Keberadaan ribuan monyet di Lopburi, adalah bagian dari tradisi. Namun kini berbagai insiden monyet vs manusia terjadi
Oleh
IWAN SANTOSA
·2 menit baca
Di saat manusia sulit berdamai dalam berbagai medan perang, di Thailand sedang diupayakan gencatan senjata antara gerombolan ribuan monyet dan manusia di Kota Lopburi, Thailand yang berada 140 kilometer utara Ibukota Bangkok. Sejatinya, keberadaan ribuan ekor monyet di Kota Lopburi di sekitar kuil Tiga Pagoda, adalah bagian dari tradisi yang kemudian menjadi magnet wisata. Namun kini, sesudah gerombolan monyet mencapai ribuan ekor, berbagai insiden monyet vs manusia terjadi.
Ada pelancong yang terkilir kakinya bulan Maret 2024 karena dipuntir kera yang berusaha merampas makanan. Lalu ada insiden pria pemotor terjatuh saat berkendara karena diserang kawanan monyet yang kelaparan.
Selain itu insiden lecet atau gigitan monyet terhadap wisatawan dan warga pun makin sering terjadi. Pemerintah Thailand pun merencanakan mengevakuasi 2.500 monyet ke kawasan penampungan. Selebihnya dibiarkan adanya kawanan monyet tetap berada di sekitar kuil sebagai bagian dari tradisi lokal sekaligus atraksi wisata.
Dirjen Taman Nasional dan Pelestarian Alam Thailand Athapol Charoenshunsa mengatakan, sedang bekerja sama dengan pakar hewan untuk mengatur komunitas monyet yang akan dibiarkan bebas berkeliaran. “Jangan sampai manusia menyakiti monyet. Demikian sebaliknya jangan sampai monyet menyakiti manusia,” kata Charoenshunsa.
Sejak awal April 2024, panitia seleksi pun memburu monyet yang dianggap biang kerok. Sudah 37 monyet pejantan yang brutal ditangkap dan diamankan otoritas Lingkungan Hidup Thailand. Mereka diungsikan ke Provinsi Saraburi dan sebagian dikirim ke Kebun Binatang Lopburi.
Kandang–kandang khusus pun disiapkan agar sesama monyet yang akan dijauhkan dari warga tidak saling menyerang.
Sebelum terjadi konflik manusia VS monyet di Lopburi, tiap tahun ada jamuan prasmanan khusus monyet di Kuil Tiga Pagoda yang menjadi salah satu atraksi wisata. Sebagian warga menyalahkan perilaku wisatawan yang memanjakan monyet dengan memberi makan sehingga kawanan monyet pun berbondong – bondong meninggalkan hutan lalu masuk kota.
Semula diatur area tempat manusia bisa memberikan makanan kepada kawanan monyet. Strategi tersebut gagal karena di lokasi yang ditentukan sudah ada kawanan monyet penguasa lokal yang menyerang monyet pendatang.
Monyet yang tersisih, menjadi agresif dan menyerang manusia di berbagai wilayah Lopburi. Direktur Konservasi Alam Thailand, Phadej Laithong mengatakan, semakin berkurangnya makanan di alam bebas juga mendorong monyet semakin banyak masuk ke kota dan mencari makanan bahkan langsung meminta ke manusia.
Dalam sensus diketahui jumlah monyet di Lopburi pada kurun 2014 – 2023 mencapai 2.600 ekor. Athapol menambahkan, pihaknya juga mengupayakan gencatan senjata serupa dengan monyet seperti di Provinsi Prajuab Kiri Khan dan Phetchaburi. Dia mengatakan, 52 dari 77 provinsi di Thailand mengalami konflik monyet VS manusia. (AP)