Ketika Hari Valentine dan Rabu Abu Jatuh pada Hari yang Sama
Hari Rabu (14/2/2024) ditandai dengan perayaan Hari Valentine dan Rabu Abu secara bersamaan. Momen ini jarang terjadi.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
Pada 14 Februari, masyarakat dunia merayakan Hari Kasih Sayang. Pada 2024, hari yang sering disebut sebagai Hari Valentine itu jatuh bersamaan dengan perayaan Rabu Abu. Hal ini jarang terjadi. Dalam abad sebelumnya, hanya tiga kali momen itu terjadi.
Sementara kalender Hari Valentine telah ditetapkan selalu jatuh pada 14 Februari, perayaan Rabu Abu tidak selalu pasti tanggalnya, tergantung pada Minggu Paskah. Hari Valentine dirayakan guna mengungkapkan cinta dan persahabatan. Namun, perayaannya tak luput dari kritik atas komersialisasi yang dominan pada momen itu.
Adapun Rabu Abu adalah hari penuh khidmat yang dijalani dengan puasa dan refleksi penyesalan, menandai awal dari 40 hari masa pra-Paskah dalam keyakinan Katolik dan Kristen yang berpuncak pada Minggu Paskah.
Sebelum tahun ini, Hari Valentine dirayakan bersamaan dengan Rabu Abu pada 2018. Menurut laman berita LiveNowFox, pada abad ke-20 dua perayaan itu juga pernah terjadi bersamaan pada 1923, 1934, dan 1945. Untuk abad ini, selain pada 2024, kedua perayaan tersebut juga bakal kembali dirayakan bersama pada 2029.
Tanggal perayaan Rabu Abu tidak selalu sama setiap tahun. Rabu Abu berkaitan dengan Minggu Paskah yang tahun ini jatuh pada 31 Maret 2024. Tanggal Minggu Paskah sendiri juga tidak selalu sama, selalu berubah-ubah berkisar 22 Maret hingga 25 April setiap tahun berdasarkan penghitungan bulan.
Konferensi Wali Gereja Katolik AS menjabarkan, ”Paskah dirayakan pada hari Minggu pertama setelah bulan penuh yang terjadi di musim semi-equinox atau saat siang dan malam memiliki periode panjang yang sama di belahan bumi utara. Itu terjadi pada 21 Maret. Untuk mendapatkan tanggal Rabu Abu, kita menghitung mundur enam minggu dari hari Minggu Paskah ke hari Minggu pertama masa pra-Paskah. Empat hari sebelum hari Minggu pertama pra-Paskah adalah Rabu Abu.”
Tahun ini, Rabu Abu itu jatuh pada 14 Februari.
Tanggal 14 Februari selama ini dikenal sebagai perayaan Hari Kasih Sayang atau Valentine. Pada Hari Valentine, orang-orang akan merayakan kasih sayang dan persahabatan antarpasangan. Perayaan Valentine juga sering dikritik karena menjadi ajang komersialisasi melalui gelaran pesta-pesta hingga penjualan cokelat dan bebungaan.
Sebetulnya Hari Valentine bukan hanya tradisi modern. Perayaan ini memiliki akar kuat pada Romawi Kuno dan pada awal kekristenan. Jika dikaitkan dengan perayaan Katolik Roma, itu adalah perayaan hari Santo Valentine, seorang martir di zaman itu.
Lisa Bitel, profesor sejarah dan agama pada Universitas Southern California, AS, menjelaskan Santo Valentinus adalah martir pada abad ketiga. Tulisan Bitel pada laman Conversation berjudul ”Santo Valentine yang Asli Bukanlah Pelindung Cinta” menjelaskan bahwa ada lebih dari satu Valentinus yang dihukum karena keyakinan pada periode waktu yang sama.
Bitel menyebutkan, tak satu pun dari mereka berkaitan dengan romantisisme. Penekanan tentang cinta baru muncul belakangan.
Sementara pada Rabu Abu, penganut Katolik dan Kristen akan pergi ke gereja dan memulai periode puasa dan perenungan yang mengawali masa pertobatan. Mereka yang mengikuti ibadah Rabu Abu di gereja akan mendapatkan tanda salib di dahi.
Tanda salib itu dibuat dengan menorehkan abu hasil pembakaran daun palma yang dipergunakan pada ibadah Minggu Palma setahun sebelumnya. Minggu Palma ini jatuh sepekan sebelum Paskah.
Pada Rabu Abu, umat Katolik dan Kristen juga wajib berpuasa dan berpantang. Ibadah berpantang akan dilakukan lagi di setiap Jumat selama masa pra-Paskah.
Masa pra-Paskah ini akan berpuncak pada pekan suci yang terkait dengan penyaliban, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Ini menandakan cinta kasih melalui pengorbanan Yesus untuk menebus dosa-dosa manusia.
Meski kedua perayaan itu sama-sama berkaitan dengan cinta kasih, Pastor Katolik Richard Henning dari Providence, Rhode Island, dalam surat kabar keuskupan menegaskan, Rabu Abu dengan segala ketentuan tentang puasa dan berpantang jauh lebih signifikan dan harus diprioritaskan.
”Rabu Abu bernilai lebih tinggi dan layak mendapatkan perhatian kita,” kata Henning.
”Saya meminta dengan segala hormat, kita semua akan menjaga pentingnya Rabu Abu. Jika Anda ingin minum anggur dan bersantap malam Valentine, silakan Anda melakukannya pada Selasa (13/2/2024). Itu hari yang sempurna untuk berpesta dan merayakan.” (AP)