Netanyahu Akui Israel Bunuh Pekerja Kemanusiaan di Gaza, Kecaman Dunia Mengalir
Meski PM Netanyahu mengakui Israel membunuh 7 pekerja kemanusiaan di Gaza, belum ada tindakan nyata Barat pada Israel.
JERUSALEM, RABU — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui, militer Israel tidak sengaja membunuh tujuh pekerja kemanusiaan dan akan melakukan penyelidikan mendalam atas kejadian tersebut. Kepala Angkatan Bersenjata Israel Herzi Halevi meminta maaf atas kejadian itu dan mengakui telah melakukan kesalahan besar.
”Sayangnya… terjadi kasus tragis pasukan kami secara tidak sengaja menyerang orang-orang yang tidak bersalah di Jalur Gaza,” kata Netanyahu saat meninggalkan rumah sakit seusai operasi hernia, Selasa (2/4/2024).
Netanyahu memastikan Israel akan melakukan penyelidikan atas peristiwa itu sampai akhir. Israel juga memastikan akan melakukan segalanya agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
Baca juga: Sekutu Israel Minta Pertanggungjawaban Kematian Sukarelawan World Central Kitchen
Pada Senin (1/3/2024), rudal Israel menghantam iring-iringan tiga mobil yang mengangkut pekerja kemanusiaan World Central Kitchen (WCK) yang akan menjemput bantuan makanan untuk warga Gaza. Mobil mereka sudah ditempeli logo WCK. Pergerakan dan rute perjalanan kendaraan mereka juga telah dikoordinasikan dengan militer Israel.
Pemimpin WCK, Erin Gore, menyebut, tujuh orang tewas akibat serangan Israel tersebut. Saat iring-iringan WCK keluar dari gudang di Deir al-Balah, rudal Israel menghantamnya. Di salah satu mobil yang belum hancur sepenuhnya, terlihat bagian atasnya berlubang akibat rudal. Sementara bagian dalamnya hangus.
Korban serangan Israel merupakan warga Australia, Polandia, Inggris, Amerika Serikat-Kanada, dan Palestina. Hampir semua korban warga dari negara sekutu Israel (Kompas.id, 2 April 2024).
WCK adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang didirikan koki kenamaan Jose Andres. Melihat Gaza sudah di ambang kelaparan akibat perang dan blokade bantuan kemanusiaan di Gaza, WCK mengirimkan bantuan makanan dari Siprus melalui jalur laut ke Gaza.
Militer Israel minta maaf
Kepala Angkatan Bersenjata Israel (IDF) Herzi Halevi melalui rekaman video menyampaikan permintaan maaf atas serangan tersebut. Media Israel, The Times of Israel, mengutip Halevi mengatakan, serangan tersebut merupakan akibat dari ”kesalahan identifikasi”.
Menurut Halevi, IDF telah menyelesaikan penyelidikan awal terhadap serangan tersebut. Ia sudah menerima hasil penyelidikan awal yang diserahkan kepadanya di pangkalan Komando Selatan IDF.
”Itu adalah kesalahan yang terjadi karena kesalahan identifikasi, pada malam hari, saat perang, dalam kondisi yang sangat kompleks. Hal ini seharusnya tidak terjadi,” kata Halevi.
Tak lama setelah serangan mematikan itu terjadi, WCK langsung menghentikan operasinya. WCK menyalahkan Israel. Negara-negara sekutu Israel, yang juga negara asal para korban, meminta pertanggungjawaban Israel atas kematian warga mereka di Gaza.
WCK mengatakan, timnya sedang mengadakan perjalanan di area ”bebas konflik” dalam iring-iringan mobil antipeluru yang ditempeli logo WCK saat serangan terjadi. Iring-iringan itu diserang saat meninggalkan gudang Deir al-Balah, tepatnya setelah mereka menurunkan lebih dari 100 ton bantuan makanan kemanusiaan yang dibawa ke Gaza melalui jalur laut.
Kecaman pemimpin dunia
Presiden AS Joe Biden mengkritik keras Israel atas tewasnya tujuh pekerja kemanusiaan. Dalam pernyataannya, Biden menekankan, Israel tidak berbuat cukup untuk melindungi pekerja tersebut. ”Insiden seperti kemarin seharusnya tidak perlu terjadi. Israel belum berbuat cukup untuk melindungi warga sipil,” kata Biden dalam pernyataan tertulis.
Biden mengatakan, dia ”marah dan terpukul” atas kematian para pekerja WCK. Ia menambahkan, mendistribusikan bantuan di wilayah Palestina sangatlah sulit ”karena Israel belum berbuat cukup untuk melindungi para pekerja kemanusiaan yang berusaha memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada warga sipil Palestina”.
Dengan tegas Biden menyatakan, penyelidikan Israel terhadap serangan itu ”harus cepat, harus bisa dipertanggungjawabkan, dan temuannya harus dipublikasikan.”
Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Stephane Dujarric mengatakan, pembunuhan terhadap tujuh pekerja kemanusiaan itu merupakan akibat dari perang yang sedang berlangsung.
Kepada Israel, PBB meminta Israel membiarkan pekerja kemanusiaan melakukan pekerjaan mereka. PBB sekali lagi menyerukan krusialnya gencatan senjata segera dalam perang antara Hamas dan Israel yang sudah berlangsung enam bulan.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengecam serangan pada WCK. ”Saya mengecam serangan dan mendesak penyelidikan. Meski ada tuntutan perlindungan pada warga sipil dan pekerja kemanusiaan, kita terus melihat korban baru,” ujarnya.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyatakan, dirinya ”terguncang dan sangat bersedih” mengetahui warga Inggris termasuk korban tewas dalam serangan itu. Jubir Downing Street, kantor PM Inggris, mengabarkan, Sunak berbicara kepada Netanyahu dan menyampaikan ”dirinya terkejut dan kecewa atas pembunuhan pekerja kemanusiaan tersebut”.
Pemerintah Inggris juga memanggil Duta Besar Israel di London guna menyampaikan kecaman tegas.
Menteri Luar Negeri Perancis Stephane Sejourne mengatakan, ”Tidak ada yang bisa membenarkan tragedi seperti itu terjadi. Melindungi pekerja kemanusiaan adalah tanggung jawab moral dan legal yang harus dipatuhi semua pihak,” katanya.
Di Canberra, Perdana Menteri Australia menyebut serangan Israel tersebut sebagai ”tragedi yang seharusnya tidak boleh terjadi”. Salah satu sukarelawan asal Australia, Lalzawmi ”Zomi” Frankcom, menjadi korban dalam serangan itu.
Iran akan balas Israel
Ketegangan di Timur Tengah kian meningkat setelah Israel juga disalahkan atas serangan udara mematikan terhadap gedung konsulat Iran di Damaskus, Suriah, Senin lalu. Iran akan melakukan pembalasan kepada Israel setelah 12 orang, termasuk di antaranya dua jenderal Iran dan seorang anggota kelompok Hezbollah Lebanon, tewas dalam serangan itu.
Baca juga: AS Diam-diam Kirim Bom dan Pesawat Tempur untuk Israel
Wakil Duta Besar Iran untuk PBB Zahra Ershadi pada sidang darurat Dewan Keamanan PBB mengatakan, akibat serangan itu, beberapa warga Iran terluka. Namun, jumlah korban tewas yang pasti dan akurat masih belum diketahui karena seluruh gedung diplomatik telah hancur dan beberapa orang terjebak di bawah reruntuhan.
Sementara Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, badan pengambil keputusan utama, seperti dilaporkan televisi Pemerintah Iran, menggelar pertemuan pada Senin malam dan memutuskan respons ”yang diperlukan” atas serangan tersebut. Pertemuan tersebut dipimpin Presiden Ebrahim Raisi. Tidak dijelaskan detail hasil pembahasan.
”Kami akan membuat mereka menyesal atas kejahatan dan tindakan serupa,” kata Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang memegang keputusan akhir mengenai semua urusan negara di Iran.
Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan, AS tidak berperan dalam serangan di Damaskus dan tidak tahu sebelumnya. ”Kami telah mengomunikasikan hal ini langsung ke Iran,” kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood dalam sidang Dewan Keamanan PBB.
Wood menambahkan, AS ”tidak dapat mengonfirmasi informasi apa pun mengenai peristiwa ini”. Ershadi menuduh Israel mengancam perdamaian regional dan internasional dan menyatakan, ”AS bertanggung jawab atas semua kejahatan yang dilakukan oleh rezim Israel.”
Baca juga: Serangan Israel ke Suriah Menewaskan Dua Jenderal Iran
Ershadi mengatakan, Iran telah cukup menahan diri, tetapi Israel sekarang harus memikul ”tanggung jawab penuh” atas konsekuensi serangan itu. Berdasarkan hukum internasional dan Piagam PBB, Iran berhak ”untuk mengambil tindakan tegas terhadap tindakan tercela tersebut”.
Hampir semua anggota Dewan Keamanan PBB menyatakan keprihatinan bahwa serangan di Damaskus, ditambah dengan perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Gaza, dapat meluas ke seluruh wilayah Timur Tengah dan seterusnya.
Masih belum jelas kapan dan bagaimana Iran akan merespons serangan Israel di Damaskus itu. Akan tetapi, pembalasan apa pun dari Teheran akan berisiko memperluas eskalasi konfrontasi Iran dengan Israel dan AS. (AFP/REUTERS/AP/RAZ/SAM)