Mulai 31 Maret, Romania-Bulgaria Resmi Masuk Zona Schengen
Dengan bergabungnya Romania dan Bulgaria per 31 Maret 2024, zona Schengen akan mencakup 29 negara.
BUCHAREST, SABTU — Romania dan Bulgaria, dua negara di Eropa timur, mulai Minggu (31/3/2024), resmi bergabung secara parsial dalam zona pergerakan bebas Schengen. Disebut ”parsial” karena pembebasan pengawasan paspor di perbatasan dua negara tersebut baru berlaku untuk perjalanan udara dan laut dari dan ke dua negara tersebut. Adapun di perbatasan darat masih ada pemeriksaan paspor.
Romania dan Bulgaria sudah bergabung dalam Uni Eropa sejak tahun 2007. Namun, warga dua negara tersebut masih diwajibkan menunjukan paspor saat memasuki negara-negara Uni Eropa. Hal ini berbeda dengan warga negara Uni Eropa lainnya yang tidak perlu menjalani pemeriksaan paspor
Permintaan Romania dan Bulgaria untuk bergabung dengan zona Schengen ditolak pada tahun 2022 karena ada keberatan dari Austria. Austria berbatasan darat dengan Hongaria yang bertetangga dengan Romania. Perjalanan darat bisa dilakukan dari Bulgaria-Romania ke Eropa Barat melalui Hongaria.
Austria khawatir akan membanjirnya pengungsi yang masuk dari perbatasan Romania jika diberlakukan pembebasan perjalanan darat dari pengawasan keimigrasian di Hongaria.
Pada Desember 2023, kedua negara mendapat persetujuan Uni Eropa untuk bergabung dalam zona Schengen secara terbatas yang akan efektif mulai berlaku 31 Maret 2024.
Analis Stefan Popescu mengatakan, bergabungnya Romania dan Bulgaria dalam zona Schengen adalah momen bersejarah bagi kedua negara itu. Diterima dalam zona Schengen adalah simbol kehormatan setara dengan negara-negara Uni Eropa yang dianggap lebih maju dan mapan.
Baca juga: Resmi Pakai Uang Euro dan Masuk Schengen, Kroasia Kini Menyatu dengan UE
”Seorang warga Romania yang harus menjalani jalur pemeriksaan perbatasan berbeda dengan warga Uni Eropa tentu merasa diperlakukan berbeda,” kata Popescu, mengomentari Romania yang sudah lama bergabung dengan Uni Eropa.
Ivan Petrov (35), seorang eksekutif pemasaran yang bermukim di Perancis, mengatakan bahwa dirinya sangat gembira dan tidak perlu khawatir jika bepergian serta menghemat waktu dari proses imigrasi dan lain-lain.
Dengan bergabungnya Romania dan Bulgaria, zona Schengen akan mencakup 29 negara yang mayoritas adalah anggota Uni Eropa.
Dengan bergabungnya Romania dan Bulgaria, zona Schengen akan mencakup 29 negara yang mayoritas adalah anggota Uni Eropa.
Zona Schengen sebelumnya mencakup Austria, Belgia, Kroasia, Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Eslandia, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lituania, Luksemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Slowakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Swiss.
Secara total, populasi zona Schengen sebelum Romania dan Bulgaria bergabung adalah 423,26 juta jiwa. Adapun populasi Romania tahun 2023 sebanyak 20,6 juta jiwa dan Bulgaria tahun 2023 sebanyak 6,68 juta jiwa.
Baca juga: Uni Eropa Hanya Bisa Bertahan di Tengah Serbuan Platform Global
Menurut Pemerintah Romania, aturan Schengen diberlakukan di empat pelabuhan dan 17 bandara. Bandar Udara Otopeni di Kota Bucharest akan menjadi titik utama penerbangan dalam skema Schengen negeri tersebut.
Para staf, yakni petugas imigrasi dan kepolisian, disiapkan di Bandara Otopeni untuk membantu penumpang dan mendeteksi orang yang ingin meninggalkan Romania secara ilegal. Pemeriksaan secara acak diberlakukan untuk mengantisipasi orang yang memiliki dokumen palsu dan mencegah perdagangan manusia, terutama yang menyasar anak dan remaja.
Romania dan Bulgaria sama-sama berharap dapat bergabung dalam zona Schengen secara penuh pada akhir 2024. Namun, Austria bergeming, dua negara tersebut bergabung secara terbatas dalam skema perjalanan udara dan laut saja.
Sebelumnya, bekas negara pecahan Yugoslavia, yaitu Kroasia, bergabung secara penuh dalam zona Schengen pada Januari 2023 dengan menjadi anggota ke-27.
Meski banyak yang menyambut gembira, para sopir truk dari Romania dan Bulgaria masih harus mengantre di perbatasan darat untuk masuk wilayah zona Schengen. Awal Maret 2024, salah satu jalan utama Romania mengalami kemacetan parah karena rangkaian truk yang harus mengantre di perbatasan.
Kemacetan tersebut menimbulkan kerugian secara finansial. ”Perusahaan angkutan darat Romania kehilangan miliaran euro tiap tahun karena kemacetan dan antrean di perbatasan,” kata Radu Dinescu, Sekjen Perusahaan Transportasi Romania.
Menurut serikat transportasi, truk dari Romania menunggu delapan hingga 16 jam di perbatasan Hongaria dan 20-30 jam di perbatasan Bulgaria. Antrean terlama adalah tiga hari.
Pebisnis Bulgaria juga menyuarakan kejengkelan atas lambatnya proses pengiriman barang akibat hambatan di perbatasan darat. ”Hanya 3 persen barang dagangan Bulgaria diekspor lewat laut dan udara. Sebanyak 97 persen dikirim lewat jalan darat,” kata Vasil Velev, Presiden Asosiasi Industri Bulgaria (BICA).
Baca juga: Kebanjiran Migran, Finlandia Tutup Perbatasan dengan Rusia
Baik Pemerintah Romania maupun Bulgaria bertekad akan maju terus demi mendapat posisi penuh dalam zona Schengen. ”Ini sudah tidak bisa diubah kembali. Kita terus maju hingga pembebasan perbatasan darat pada akhir tahun 2024,” kata Menteri Dalam Negeri Romania Catalin Predoiu.
Harga melonjak
Saat ini banyak spekulasi, apakah Romania dan Bulgaria akan mengikuti langkah Kroasia ketika masuk dalam zona Schengen. Dalam kasus Kroasia, harga-harga langsung membubung tinggi sejak bergabung dalam zona Schengen.
Romania dan Bulgaria diperkirakan tidak serta-merta mengganti mata uang mereka dengan euro, seperti yang dilakukan Kroasia, dalam waktu dekat. Namun, tidak mengejutkan jika terjadi banyak perubahan di Romania dan Bulgaria.
Elaine Warren, seorang pakar perjalanan wisata, menyatakan, harga-harga tidak langsung melonjak begitu Romania dan Bulgaria masuk zona Schengen karena dapat menghalangi kedatangan wisatawan. Dengan bergabung ke zona Schengen, akan terjadi banyak persaingan dalam menawarkan program wisata dan obyek wisata.
”Ini akan membuat hotel, restoran, dan berbagai bisnis berusaha menjaga harga tetap kompetitif,” kata Warren.
Baca juga: Abaikan Seruan Paus, Eropa Selatan Malah Mau Lebih Keras pada Imigran
Meski demikian, dia mengakui ada harga-harga tertentu yang akan menyesuaikan dengan harga di negara zona Schengen. Beberapa tempat wisata populer mungkin akan mengalami kenaikan harga, sedangkan harga tempat wisata di daerah perdesaan justru tertekan.
Sementara Robert Blaszczyk, Kepala Departemen Klien Strategis dari perusahaan fin tech Conotoxia, mengatakan, banyak harapan positif bagi negara yang bergabung ke zona Schengen dan para pelancong. (AFP)