk ke mesin, oli sudah sangat encer seperti air dan sangat kotor. Biasanya, oli hasil pemakaian selama sebulan pun tidak sekotor itu. “Ini kayak air comberan,” ujar Pailo.
Apalagi, ia baru menempuh jarak 30-an kilometer sejak ganti oli. Ia lantas menguras ruang oli dan mengisi dengan oli yang sudah ia pastikan asli. Pailo meyakini mesin wajib dibongkar dan bakal ada penggantian suku cadang. Perkiraan Pailo, minimal Rp 500.000 akan melayang.
Cepat menguap
Seorang karyawan swasta di Jakarta, Fajar, juga pernah merugi akibat pemakaian oli palsu. Ia harus membayar biaya turun mesin dan penggantian komponen mesin yang lebih besar dibanding Ade, yakni hingga Rp 800.000.
Fajar bercerita, suatu hari di bulan Februari 2021, ia berangkat kerja dari indekos di Kemanggisan Jakarta Barat ke daerah Jakarta Timur. “Sampai di jalan layang Pancoran, sepeda motor tiba-tiba mati mesin. Akhirnya dibawa ke bengkel di Tebet,” ucap pengendara Honda Vario 125 keluaran 2014 ini.
Setelah dicek, ternyata oli mesin habis. Padahal selama ini tidak ada rembes atau kebocoran pada seal oli. Ganti oli terakhir pun sekitar 1-1,5 bulan sebelum kejadian. “Pemilik bengkel bilang kalau penyebabnya bisa jadi karena memakai oli palsu karena oli palsu biasanya lebih cepat menguap,” kata Fajar.
"Saya langsung curiga kok banyak cairan seperti lem. Dari mana asalnya. Akhirnya lubang olinya saya tusuk pakai obeng. Ya itu akhirnya keluar gel itu,"
Sejumlah bengkel mandiri juga pernah menangani kasus sepeda motor dengan mesin bermasalah atau bahkan sudah sampai mogok di jalan, yang diduga akibat oli palsu. Salah satunya, bengkel Nugroho Part di Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Naufal (25), mekanik bengkel Nugroho Part, mencontohkan, pada Maret 2022 seorang pemilik sepeda motor matik datang karena motor mogok di jalan. Ia awalnya mengira masalah hanya bersumber dari bagian kelistrikan.
Namun setelah dicek, kondisi aki dan sekring sepeda motor ternyata normal. Naufal lalu berinisiatif membuka penutup oli mesin. Setelah mesin dibongkar, oli di dalam mesin telah berubah menyerupai gel.
"Saya langsung curiga kok banyak cairan seperti lem. Dari mana asalnya. Akhirnya lubang olinya saya tusuk pakai obeng. Ya itu akhirnya keluar gel itu," ucap Naufal.
Naufal meyakini oli yang dipakai pada sepeda motor merek Honda Beat tersebut adalah oli palsu. Apalagi sepeda motor masih berusia sekitar empat bulan. Kecil kemungkinan gumpalan oli diakibatkan hal lain.