Orang Kaya Baru India Lebih Muda dan Suka Bertualang
Di India, orang disebut ”kaya” jika memiliki kekayaan bersih yang besar atau aset sedikitnya Rp 15 miliar.
Seluruh rakyat India—barangkali juga di seluruh dunia—terpaku dan terpukau dengan pesta pertunangan Anant Ambani di Jamnagar, kota industri di India barat, Februari lalu. Konglomerat terkaya di India, Mukesh Ambani, menghabiskan 150,7 juta dollar AS (Rp 2,3 triliun) untuk pesta pertunangan anaknya itu.
Bagi ratusan juta warga India yang mengikuti melalui televisi, media sosial, dan surat kabar, pesta itu memamerkan kekuatan finansial dan selera orang-orang kaya di India. Sebenarnya Ambani tidak mewakili orang-orang kaya di India karena bukan kekayaan Ambani seorang diri yang memutar roda perekonomian, melainkan kekayaan 186 miliarder di India.
Baca juga: Mukesh Ambani, Orang Terkaya di Asia, dan Cerita Pesta-pesta Ekstravaganzanya
Majalah The Economist, 11 Maret 2024, menyebutkan hanya ada 186 miliarder di India. Mereka itulah yang lebih berperan penting dan mewakili perekonomian India. Jumlah jutawan India yang bertambah terus setiap tahun memengaruhi pola konsumsi, investasi, dan pertumbuhan. Hanya saja mereka jarang terpapar media dan tidak diketahui jumlah kekayaannya yang sebenarnya.
Di India, orang-orang yang disebut ”kaya” adalah mereka yang memiliki kekayaan bersih yang tinggi atau memiliki aset bersih sedikitnya 1 juta dollar AS (Rp 15,6 miliar). Ini mencakup nilai rumah-rumah utama mereka.
Orang yang sebenarnya bekerja dengan upah rendah tetapi mewarisi apartemen besar di pinggir laut di Mumbai, misalnya, juga disebut sebagai orang kaya. Nilai 1 juta dollar AS bisa membeli properti mewah seluas 100 meter persegi di Mumbai.
Berdasarkan definisi itu, menurut penelitian bank Swiss, Credit Suisse, India memiliki sekitar 850.000 jutawan pada 2022. Satu dekade sebelumnya, jumlahnya sekitar 473.000 orang. Antara tahun 2012 dan 2022, jumlah jutawan setiap tahun tumbuh 8,5 persen, melampaui pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB) India yang rata-rata sebesar 5,6 persen.
Dengan pulihnya perekonomian, jumlah jutawan diperkirakan meningkat 15-20 persen per tahun. Inilah generasi anyar orang kaya baru (OKB) India. Mereka ini tidak seperti orang kaya lama.
Reformasi yang berkelanjutan, peningkatan daya saing global, dan peningkatan rantai nilai akan meningkatkan pangsa manufaktur dalam PDB India.
Lembaga pemeringkat Crisil menyebutkan, perekonomian India meningkat dan diperkirakan tumbuh 6,8 persen pada tahun keuangan berikutnya. Pada 2031, India akan mencapai status negara berpendapatan menengah atas. Proyeksi ini didukung reformasi dalam negeri.
”Setelah pertumbuhan fiskal tahun ini yang lebih baik dari perkiraan sebesar 7,6 persen, PDB India kemungkinan akan melambat menjadi 6,8 persen pada tahun fiskal 2025,” sebut laporan India Outlook dari Crisil.
CEO Crisil Amish Mehta menjelaskan, manufaktur berkembang pesat karena berbagai faktor, seperti diversifikasi rantai pasokan global, investasi infrastruktur, dan inisiatif transisi ramah lingkungan. ”Reformasi yang berkelanjutan, peningkatan daya saing global, dan peningkatan rantai nilai akan meningkatkan pangsa manufaktur dalam PDB India melampaui proyeksi 20 persen pada tahun fiskal 2031,” ujarnya.
Kepala Ekonom Crisil Dharmakirti Joshi menyoroti peluang di bidang manufaktur dan jasa untuk memenuhi permintaan domestik dan global. ”Kami memproyeksikan manufaktur dan jasa akan tumbuh masing-masing 9,1 persen dan 6,9 persen, antara tahun fiskal 2025 dan 2031. Meskipun ada peningkatan yang dapat dikejar sektor manufaktur, jasa akan tetap menjadi pendorong dominan pertumbuhan India,” ujarnya.
Merata
OKB di India pun lebih tersebar. Mereka tidak perlu lagi tinggal di kota-kota besar seperti Mumbai, Delhi, atau Bangalore untuk mendapatkan penghasilan. Jaideep Hansraj, yang menjalankan manajemen kekayaan di Bank Kotak Mahindra selama 15 tahun dan mengepalai bisnis sekuritas, mengungkapkan, lonjakan investor justru datang dari kota-kota yang kecil.
Rakesh Singh dari Bank HDFC mengatakan, ada investasi sebesar 500.000 dollar AS (Rp 7,8 miliar) yang datang dari daerah-daerah, bahkan daerah terpencil Jorhat di Assam.
Faktor yang mendorong diversifikasi kekayaan secara geografis adalah perbaikan infrastruktur di India. Hal ini menurunkan biaya transportasi dan mempercepat pengiriman barang ke industri.
Baca juga: Jet Pribadi, Cara Orang India Lari dari Covid-19
Ada pula faktor semakin banyaknya transportasi udara yang menghubungkan antardaerah, penyebaran internet berkecepatan tinggi, dan insentif investasi dari pemerintah negara bagian yang ingin mengambil bagian dari pertumbuhan ekonomi India. Sektor bisnis dan pengelola keuangan pun memperluas pelayanan pelanggan di mana pun mereka berada.
Usia rata-rata orang kaya India juga semakin muda. Orang kaya lama rata-rata berusia di atas 50 tahun. Akan tetapi, sekarang orang kaya yang berusia 30-40 tahun menjadi semakin banyak dan lumrah. Ada yang mendadak menjadi orang kaya karena memperoleh manfaat dari pembebasan lahan pemerintah untuk proyek-proyek infrastruktur dan meraup keuntungan besar dari kepemilikan lahan yang sebelumnya tidak produktif.
Banyak dari mereka datang dari keluarga pengusaha generasi pertama yang membuat produk kebutuhan pokok konsumen, seperti makanan dan pakaian. Mereka juga membuat produk lain yang penting bagi pertumbuhan ekonomi, seperti besi baja atau bantalan besi.
Ada juga OKB dari kalangan profesional, tetapi gemar berinvestasi saham perusahaan atau investasi lainnya. Chethan Shenoy dari manajemen pengelolaan kekayaan Anand Rathi Wealth mengatakan, mereka inilah jutawan generasi pertama yang memiliki nilai-nilai kelas menengah yang kuat.
Baca juga: Nishtha Jain dan Cerita Orang Biasa
OKB di India berbeda dengan orang kaya lama dari sisi pengelolaan kekayaannya, baik dalam hal investasi maupun konsumsi. OKB jauh lebih nyaman dan sudah terbiasa dengan pasar modal ketimbang orangtuanya.
Nitin Chengappa, yang mengepalai perbankan swasta di Bank Standard Chartered, saat ini diversifikasi menjadi kuncinya. Bukan hanya reksa dana, melainkan ada ekuitas swasta dan modal ventura. Yang masih sama antara OKB dan orang kaya lama adalah kecenderungan mereka membeli banyak emas dan rumah, baik di India maupun di luar negeri.
Menikmati hidup
OKB di India lebih suka liburan ke luar negeri. Begitu pula dengan pesta pernikahan mewah dan membeli mobil-mobil mewah. Pabrikan mobil Mercedes memperkirakan India akan menjadi pasar terbesar ketiga di luar Jerman dalam tiga tahun ke depan. India naik dari posisi kelima. Jenama-jenama mewah dan hotel-hotel di Eropa semakin banyak ditemui di kota-kota di India dan banyak pendatang baru berdatangan.
Pada tahun lalu, jenama barang mewah Dior berpameran di Mumbai. Pembuat jam tangan Swiss menikmati rekor ekspor ke India pada 2022. Tata, konglomerasi besar India, mengalami pertumbuhan pesat dalam bisnis barang-barang mewah dan hotel bintang lima, terutama dari kota-kota kecil.
Pemerintah India berencana membuka 25 hotel pada tahun ini dan banyak di antaranya hotel kelas atas. Bandara internasional yang akan dibuka di Mumbai pada tahun depan akan memiliki tempat parkir yang disediakan untuk pesawat jet pribadi.
Baca juga: Pesta Ambani di Negeri Ratusan Juta Orang Melarat
Pertumbuhan orang kaya di India ini luar biasa, tetapi ada risiko yang dapat menghambat pertumbuhannya, yakni faktor perubahan politik, peraturan, atau perpajakan. OKB berani mengambil risiko tinggi saat berinvestasi dan konsumsi bebas karena didorong keyakinan mereka akan semakin kaya dan tidak mungkin jatuh miskin.
Ketidakstabilan politik di dalam negeri juga bisa mendorong peralihan ke investasi yang lebih aman dan pengeluaran lebih rendah. Mereka sensitif terhadap perubahan perpajakan. Risiko lainnya adalah orang-orang kaya mungkin akan pindah ke luar negeri. Perusahaan imigrasi kelas atas, Henley and Partners, memperkirakan terdapat 7.500 jutawan India yang pindah ke luar negeri pada 2022.
Banyak dari mereka yang diam-diam membeli rumah kedua di Dubai, London, atau Singapura, serta pindah permanen. Banyak juga yang menyekolahkan anak ke perguruan tinggi luar negeri. Para profesional di perusahaan internasional mudah tergoda kualitas hidup yang lebih baik, pendidikan yang lebih baik bagi anak, dan lingkungan yang lebih bersih.
Meski terdengar egois, OKB di India, sama seperti orang kaya lama, tetap sekelompok orang yang patriotik. Mereka ingin India berubah. Masih banyak dari mereka yang tetap ingin membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat India lainnya, sambil tentunya hidup bersenang-senang.