Kolombia Siapkan Kedutaan di Ramallah, Jerman Siap Tangkap Netanyahu
Setelah memutus hubungan dengan Israel, Kolombia akan membuka kedutaan di Ramallah, Palestina.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
BOGOTA, KAMIS — Presiden Kolombia Gustavo Petro memerintahkan pembukaan kedutaan di Ramallah, Palestina. Sementara itu, Jerman menyatakan siap membantu penangkapan Benjamin Netanyahu jika ada perintah Mahkamah Kriminal Internasional.
Perintah Petro diungkap Menteri Luar Negeri Kolombia Luis Gilberto Murillo pada Rabu (22/5/2024) siang waktu Bogota atau Kamis dini hari WIB. ”Presiden Petro telah memerintahkan kami membuka Kedutaan Kolombia di Ramallah, perwakilan Kolombia di Ramallah,” katanya.
Ramallah kini menjadi pusat pemerintahan Palestina di Tepi Barat. Perintah pembukaan kedutaan diberikan beberapa pekan setelah Kolombia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
Pencapaian perdamaian dan stabilitas harus didasarkan pada penyelesaian permasalahan Palestina.
Murillo menyebut, akan semakin banyak negara yang mendukung Palestina. Pernyataan disampaikan setelah Irlandia, Spanyol, dan Norwegia mengakui Palestina sebagai negara. ”Perserikatan Bangsa-Bangsa setuju dalam konteks Kesepakatan Oslo bahwa Solusi Dua Negara harus diwujudkan dan jika dua negara dibutuhkan, Palestina harus diakui sebagai negara sepenuhnya,” kata Murillo.
Dalam pernyataannya, Spanyol dan Irlandia tidak spesifik menyebut wilayah Palestina yang diakui. Sementara Norwegia mengakui wilayah Palestina sesuai kondisi sebelum tahun 1967. Dengan demikian, Norwegia tidak mengakui pendudukan Israel di Tepi Barat. Norwegia salah satu penyumbang penting berbagai misi kemanusiaan untuk Palestina.
”Perang yang sedang berlangsung di Gaza telah memperjelas bahwa pencapaian perdamaian dan stabilitas harus didasarkan pada penyelesaian permasalahan Palestina. Perang tersebut merupakan titik terendah dalam konflik berkepanjangan Israel-Palestina. Situasi di Timur Tengah belum pernah seburuk ini selama bertahun-tahun,” kata Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Støre.
Pengakuan dua anggota Uni Eropa ditambah Norwegia itu tentu saja memicu kemarahan di Israel. Pemerintah, warga, hingga media massa Israel mengecam keputusan itu. Tajuk rencana The Jerusalem Post menyebut, pengakuan itu kemenangan kelompok teror.
Sementara Pemerintah Israel, selain marah-marah, juga menghentikan pengiriman uang milik Palestina. Sejak Kesepakatan Oslo, Israel mengutip pajak dari warga Palestina di Tepi Barat atau yang bekerja di Israel. Seharusnya, pajak itu diserahkan ke Otoritas Palestina. Faktanya, berulang kali Israel menghentikan atau setidaknya menunda penyerahan dana itu.
Siap menangkap
Dari Berlin dilaporkan, juru bicara Kantor Kanselir Jerman, Steffen Hebestreit, menyatakan Jerman akan patuh pada hukum. Hal itu berlaku pada potensi penangkapan PM Israel Benjamin Netanyahu. ”Kami akan patuh pada hukum,” katanya.
Ia menyatakan hal itu kala ditanya apakah Berlin mendukung Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) menangkap Netanyahu. Jaksa ICC kini menanti keputusan hakim atas permohonan penangkapan Netanyahu dan empat orang lain.
Bersama Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, Netanyahu dituding melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Sementara trio pemimpin Hamas dituding melakukan kejahatan perang. Jaksa membatasi tudingan hanya pada rangkaian peristiwa sejak 7 Oktober 2023.
Permohonan penangkapan sedang diperiksa majelis hakim ICC. Lazimnya, hakim butuh paling tidak sebulan untuk mengabulkan atau menolak permohonan itu.
Perkembangan perang
Dari Gaza dilaporkan, lima dari 10 brigade Israel di Gaza kini berada di Rafah dan sekitarnya. Institute for the Study of War dan Critical Threats Project menyebut, pasukan itu, antara lain, berada di Koridor Philadelphia. Koridor itu merupakan jalur 14 kilometer di antara Rafah dan Mesir.
Selain pasukan darat, Israel juga konsisten melancarkan serangan udara ke Rafah dan sejumlah wilayah lain di Gaza. Sepanjang Rabu saja, Israel melancarkan 130 serangan udara ke Gaza.
Sementara itu, Defense for Children International Palestine (DCIP), LSM di Amerika Serikat, mendesak AS agar menghentikan pasokan senjata ke Israel. Senjata buatan AS tidak hanya dipakai menggempur Gaza. Senjata-senjata AS juga dipakai untuk menyerang Tepi Barat.
DCIP, antara lain, mengumpulkan bukti pengunaan senjata buatan AS oleh Israel di Jenin pada pekan ini. Korbannya seorang remaja pria berusia 15 tahun. ”AS harus menghentikan pengiriman senjata ke militer Israel yang menggunakannya untuk membunuh anak-anak Palestina tanpa ampun, baik di Gaza maupun Jenin,” demikian pernyataan DCIP. (AFP/REUTERS)