Banyak orang mencari pasangan di media sosial dan aplikasi kencan. Sebaiknya memahami bagaimana melakukannya dengan agar tidak terjerat penipuan.
Oleh
ANDY RIZA HIDAYAT, IRENE SARWINDANINGRUM, DHANANG DAVID ARITONANG, INSAN ALFAJRI
·2 menit baca
IRENE SARWINDANINGRUM
Profil Tinder Faris Ahmad Faza (31) saat aktif di Tinder di Purwokerto, Jawa Tengah, Mei-November 2021 lalu. Faza sudah dilaporkan ke empat kantor polisi di Purwokerto, Kediri dan Tulungagung.
Penyedia aplikasi kencan menyadari penipuan berkedok cinta ini sebagai kejahatan serius. Mereka mengingatkan pengguna aplikasi berhati-hati menjalin relasi dengan orang lain. Aplikasi kencan Tinder, misalnya, melalui situs policies.tinder.com, Jumat (15/4/2022), memberikan tips aman bagi pengguna aplikasinya.
Jangan pernah mengirimkan uang atau membagikan informasi keuangan. Meskipun kenalan baru Anda mengaku dalam keadaan darurat, jangan pernah melakukan ini. Jika ada pengguna aplikasi yang meminta uang, Tinder meminta pengguna segera melapor kepada mereka.
Jangan pernah membagikan informasi pribadi, seperti nomor jaminan sosial, alamat rumah atau kantor, ataupun informasi tentang kegiatan rutin harian Anda. Jika Anda punya anak, batasi informasi yang Anda bagikan tentang anak di profil dan dalam komunikasi awal. Jangan membagikan informasi seperti nama anak, tempat sekolah, ataupun usia dan jenis kelamin mereka.
Waspadalah dengan hubungan antarnegara. Orang yang mengaku dari luar negeri patut diwaspadai, terutama jika mereka meminta bantuan finansial untuk pulang. Pada banyak kasus, ini dipakai jadi modus penipuan.
Waspadai siapa pun yang tidak bersedia bertemu langsung atau bicara lewat telepon atau panggilan video. Jika tidak mau melakukan ini, mungkin mereka bukan seperti yang mereka katakan. Jika seseorang mendesak untuk berhubungan serius tanpa bertemu atau mengenal Anda lebih dalam, ini patut dicurigai.
Semua aktivitas seksual harus diawali dengan persetujuan dan harus disertai pemeriksaan berkelanjutan dengan pasangan. Komunikasi verbal bisa membantu Anda dan pasangan untuk memastikan keduanya sama-sama menghormati batasan masing-masing. Persetujuan bisa dibatalkan kapan saja dan seks bukan kewajiban yang harus diberikan.
Peringatan serupa disampaikan penyedia aplikasi kencan Bumble. Lewat laman bumble.com, penyedia aplikasi ini mengingatkan bahwa penipu (scammer) akan sering menekan target dengan cepat. Mereka memanipulasi target sehingga korban merasa bersalah ketika mereka tidak melakukan hal yang diinginkan penipu.
Pola ini dipakai oleh Mohammad Iqbal Pangestu (29) ketika mendekati WT (25) di Semarang, Jawa Tengah. Kurang dari 24 jam, Iqbal sudah bisa menjalin kasih dengan WT. Dalam kurun waktu yang sama, Iqbal sudah meminta dibukakan pinjaman daring kepada WT. Adapun WT tidak punya waktu banyak untuk mempertimbangkan hubungannya.
Seseorang yang ingin buru-buru meningkatkan level hubungan patut diduga menyimpan maksud tertentu. Hal ini sesuai dengan sejumlah korban penipuan yang didampingi Waspada Scammer Cinta (WSC) di beberapa daerah. ”Dia tidak memberi waktu untuk mempelajari dirinya, untuk berhati-hati,” kata Diah Isfandari, Ketua WSC.
Jika pada fase pendekatan calon korban buru-buru menuruti kemauan penipu, eksploitasi materi dan nonmateri dengan mudah dilakukan. Pada kondisi seperti ini korban sudah dalam kendali penipu. Maka, berhati-hatilah berselancar mencari pasangan.