logo Kompas.id
InvestigasiKembali ke Laku "Patanjala"
Iklan

Kembali ke Laku "Patanjala"

Sebelum lahir konsep mengenai batas-batas kawasan hutan konservasi, kita telah mengenal sistem serupa yang berbasis kearifan lokal. Patanjala, salah satunya.

Oleh
ADITYA DIVERANTA, FAJAR RAMADHAN, JOHANES GALUH BIMANTARA, HARRY SUSILO, PANDU WIYOGA
· 3 menit baca
Pegiat Patanjala memainkan iringan Kidung Pangauban dengan alat musik Karinding di Desa Laksana, Ibun, Kabupaten Bandung, 7 Februari 2015. Kidung Pangauban itu adalah musik pengiring selama proses penanaman tanaman endemik yang menjadi batas area hutan larangan, tutupan, dan baladahan menurut kearifan lokal Patanjala.
PATANJALA PANGAUBAN CIKARO UNTUK KOMPAS

Pegiat Patanjala memainkan iringan Kidung Pangauban dengan alat musik Karinding di Desa Laksana, Ibun, Kabupaten Bandung, 7 Februari 2015. Kidung Pangauban itu adalah musik pengiring selama proses penanaman tanaman endemik yang menjadi batas area hutan larangan, tutupan, dan baladahan menurut kearifan lokal Patanjala.

Sebelum lahir konsep mengenai batas-batas kawasan hutan konservasi, kita telah mengenal sistem serupa yang berbasis kearifan lokal. Patanjala, salah satunya.

Patanjala mengajarkan manusia agar menjaga kawasan aliran sungai. Hal itu pun terus dilestarikan sekelompok orang hingga kini demi kelangsungan hidup.

Editor:
KHAERUDIN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000