Tutup Mesin Pesawat Terlepas, Boeing Belum Berhenti Diterpa Masalah
Kejadian itu menambah panjang daftar penyelidikan FAA atas insiden yang melibatkan pesawat Boeing seri 737.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
DENVER, SENIN — Insiden yang melibatkan pesawat produksi Boeing kembali terjadi di Amerika Serikat. Pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan Southwest Airlines kembali ke Bandara Internasional Denver, Minggu (7/4/2024), setelah penutup mesin lepas. Otoritas Penerbangan Amerika Serikat (FAA) tengah menyelidiki insiden itu.
Pesawat dengan nomor penerbangan 3695 tersebut diketahui tengah lepas landas untuk menuju Houston, Texas, Minggu pagi waktu setempat. Saat lepas landas itulah penutup mesin terlepas, jatuh, dan mengenai penutup sayap. Pesawat sempat naik ke ketinggian 10.300 kaki (3.153 meter di atas permukaan laut) saat insiden terjadi. Pesawat kemudian kembali ke bandara asal, 25 menit setelah lepas landas.
Pesawat berhasil mendarat di Bandara Internasional Denver dengan selamat dan kemudian ditarik kembali ke gerbang. Sebanyak 135 penumpang dan enam awak selamat, tidak ada yang terluka. Para penumpang itu lantas diterbangkan lagi dan mendarat di Houston empat jam kemudian dengan pesawat Southwest lainnya.
Dalam rekaman video yang diunggah di media sosial X, tampak penutup mesin berlogo Southwest yang robek berkibar tertiup angin. Southwest Airlines menyebut, tim pemeliharaan tengah memeriksa pesawat. Namun, mereka menolak menjelaskan kapan terakhir kali mesin pesawat mendapatkan pemeliharaan.
Kejadian itu menambah panjang daftar penyelidikan FAA atas insiden yang melibatkan pesawat Boeing seri 737 yang dioperasikan Southwest Airlines dalam beberapa pekan terakhir. Pada Kamis (4/4/2024), Southwest Airlines membatalkan lepas landas karena kebakaran mesin pada pesawat di Bandara Texas. Pesawat itu sedianya terbang dari Texas ke Los Angeles.
”Pesawat Southwest 1928 dengan aman menghentikan penerbangan setelah awak kabin menerima indikasi masalah mesin pada jet 737-800,” demikian penjelasan maskapai tersebut kepada kantor berita AFP melalui surat elektronik, Jumat (5/4/2024).
Pemadam kebakaran di Bandara Internasional Lubbock Preston Smith, Texas, dalam unggahan di media sosial, mengatakan, telah terjadi ”kebakaran di salah satu mesin” pesawat. Dijelaskan juga, tidak ada korban luka dalam insiden tersebut.
Kemudian, pada 23 Maret, salah satu penerbangan Southwest Airlines terpaksa dialihkan dari Bandara La Guardia di New York ke Bandara Internasional Baltimore-Washington. Penyebabnya, pesawat dilaporkan keluar jalur dan terbang sangat dekat dengan menara pengatur lalu lintas udara akibat cuaca buruk.
”Pesawat Boeing 737 dialihkan ke Baltimore setelah mengalami turbulensi dan jarak pandang rendah di Bandara La Guardia, New York,” demikian pernyataan maskapai.
Data dari flightradar24.com yang dikutip kantor berita The Associated Press (AP) menyebutkan, setelah satu kali mengitari bandara, pesawat terbang serendah 300 kaki (90 meter). Seorang pengawas lalu lintas udara berbicara dengan nada mendesak yang tidak biasa, meminta pilot membatalkan pendaratan dan naik ke ketinggian 2.000 kaki (600 meter), menurut audio yang ditangkap oleh LiveATC.net. Petugas pengatur lalu lintas mengatakan, pesawat tidak sejajar dengan landasan dan berada di sebelah timur landasan.
Selain itu, FAA sedang menyelidiki penerbangan Boeing 737 milik Southwest pada 25 Maret yang kembali ke Bandara Austin di Texas setelah kru melaporkan kemungkinan masalah mesin. FAA pun sedang meninjau penerbangan Southwest dengan Boeing 737-800 pada 22 Maret yang kembali ke Bandara Fort Lauderdale di Florida setelah kru melaporkan masalah mesin.
Menurut catatan, selain Boeing seri 737-800, insiden pesawat juga terjadi pada seri 737 Max. Seri 737 Max merupakan seri terbaru dari generasi 737-800 yang digunakan banyak maskapai di dunia.
Insiden pada 737 Max 9 yang dioperasikan maskapai AS, Alaska Airlines, membuat pabrikan raksasa Boeing mendapat sorotan dan juga kecaman keras. Kala itu, panel pintu darurat di sisi kiri badan pesawat Alaska Airlines terlepas saat terbang pada ketinggian 16.000 kaki (4.800 meter) pada 5 Januari 2024.
Setelah kejadian tersebut, FAA melarang terbang Max 9 selama beberapa minggu, melarang Boeing meningkatkan produksi Max, dan memerintahkan Boeing untuk mengembangkan rencana komprehensif guna mengatasi ”masalah pengendalian kualitas sistemik” dalam waktu 90 hari. Sementara Departemen Kehakiman AS telah membuka penyelidikan kriminal atas insiden tersebut.
Insiden dan pelarangan membuat produksi pesawat seri 737 Max turun di bawah jumlah maksimum yang diizinkan FAA. Boeing diperbolehkan memproduksi seri 737 Max sebanyak 38 pesawat per bulan oleh FAA. (AP/AFP/REUTERS)