Akira Toriyama dan Warisan Keabadiannya dalam ”Dragon Ball”
Kepergian Akira Toriyama, pencipta serial manga ”Dragon Ball”, mengejutkan dunia komik. Ia abadi bersama karya-karyanya.
TOKYO, SABTU — Komunitas penggemar komik berduka. Akira Toriyama, pencipta komik manga Dragon Ball, wafat pada 1 Maret 2024 dalam usia 68 tahun. Bird Studio, perusahaan yang bekerja sama dengan Toriyama, mengumumkan kabar duka itu dalam situs mereka, Jumat (8/3/2024). Disebutkan, pembekuan darah di otak menjadi penyebab kematian Toriyama.
Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengapa kematian Toriyama baru diumumkan kepada publik setelah sepekan berlalu.
Bird Studio menyebut Toriyama masih memiliki beberapa karya yang tengah dalam proses penyelesaian. Toriyama disebut sangat antusias mengerjakannya. ”Kami berharap dunia ciptaan Akira Toriyama yang unik terus dicintai semua orang dalam jangka waktu yang lama,” kata Bird Studio dalam pernyataan tertulis.
Jutaan penggemar di berbagai penjuru dunia memberikan penghormatan terakhir bagi Toriyama. Berita kematiannya menjadi topik utama berbagai platform media sosial. Di Weibo, platform media sosial di China, berita kematian Toriyama ditayangkan lebih dari 450 juta kali.
Sementara di platform X (dulu bernama Twitter), menurut pengukuran perusahaan pemantau media sosial Visibrain, 2,5 juta pesan penghormatan atas kematian Toriyama diunggah para penggunanya atau—jika dirata-rata—sekitar 267 unggahan per detik.
Pemerintah China, melalui Kementerian Luar Negeri, juga menyatakan turut berduka. Seperti dikutip China Daily, jubir Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers rutin menyatakan, manga karya Toriyama sangat populer di China dan menjadi bagian dari simbol pertukaran budaya serta persahabatan China-Jepang.
”Kami menyampaikan dukacita mendalam atas wafatnya Akira Toriyama dan mengungkapkan belasungkawa kepada keluarganya,” kata Mao.
Di Jerman, klub sepak bola Borussia Dortmund melalui akun resmi X juga menyampaikan belasungkawa. ”Terima kasih atas semuanya, Akira Toriyama. Legasimu akan terus bertahan hidup,” tulis Borussia di media sosial X.
Salah satu penggemar Toriyama semula tidak memercayai kabar duka itu. “Kami tidak akan pernah melupakan Akira Toriyama atas hadiah yang dia tinggalkan untuk Bumi ini. Saya tidak bisa membayangkan dunia tanpa Dragon Ball,” tulis seorang penggemar.
Baca juga: Tonggak Sejarah Animasi Jepang
Juru Bicara Pemerintah Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan, Toriyama telah memainkan peran yang sangat penting bagi Jepang dengan memperkenalkan kekuatan lunak (soft-power)”Negeri Matahari Terbit” itu.
“Karya Tuan Toriyama telah menghasilkan pengakuan luas terhadap konten Jepang di seluruh dunia,” tambah Hayashi.
Eiichiro Oda, pencipta manga blockbuster One Piece, mengatakan bahwa kehadiran Toriyama seperti ”pohon besar” bagi seniman manga muda. ”Dia menunjukkan kepada kita semua hal yang bisa dilakukan manga, mimpi untuk pergi ke dunia lain,” kata Oda dalam sebuah pernyataan.
Kematiannya meninggalkan ”lubang yang terlalu besar untuk diisi,” kata Oda.
Introvert
Toriyama lahir di Prefektur Aichi di Pulau Honshu, Jepang, tahun 1955. Seperti dikutip beberapa literatur, ketertarikannya pada dunia gambar dimulai karena minimnya hiburan di tempat tinggalnya saat dia kecil. Dia mengikuti jejak teman-temannya di sekolah dasar untuk menggambar. Apa pun bentuknya.
Ia sempat tertarik dengan tokoh-tokoh kartun buatan Walt Disney, termasuk 101 Dalmatians. Namun, manga Astro Boy karya Osamu Tezuka yang benar-benar membuatnya tertarik dalam dunia manga.
Kecintaannya pada manga membuat Toriyama memilih mempelajari seni lebih mendalam saat sekolah menengah atas. Akan tetapi, karena ketidakcocokan dengan studi itu, dia meninggalkannya. Pada 1977 dia memilih kursus menggambar manga di Nagoya.
Sebagai seorang mangaka (ahli manga), Toriyama mengaku tidak terlalu suka bersosialisasi. Karya-karyanya sendiri lahir dari kesendirian. Ia bahkan menyebut, perilakunya adalah menyimpang.
”Dragon Ball seperti sebuah keajaiban mengingat bagaimana hal itu membantu seseorang seperti saya, yang memiliki kepribadian yang menyimpang dan sulit melakukan pekerjaan dengan baik, diterima oleh masyarakat,” kata Toriyama dalam sebuah kesempatan pada tahun 2013.
Toriyama menyebut bahwa dirinya memiliki hubungan yang lebih baik dengan binatang peliharaannya dibandingkan dengan manusia.
Fenomenal
Toriyama memulai debutnya di dunia manga pada tahun 1978 ketika meluncurkan Wonder Island, yang diterbitkan oleh Weekly Shonen Jump. Seri pertama manga ini bercerita tentang pilot pasukan bunuh diri Jepang (pilot kamikaze) yang terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni di wilayah Pasifik.
Furusu, nama sang pilot, mencoba untuk keluar dari pulau ini dan kembali ke Jepang. Sayangnya, upaya ini urung membuahkan hasil.
Baca juga: Kazuki Takahashi, Si Tokoh Pencipta Yu-Gi-Oh!
Latar belakang yang ditampilkan Toriyama pada seri kedua Wonder Island mengalami perubahan signifikan. Bila di seri pertama bercerita tentang pulau tak berpenghuni di kawasan Pasifik, pada seri kedua manga itu menampilkan seorang polisi Jepang bernama Gyaosu, Gala, dan Pagos yang bertugas di sebuah kantor polisi di Kota Los Angeles, Amerika Serikat.
Sayangnya, seri manga ini kurang mendapat sambutan dari para pembaca majalah Shonen dan penggemar manga Jepang.
Barulah ketika dia menciptakan manga Dr Slump pada tahun 1980-an, namanya diperhitungkan sebagai salah satu tokoh manga berbakat. Tokoh utama dalam manga Dr Slump, seorang gadis kecil berkaca mata bernama Arale Norimaki, menjadi kegemaran para pembaca komik manga ini. Serial ini menjadi hit.
Hal ini memberi Toriyama kepercayaan diri untuk menciptakan komik manga terbarunya yang kemudian diberi nama Dragon Ball. Kabarnya, tokoh utama serial manga ini, Son Goku, terinspirasi Jacky Chan, aktor serba bisa, dan cerita klasik Journey to The West.
Pertama kali diterbitkan majalah Shonen, cerita tersebut meledak dan menjadi bacaan favorit anak laki-laki di Jepang. Sejumlah tokoh utama Dragon Ball, seperti Krilin, Bulma, Tuan Guru Roshi (Kame Sennin), adalah tokoh-tokoh yang menghiasi perjalanan hidup Goku, anak laki-laki yang memiliki ekor seperti monyet.
Baca juga: Motoo Abiko, Kepergian Setengah Jiwa dari Mangaka Fujiko Fujio
Cerita perjalalan Goku dan lika-liku pertempurannya untuk mengumpulkan tujuh bola naga (yang memiliki kekuatan super jika dikumpulkan menjadi satu) membawa para pembaca usia muda ke alam tersendiri.
Kekuatan detail
Kazuma Yoshimura, profesor yang mendalami studi manga di Universitas Kyoto Seika, mengatakan bahwa yang menjadi pembeda antara manga karya Toriyama dan manga-manga lainnya adalah detail yang diberikan dalam setiap cerita.
“Dia adalah seseorang yang melakukan pekerjaan sebagai mangaka, ilustrator, dan desainer grafis,” kata Yoshimura.
Dia menambahkan, karakter dan lanskap yang digambarkan oleh Toriyama sangat lengkap dan memudahkan untuk ditransformasi ke dalam media 3D, seperti patung mainan. Kekayaan detail itu juga membuat pembaca tak mudah berpaling.
Baca juga: Hegemoni Industri Komik Jepang, dari Netflix hingga Kios Buku Bekas
”Pembaca tidak bisa begitu saja mengalihkan pandangan mereka,” kata Yoshimura tentang karya seni mangaka tersebut.
Jurnalis spesial anime, Tadashi Sudo, menyebutkan, popularitas Dragon Ball tetap terjaga sampai saat ini karena Toriyama tahu persis apa yang dibutuhkan oleh pembaca. Ditambah lagi karena cerita ini diawali dari tokoh kecil dan kemudian kekuatannya berkembang seiring perkembangan usianya. ”Petualangan dan pertumbuhan karakter,” ujar Sudo.
Hal lain yang membuat karya manga Toriyama ini menjadi daya tarik global adalah karakter yang tidak mewakili identitas kewarganegaraan apa pun. Menurut Sudo, ini memberikan keseimbangan antara eksotisme cerita dan keterkaitan pembaca dengan wilayah asalnya.
Toriyama tak mengira Dragon Ball akan sukses. "Saat saya menggambar serialnya, yang ingin saya capai hanyalah menyenangkan anak-anak di Jepang,” ujarnya.
Wafatnya Toriyama telah membuat para penggemar berduka, termasuk mengunggah karakter Son Goku yang tengah terbang di langit dengan dua sayap di punggungnya. ”Terima kasih telah membuat masa kecilku luar biasa,” tulis seseorang.
Akan tetapi, ada juga yang belum bisa menerima kabar itu. ”Ayo kumpulkan ketujuh bola naga dan hidupkan kembali Tuan Akira Toriyama!” salah satu pengguna menulis di Weibo.
Mungkin dalam benaknya, ketika tujuh bola naga itu disatukan, para penggemar bisa meminta satu hal: menghidupkan kembali sosok Toriyama.
(AP/AFP/REUTERS)