Cerita Mahasiswa Indonesia tentang Detik-detik Gempa Besar Mengguncang Taiwan
Gempa bermagnitudo 7,2 mengguncang Taiwan. Mahasiswa Indonesia di Taiwan menceritakan detik-detik terjadinya gempa itu.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gempa besar bermagnitudo 7,2 mengguncang Taiwan, Rabu (3/4/2024), dengan pusat gempa di Hualien. Gempa terjadi saat warga belum mulai beraktivitas. Kendati demikian, kepanikan terjadi di beberapa sudut kota.
Kompas mencoba menghubungi mahasiswa Indonesia yang sedang berada di Taiwan untuk mengetahui kondisi terkini. Achmad Roghib Mabrur, mahasiswa asal Banyuwangi, Jawa Timur, yang sedang menempuh pendidikan di Master Program of Agricultural Economics and Marketing, National Chung Hsing University, dengan suara gemetar menceritakan pengalamannya kepada Kompas.
”Kejadiannya sekitar pukul 07.50 waktu Taiwan. Waktu itu saya masih tidur. Saking besarnya gempa, saya sampai terbangun. Kamar saya di lantai lima. Saya lari terbirit-birit turun ke bawah hanya menggunakan celana dan selimut,” tutur Mabrur yang juga menjabat sebagai Ketua Sub-Bidang Media Digital Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia.
Ia mengatakan, saat terjadi gempa, belum banyak warga beraktivitas. Warga Taiwan biasanya mulai beraktivitas pada pukul 09.30 waktu setempat.
Tempat tinggal Mabrur berada di Taichung, Taiwan. Jaraknya sekitar 90 kilometer dari Hualien yang menjadi pusat gempa. Jika Hualien ada di pesisir timur, Taichung berada di sisi barat Taiwan.
”Aku yang ada di sisi Barat aja merasakan guncangan gempa yang sangat kuat. Sampai saat ini rasanya kliyengan seperti orang pusing. Ini memang bukan gempa pertama yang saya rasakan sejak tinggal di Taiwan pada 2021. Di tahun-tahun awal, saya kerap merasakan gempa bermagnitudo 6. Tapi, gempa pagi ini adalah gempa paling kuat yang pernah saya rasakan,” ungkapnya.
Kendati diguncang gempa besar, sejumlah bangunan di Taichung dilaporkan tidak banyak mengalami kerusakan. Beberapa bangunan di sana memiliki konstruksi untuk dapat menahan guncangan gempa hingga magnitudo 9.
Di Taiwan, sedikitnya ada 300.000 warga Indonesia, sekitar 20.000 di antaranya adalah mahasiswa. Jumlah tersebut membuat Taiwan menjadi negara dengan jumlah pelajar Indonesia terbanyak di luar negeri.
Mabrur mengatakan, sesaat setelah gempa, teman-teman sesama mahasiswa Indonesia saling berkirim kabar melalui aplikasi pesan singkat. Sejumlah mahasiswa Indonesia yang berada di Taiwan bagian timur, yang lokasinya lebih dekat dengan pusat gempa, mengaku sempat mengalami kepanikan.
”Mereka berkabar, gempa sampai menyebabkan ada bukit yang longsor, bahkan MRT sampai goyang. Salah satu teman yang kuliah di National Dong Hwa University mengabarkan, laboratorium fakultas kimianya terbakar, kemungkinan akibat ada bahan kimia yang jatuh akibat guncangan gempa,” ujar Mabrur.
National Dong Hwa University merupakan salah satu kampus yang banyak dituju oleh mahasiswa Indonesia di Taiwan. Kampus tersebut hanya berjarak sekitar 6 kilometer dari pantai timur Taiwan.
Adapun Kampus National Chung Hsing University, tempat Mabrur berkuliah, dalam kondisi aman. ”Saya sempat ke kampus. Kendati tidak ada bangunan yang retak, ada plafon yang runtuh. Jalanan juga aman, saya tidak melihat kerusakan,” ujarnya.
Mabrur mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan mahasiswa Indonesia yang menjadi korban akibat gempa tersebut. Mitigasi yang disiapkan pemerintah setempat juga sudah baik. Warga setempat dan pendatang mendapat peringatan terjadinya gempa melalui ponsel masing-masing.
Pihak kampus juga memberikan imbauan kepada mahasiswa. Setidaknya ada enam poin imbauan yang diberikan Kampus National Chung Hsing University untuk mahasiswanya. Imbauan itu berisi panduan untuk menyelamatkan diri apabila terjadi gempa susulan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Taiwan diguncang gempa bermagnitudo 7,2 pada Rabu (3/4/2024) pagi. Gempa ini disebut terbesar dalam 25 tahun terakhir. Hingga pukul 11.45 WIB, dilaporkan empat orang tewas akibat gempa tersebut.
Dilaporkan Focus Taiwan dan Taipei Times, episentrum gempa berada di pesisir Hualien. Wilayah itu berada di tenggara Taipei. Guncangan terasa di seluruh pulau Taiwan dengan beragam tingkat magnitudo.
Pemerintah sejumlah daerah menghentikan layanan kereta sebagai antisipasi. Penghentian selama 40 menit sampai sejam itu akhirnya dicabut dan kini layanan transportasi kembali normal.