Paus menganggap Kyiv sebagai korban. Perhatian utama Paus adalah soal penghentian kekerasan.
Oleh
KRIS MADA
·2 menit baca
VATIKAN, MINGGU — Paus Fransiskus kembali mendorong pihak bertikai di berbagai perang untuk berunding. Kesediaan berunding justru tanda keberanian menyelamatkan umat manusia.
Dorongan Paus disampaikan dalam wawancara dengan media Swiss, Radio Télévision Suisse (RTS). Sebagian rekaman wawancara disiarkan pada Sabtu (9/3/2024) sore waktu Vatikan. Rekaman utuh akan disiarkan pada 20 Maret 2024.
Media Vatikan, Vatican News, menerbitkan sebagian pernyataan Paus pada Minggu. Juru bicara Vatikan Matteo Bruni juga menjelaskan beberapa bagian pernyataan Paus.
Berunding bukan menyerah. Hal itu adalah keberanian untuk tidak membawa negara pada kematian.
Bruni mengatakan, sikap Paus soal Perang Ukraina selalu konsisten. Paus menganggap Kyiv sebagai korban. Dalam doa Angelus pada akhir Februari 2024, Paus juga membahas soal Ukraina. Perhatian utama Paus adalah soal penghentian kekerasan.
Kekuatan gelap
Dalam potongan wawancara itu, Paus antara lain menyinggung soal perang di berbagai tempat. ”Perang adalah kegilaan. Perang adalah kekuatan kegelapan,” ujar pemimpin tertinggi umat Katolik itu.
Kegetiran perang, menurut dia, antara lain terlihat dari banyak anak Ukraina. Paus prihatin karena anak-anak Ukraina kini sulit tersenyum. ”Anak yang tidak tahu cara tersenyum sulit punya masa depan. Perang selalu soal kekalahan, kekalahan manusia,” ujarnya.
Jangan malu berunding sebelum semua menjadi lebih buruk.
Karena itu, ia menganjurkan agar Ukraina mau berunding dengan Rusia. ”Berunding bukan menyerah. Hal itu adalah keberanian untuk tidak membawa negara pada kematian,” ujarnya.
Perundingan bisa digelar dengan fasilitas komunitas internasional. ”Ada banyak yang menawarkan mediasi. Turki telah menawarkan diri, lainnya juga. Jangan malu berunding sebelum semua menjadi lebih buruk,” katanya.
Paus tidak menampik ada anggapan perundingan akan menguntungkan pihak yang kuat. Walakin, tetap harus ada upaya untuk menghentikan kematian dalam perang.
Bruni mengatakan, wawancara itu kembali menunjukkan kasih Paus kepada Ukraina. Sikap Paus soal Perang Ukraina selalu konsisten.
Paus menganggap Kyiv sebagai korban. Dalam doa Angelus pada akhir Februari 2024, Paus juga membahas soal Ukraina. Perhatian utama Paus adalah soal penghentian kekerasan.
”Saya berharap sedikit rasa kemanusiaan ditemukan sehingga memungkinkan ada kondisi untuk solusi diplomatik demi mencari perdamaian yang adil dan langgeng,” ujar Bruni mengutip ulang pernyataan Paus.
Bruni menjelaskan itu karena sebagian orang Ukraina ataupun pendukung Ukraina marah dengan pernyataan Paus. Sebagian warganet menyebarkan karikatur yang menuding Paus sebagai boneka Rusia. (AP)