AS dan Korsel tengah membahas anggaran penempatan militer AS di Korsel. Donald Trump kembali serukan ancamannya.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
WASHINGTON DC, RABU — Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus membuat prihatin sekutu negaranya. Kali ini, giliran Korea Selatan yang gelisah.
Kegelisahan Seoul diangkat kantor berita Yonhap pada Selasa (30/4/2024) malam. Kantor berita Korsel itu mencuplik wawancara Trump dengan majalah Time. Jika terpilih dalam pemilu November 2024, Trump mengancam menarik pasukan AS dari Korsel. Penarikan akan dilakukan jika Seoul tidak meningkatkan iuran untuk menanggung operasional pangkalan-pangkalan AS di Korsel.
Korsel menjadi sekutu terbaru AS yang diancam Trump. Sebelumnya, Trump mengancam negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Eropa. Ia menyatakan akan membiarkan Rusia melakukan apa saja pada negara-negara itu. Pembiaran akan dilakukan Trump jika anggota NATO di Eropa tidak mau menaikkan anggaran pertahanan nasional dan ikut menanggung biaya operasional NATO.
Sejak jadi Presiden AS, Trump bolak-balik menyebut sekutu-sekutu AS memanfaatkan Washington. Para sekutu dinilai tidak mau menanggung biaya keamanan. Akibatnya, Washington harus menghabiskan dana miliaran dollar AS setiap tahun untuk operasi militer di berbagai negara.
Tentara Amerika Serikat berlatih di Yeoncheon, Korea Selatan, pada 20 Maret 2024
Trump mau pembagian beban yang adil. AS tidak mau lagi menghabiskan dana dan pasukan demi keamanan negara-negara lain. AS mau fokus mengurus dan membenahi diri. Karena itu, Trump memakai slogan ”America First” dalam kampanyenya.
Penempatan pasukan
AS menempatkan 28.500 tentara di Korsel. Pasukan itu antara lain untuk membantu Korsel menangkal hingga menghadapi ancaman Korea Utara. AS-Korsel sepakat, biaya operasional pasukan itu ditanggung bersama. Kesepakatan yang disebut SMA itu ditinjau setiap lima tahun.
SMA pertama kali disepakati pada 1991. Kala itu, Seoul setuju menanggung sebagian biaya operasional pasukan AS di Korsel. Biaya itu termasuk pembangunan dan pemeliharaan aneka fasilitas.
Pada 2018, Trump telah meminta kesepakatan AS-Korsel ditinjau setahun sekali. Ia juga mau Korsel meningkatkan iuran. Sampai Trump kalah di pemilu 2020, Seoul-Washington tidak kunjung menyepakati waktu peninjauan berkala yang diusulkan Trump. AS-Korsel juga belum merampungkan peningkatan porsi iuran Seoul.
Tentara Amerika Serikat berlatih di Yeoncheon, Korea Selatan, pada 20 Maret 2024
Bahkan, perundingan 2020 berakhir dengan kebuntuan. Sementara pada 2021, AS-Korsel setuju memberlakukan kesepakatan sampai 2025.
Putaran baru perundingan pertahanan itu dimulai pada Minggu (28/4/2024) di Honolulu, Amerika Serikat. Kesepakatan baru akan diberlakukan mulai 2026. Ketua perundingan AS Linda Specht menyebut, AS mengupayakan hasil adil dan setara.
”Amerika Serikat dan Republik Korea menguraikan visi mereka masing-masing untuk SMA ke-12. Kami akan terus berkonsultasi kapan pun diperlukan untuk lebih memperkuat dan mempertahankan aliansi di bawah SMA ke-12,” ujarnya.
Dalam perundingan 2019, Seoul setuju membayar 920 juta dollar AS per tahun. Sementara Trump meminta 5 miliar dollar AS per tahun. Tuntutannya antara lain didasarkan pada audit terhadap Departemen Pertahanan AS.
Latihan gabungan tentara Amerika Serikat dan Korea Selatan di Yeoncheon, Korsel pada Maret 2024
Pada 2016-2019 saja, AS menghabiskan 13,4 miliar dollar AS untuk operasional di Korsel. Dana itu untuk gaji, pembangunan dan pemeliharaan fasilitas pangkalan, serta operasional aneka peralatan. Sementara Korsel menyediakan 5,8 miliar dollar AS pada periode tersebut. (REUTERS)