Kekurangan tenaga terampil dan mekanisme subsidi rumit jadi perintang utama pengembangan industri semikonduktor AS.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
Sudah 2,5 tahun Amerika Serikat mengumumkan ambisi mengembalikan posisi di pasar semikonduktor global. Aneka hambatan domestik terus merintangi ambisi itu.
Pada Senin (26/2/2024) di New York, Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengungkap salah satu rintangan itu. Perundingan dengan produsen semikonduktor berlangsung keras. ”Perundingan keras kami dan setiap perusahaan akan membuat setiap perusahaan menghasilkan lebih banyak untuk ekonomi dan keamanan nasional dengan lebih sedikit uang pajak,” ujarnya dalam forum di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di New York.
Departemen Perdagangan AS sedang memilah proyek-proyek yang ditargetkan bisa mulai memasarkan produknya pada 2030. Proyek dengan rencana kerja lebih panjang akan diurus belakangan. ”Amat rumit. Jenis fasilitas yang diusulkan Samsung, TSMC, Intel di AS adalah generasi baru, tidak pernah terjadi di negara ini,” ujarnya.
Kalaupun pabrik bisa dibangun saat ini juga, tidak akan tersedia cukup tenaga kerja di AS.
Pokok perundingan, antara lain, soal subsidi pembangunan pabrik baru. Sejumlah produsen utama meminta total 70 miliar dollar AS. Padahal, Washington awalnya hanya mengalokasikan 39 miliar dollar AS saja.
Insentif itu bagian dari pelaksanaan undang-undang yang dikenal sebagai CHIPS and Science Act. UU itu mengesahkan subsidi hingga 280 miliar dollar AS untuk riset dan produksi semikonduktor di AS. Bentuk insentif bisa jaminan kredit hingga 35 persen dari total potensi kerugian, pinjaman pemerintah, hingga subsidi uang tunai.
Departemen Perdagangan AS mencatat, ada 600 perusahaan dan lembaga riset mengajukan proposal pendanaan. Selain itu, berbagai perusahaan menjanjikan investasi total 235 miliar dollar AS.
Janji itu, antara lain, dilontarkan TSMC dan Micron. TSMC menjanjikan investasi hingga 38 miliar dollar AS untuk pengembangan produksi di AS. Adapun Micron yang merupakan perusahaan AS menjanjikan investasi hingga 100 miliar dollar AS. Micron akan memakai dana itu untuk meningkatkan produksi di AS dalam dua dekade mendatang
TSMC, Intel, dan lainnya mengumumkan (pembangunan) pabrik di tempat lain dan membangunnya amat cepat.
Para petinggi berbagai produsen semikonduktor mengaitkan realisasi investasi itu dengan insentif dari Pemerintah AS. Pada Januari 2024, CEO TSMC Mark Liu mengaku pembangunan pabrik baru tertunda setidaknya sampai 2027. Penyebabnya, antara lain, karena TSMC masih berunding dengan Pemerintah AS soal nilai subsidi untuk pabrik baru TSMC.
TSMC dan berbagi produsen lain juga masih menunggu panduan insentif pajak dari Departemen Keuangan. Sampai sekarang, Depkeu AS tidak kunjung menerbitkan petunjuk teknis yang sudah dinanti sejak 2023 itu.
Kendala insentif
Raimondo optimistis produksi semikonduktor AS akan melonjak dalam tujuh tahun mendatang. Kini, meski AS punya berbagai pemilik paten semikonduktor, produksi semikonduktor lebih banyak dilakukan di Taiwan dan Korsel.
Penasihat Senior CSIS Scott Kennedy pesimistis akan ada lonjakan produksi semikonduktor di AS. ”TSMC, Intel, dan lainnya mengumumkan (pembangunan) pabrik di tempat lain dan membangunnya amat cepat,” ujarnya.
Pada Sabtu (24/2/2024), TSMC meresmikan pabrik di Jepang. Padahal, rencana investasi di Kumomoto itu baru diungkap pada 2023. Peresmian itu berselang beberapa pekan setelah pengumuman Liu soal pabrik di AS.
Fakta itu membuat peringatan Jimmy Goodrich dari RAND Corporation relevan. Analis pada lembaga yang dekat dengan Departemen Pertahanan AS itu menyebut, AS akan ketinggalan dari negara lain jika terus menunda perwujudan insentif ke industri semikonduktor.
Bob Johnson menyebut, pembangunan pabrik semikonduktor butuh biaya, lahan, dan usaha besar. Lahannya saja paling tidak 22 hektar. Pabrik itu harus ekstra bersih dari segala jenis debu ukuran mikro sekalipun. ”Fondasinya harus amat kuat. Tidak boleh ada getaran yang merusak proses produksi semikonduktor,” kata wakil presiden pada lembaga konsultansi Gartner itu.
Proses produksi semikonduktor akan membutuhkan aneka bahan kimia. Jepang dan Korsel punya produksi aneka bahan itu. Lokasi produksinya terjangkau dari pabrik semikonduktor. Di AS, rantai pasok itu tidak ada.
Kesulitan pekerja
Persoalan lain adalah tenaga kerja. Liu menyebut, salah satu penyebab pabrik terlambat dibangun adalah kesulitan mendatangkan tenaga ahli dari luar AS. Izin kerjanya rumit sekali. Padahal, di AS tidak tersedia cukup tenaga untuk memasang aneka peralatan khusus di pabrik semikonduktor.
Berkaca dari pengalaman produsen lain, Kennedy sepakat dengan Liu. ”Kalaupun pabrik bisa dibangun saat ini juga, tidak akan tersedia cukup tenaga kerja di AS. Masalah terbesar AS adalah kemampuan, bukan modal,” kata analis CSIS itu.
Intel mencoba menggandeng Arizona State University untuk mengatasi masalah tenaga kerja. Belum diketahui kapan usaha itu akan berhasil. Buktinya, Intel mengumumkan penundaan pengoperasian pabrik baru di Ohio. Sebab, raksasa semikonduktor itu kesulitan mencari tenaga kerja.
Bahkan, sebagian rencana belanja Intel terpaksa ditunda. Sebab, Intel tidak mau telanjur membeli mesin saat calon tenaga kerjanya belum jelas.
Wakil Presiden Micron, Scott Gatzemeier, mengingatkan pembangunan pabrik bisa saja berlangsung dalam waktu lama. Sekali dimulai, proyek tidak bisa dihentikan jika tidak mau ada pembengkakan biaya.
Gatzemeier, yang bertanggung jawab pada pembangunan fasilitas baru di Micron, juga menyebut pabrik dibangun dengan mempertimbangkan tren masa depan. Soal itu, lembaga konsultansi Deloitte memberi harapan. Pada 2024, pasar semikonduktor global akan bernilai 588 miliar dollar AS.
Alasannya, penjualan semikonduktor dan ponsel akan meningkat. Pada 2022, 56 persen semikonduktor global diserap industri komputer dan ponsel.
Pada 2024 dan selanjutnya, semikonduktor dengan harga lebih mahal akan laris seiring perkembangan kecerdasan buatan (AI). Setiap keping semikonduktor untuk mesin AS berharga hingga 30.000 dollar AS. Adapun harga semikonduktor untuk ponsel hanya beberapa sen dollar AS saja.
Deloitte menaksir, pembelian semikonduktor untuk AI akan bernilai 400 miliar dollar AS pada 2027. Untuk 2024, nilainya ditaksir 50 miliar dollar AS saja. (AFP/REUTERS)