Drama Penyanderaan di Belanda Berakhir Tanpa Pertumpahan Darah
Kafe itu baru saja tutup saat tiba-tiba muncul pria mengenakan penutup kepala dan wajah serta mengaku membawa bom.
Oleh
IWAN SANTOSA
·2 menit baca
EDE, SABTU — Drama penyanderaan lima orang di kelab malam Café Petticoat di Kota Ede, Belanda bagian timur, berakhir tanpa pertumpahan darah, Sabtu (30/3/2024) pukul 13.00 waktu setempat. Penyanderaan itu berlangsung sejak pagi. Polisi Belanda belum menjelaskan motif penyanderaan tersebut. Pelaku telah ditangkap, sementara seluruh sandera selamat.
Penyanderaan diawali dengan insiden seorang pria bersenjata api dan diduga membawa bahan peledak menyerbu masuk Café Petticoat, beberapa jam sesudah tempat hiburan tersebut tutup. Saat itu, Café Petticoat baru saja menggelar acara dengan hiburan musik techno and house di acara rutin bertema Antivirus.
Sesudah tutup selepas pukul 04.00, beberapa saat kemudian datang seseorang yang terlihat kebingungan. Dia mengenakan penutup kepala dan wajah hitam (balaklava)dan mengaku membawa bom.
Sesudah beberapa jam, tiga sandera dibebaskan oleh penyandera yang mengancam akan meledakkan bom. Sandera yang dibebaskan terlihat memakai seragam jaket hitam yang diduga digunakan pelayan kafe. Mereka terlihat menjauhi kafe dengan mengangkat kedua tangan bergerak ke arah polisi.
Pasukan khusus kepolisian Belanda, yakni Dienst Speciale Interventie (DSI), terlihat mengepung lokasi penyanderaan. Media utama Belanda, NOS, menyebut ada empat sandera di dalam Café Petticoat.
DJ Zapre Gulev, yang bertugas di Café Petticoat pada Jumat malam hingga Sabtu dini hari, mengatakan bahwa situasi normal, pengunjung bergembira menghabiskan malam. Saat acara berakhir pukul 04.00, dia sempat bertemu dengan empat pelayan dan seorang pemilik kafe. Hingga dia pulang, situasi di kafe masih aman.
Café Petticoat, lokasi penyanderaan, adalah tempat populer di kota Ede, sekitar 85 kilometer tenggara Amsterdam, yang buka hingga dini hari pada akhir pekan. Bangunan kafe itu memiliki dua lantai dengan ruangan bawah tanah dan lantai dasar untuk melayani tamu.
Dalam akun Instagram Café Petticoat disebutkan, kafe tersebut adalah tempat dansa dan kelab malam. Kafe tersebut buka tiap hari dan menghidangkan koktail paling nikmat di teras kafe dan memiliki awak terbaik di bar. Salah satu menu yang mereka tampilkan di Instagram adalah Pornstar Martini dan Espresso Martini.
Sebanyak 150 rumah di sekitar lokasi penyanderaan dikosongkan oleh polisi. Polisi juga menutup beberapa ruas jalan yang mengelilingi lokasi penyanderaan. Aparat Belanda terlihat mengoperasikan robot penjinak bom ke dalam Petticoat.
Wali Kota Ede, Rene Verhulst, meminta warga tidak membagikan video dari lokasi kejadian demi menghargai privasi dan ketenangan korban penyanderaan.
Ede adalah kota berpenduduk 120.000 jiwa. Kota itu terletak berdekatan dengan Kota Arnhem yang berada di wilayah perbatasan Belanda dan Jerman.
Tahun lalu juga terjadi peristiwa penyanderaan warga oleh seorang pria berusia 27 tahun di toko perangkat dan telepon Apple di Amsterdam selama lima jam. Pria penyandera akhirnya tewas di rumah sakit setelah terluka akibat ditabrak mobil polisi.
Peristiwa kekerasan terburuk di ruang publik Belanda dalam beberapa tahun terakhir terjadi pada 2019 di Kota Utrecht. Seorang pria memberondongkan tembakan ke sebuah trem sehingga mengakibatkan empat orang tewas. (AFP)