Biden Minim Aksi Hentikan Perang Gaza
Dunia berharap Biden mengikuti Reagan yang tegas pada Israel. Sejauh ini, Biden hanya menyatakan prihatin.
WASHINGTON DC, SENIN — Presiden Amerika Serikat Joe Biden sebenarnya punya banyak pilihan langkah untuk menghentikan perang Gaza. Namun, sejauh ini Biden lebih sibuk prihatin dan melakukan berbagai manuver yang tidak benar-benar bisa menekan Israel menghentikan pendudukan di Palestina.
Pengabaian Israel pada AS dan pemerintahan Biden terus ditunjukkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. ”Kami akan beroperasi di Rafah. Ini akan memakan waktu beberapa pekan, dan itu akan terjadi,” ujarnya, Minggu (17/3/2024) malam.
Baca juga: Netanyahu Terus Jegal Upaya AS Bawa Perdamaian
Hal itu dinyatakan di tengah desakan komunitas internasional agar Israel tidak melancarkan serangan darat ke Gaza. Sebab, 1,4 juta pengungsi kini berada di Rafah dan tidak punya lagi tempat berlindung.
Gaza dihujani bantuan makanan, sekaligus bom yang diberikan AS ke Israel.
Aparat dan warga Israel juga terus merintangi pengiriman bantuan ke Gaza lewat jalur darat. Akibatnya, AS dan sejumlah negara terpaksa mengirim bantuan lewat udara. Selanjutnya, sedang diupayakan pengiriman bantuan lewat laut.
Banyak pihak mengkritik keputusan Biden mengirim bantuan lewat udara dan laut. Keputusan itu menunjukkan AS tidak berdaya menekan Israel. Padahal, Israel mengandalkan bantuan dana dan persenjataan AS untuk terus menduduki Palestina.
Kebebalan Netanyahu membuat kejengkelan meluas di kalangan politikus AS. Chuck Schumer, politikus Yahudi yang juga pemimpin fraksi Demokrat di Senat AS, sampai mendesak pemerintahan Israel harus diganti.
Menurut Schumer, Netanyahu telah tersesat. ”Israel tidak dapat bertahan jika menjadi gelandangan gara-gara korban jiwa warga Palestina terus bertambah,” katanya.
Baca juga: Skenario Netanyahu: Israel Tetap Mau Kuasai Gaza, AS-Palestina Menolak
Menurut Biden, keprihatinan Schumer itu dirasakan mayoritas publik AS. ”Saya pikir dia mengungkapkan keprihatinan serius yang tidak hanya dirasakan olehnya, tetapi juga oleh banyak orang Amerika,” ujarnya.
Undang-undang AS membolehkan Presiden AS mengakhiri dukungan militer kepada negara mana pun ketika mendapati dukungan itu membatasi pengiriman bantuan kemanusiaan AS.
Meskipun Biden terus mendukung hak Israel untuk membela diri, kritiknya terhadap Netanyahu semakin pedas. Bahkan, ia menyebut Netanyahu lebih menyakiti Israel daripada membantu dengan kepemimpinan perangnya.
Dalam sejumlah kesempatan lain, Biden juga mulai mengubah pernyataannya. Dari hanya fokus pada Israel, kini Biden beberapa kali membahas soal Palestina. Hal itu menyusul penolakan sebagian pemilih memberikan suara untuk Biden.
Hanya retorika
Analis Timur Tengah Aaron David Miller menggambarkan pendekatan AS terhadap Israel sebagai tindakan pasif-agresif. Retorika terus dibangun, tetapi tidak ada langkah konkret untuk menghentikan Israel menyerang Gaza.
Baca juga: Israel Setujui Rencana Serbuan ke Rafah
Kritik ataupun bujukan Biden untuk meredam serangan ke Gaza tak pernah digubris Israel. ”Gaza dihujani bantuan makanan, sekaligus bom yang diberikan AS ke Israel,” tulis Nicholas Kristof, jurnalis bidang hak asasi manusia di kolom opini The New York Times, Minggu (17/3/2024).
Bahkan, AS terus mengirimkan persenjataan bernilai miliaran dollar AS ke Israel. AS juga memberikan tameng diplomatik untuk Israel. ”Biden bisa menggunakan Undang-Undang AS yang membolehkan Presiden AS mengakhiri dukungan militer kepada negara mana pun ketika mendapati dukungan itu membatasi pengiriman bantuan kemanusiaan AS,” lanjut Kristof.
Bantuan makanan bukan keinginan utama warga Gaza. Mereka lebih ingin merdeka dari serangan Israel dan merdeka untuk bisa mencari dan membuat makanan mereka sendiri.
Warga AS pun semakin banyak yang kecewa. Menurut survei pada Januari 2024 oleh Associated Press dan NORC Center for Public Affairs Research, 50 persen responden menilai serangan Israel ke Gaza sudah keterlaluan.
Baca juga: Situasi Gaza Tidak Terkendali, Anak Muda AS Berpaling dari Biden
Pada Desember 2023, hanya 40 persen responden berpendapat demikian. Bahkan, 60 persen responden yang mengidentifikasi sebagai pendukung Partai Demokrat AS menyebut Israel sudah melampaui batas.
Banyak cara
Disarikan dari Foreign Affairs, beragam langkah bisa diambil Biden untuk menekan Israel. Caranya dengan menarik dukungan, menggunakan hak veto di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), atau mendukung langkah Arab Saudi. Biden juga bisa menghentikan dana dan senjata untuk Israel sembari mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
”Biden dapat menyatakan menarik dukungan pada Netanyahu dari Ruang Oval dalam pidatonya di televisi pada jam tayang utama. Jika dia melakukan hal tersebut, dia harus menjelaskan bahwa tegurannya ditujukan kepada pemerintah ekstrem sayap kanan Israel, bukan kepada rakyatnya,” tulis ahli kebijakan luar negeri dari AS, Jonah Blank, di Foreign Affairs.
Biden tidak harus bersikap keras kepada Israel, cukup kepada Netanyahu dan kelompok pendukungnya. Caranya antara lain mengubah pendekatan AS soal veto soal Israel. Alih-alih terus menolak, Biden perlu mendorong dukungan AS pada gencatan senjata di Gaza.
Baca juga: Warga Gaza yang Menanti Bantuan Diserang Lagi, 29 Orang Tewas
Tekanan pemimpin AS ke Israel pernah terjadi pada 1982. Presiden Ronald Reagan menekan PM Israel Menachem Begin. Saat itu, Begin memerintahkan serangan artileri untuk invasi Israel ke Lebanon. ”Saya marah,” tulis Reagan dalam buku hariannya, seperti dicatat The New York Review of Books.
Saat itu, Reagan meminta Begin berhenti atau semua hubungan AS-Israel di masa depan akan terancam. ”Dua puluh menit kemudian Begin menelepon dan mengatakan bahwa dirinya telah memerintahkan diakhirinya serangan tersebut dan meminta agar persahabatan kami tetap berlanjut,” kata Reagan dalam catatan itu.
Banyak warga dunia berharap Biden lebih tegas seperti Reagan. Namun, sejauh ini, baru ada kata-kata dan prihatin dari Presiden AS itu.
(AP/AFP/Reuters)