Faktor Keselamatan Mobil Swakemudi ”Robotaxi” Picu Kemarahan
Jalanan di beberapa kota di AS diramaikan dengan kehadiran ”robotaxi”. Namun, banyak yang menilai mobil itu tak aman.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·2 menit baca
Massa merusak dan membakar mobil swakemudi robotaxi yang dikembangkan oleh Waymo, Sabtu (10/2/2024), di distrik pecinan di San Francisco, Amerika Serikat, saat perayaan Tahun Baru Imlek. Otoritas keamanan masih menyelidiki motif perusakan tersebut.
Banyak kalangan menilai, kemarahan massa tak terlepas dari faktor keamanan pengguna jalan lain di tengah berkembangnya teknologi mobil swakemudi (autonomous car) dalam beberapa tahun terakhir. Insiden di San Francisco hanya berselang sepekan setelah sebuah robotaxi Waymo bertabrakan dengan pengendara sepeda.
Seorang saksi mata, Michael Vandi, mengunggah video tentang perusakan robotaxi di Pecinan tersebut, Minggu (11/2/2024). Ia mengatakan, kejadian berlangsung sangat cepat. Massa di lokasi kejadian melompat ke kap kendaraan dan langsung memecahkan kaca depan.
Di sekelilingnya, warga tengah menikmati atraksi kembang api. Tindakan massa tampaknya disetujui orang-orang di sekitarnya yang menonton sambil bertepuk tangan. ”Saat itulah semuanya menjadi liar,” tulis Vandi, membalas pertanyaan Reuters melalui pesan di media sosial X.
Vandi menggambarkan, puluhan orang lantas bergerak menghancurkan kaca-kaca mobil lainnya dengan papan seluncur dan mencoret-coret bodi mobil. Tak lama, rekaman videonya memperlihatkan robotaxi jenis Jaguar i-Pace itu dilalap api. Kepulan asap hitam menyelimuti mobil. ”Tidak ada yang bisa Anda lakukan untuk melawan puluhan orang,” ujarnya.
Pernyataan Waymo menyebut, seseorang melemparkan kembang api ke dalam kabin kendaraan. Dinas pemadam kebakaran setempat mengonfirmasi pemicu terbakarnya kendaraan adalah kembang api. Departemen Kepolisian San Francisco tengah menyelidiki kejadian itu, tetapi tidak menyebut apakah menangkap orang-orang terkait insiden.
Tidak ada yang bisa Anda lakukan untuk melawan puluhan orang.
Tidak ada korban dalam kejadian itu. ”Kendaraan itu tidak membawa penumpang dan tidak ada korban luka yang dilaporkan. Kami bekerja sama dengan pejabat keselamatan setempat untuk merespons situasi ini,” kata perusahaan itu.
Waymo menyatakan tidak akan menghentikan layanan dan uji coba robotaxi yang telah berjalan.
Insiden yang melibatkan robotaxi atau kendaraan umum swakemudi bukanlah yang pertama kali. Pada Awal Oktober 2023, seorang perempuan pejalan kaki ditabrak robotaxi Cruise di San Francisco. Saat polisi dan petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian, menurut laporan, tubuh korban berada di kolong robotaxi tersebut.
Cruise, perusahaan teknologi rintisan milik General Motors, tidak lama setelah kejadian itu menyebut, kecelakaan itu tidak disebabkan robotaxi miliknya. Keterangan Cruise, dikutip dari laman The Verge, menyatakan, sebelum korban ”berada di kolong robotaxi mereka”, korban mengalami tabrak lari oleh kendaraan lain.
Mengutip laman Axios, Cruise kehilangan izin operasional di California karena rekam jejak mereka, terutama karena jaminan keselamatan pengguna jalan yang buruk. Cruise kemudian menarik semua kendaraan swakemudi di AS dari pengujian. Regulator California menuduh Cruise menutup-nutupi parahnya kecelakaan pada Oktober itu dan berpotensi mendapat sanksi hingga 1,5 juta dollar AS.
Insiden-insiden itu diyakini membuat para pengguna jalan, termasuk pejalan kaki, tidak senang dengan penggunaan teknologi robotaxi di jalanan California. Beberapa kejadian di San Francisco dan Phoenix, Arizona, memperlihatkan tingginya tingkat ketidaksenangan warga atas keberadaan robotaxi di jalan raya di kota-kota tersebut.
Sejumlah orang dilaporkan menghalangi atau merintangi robotaxi yang tengah berjalan. Tak sedikit pula orang yang memaksa untuk masuk kabin pengemudi atau penumpang dan melompat ke atas badan kendaraan.
Mengutip laman Ars Technica, secara total Waymo telah menguji kelaikan teknologinya sejauh 6,4 juta kilometer. Klaim uji coba kelaikan jalan juga disampaikan oleh Cruise. Dalam uji coba itu, secara keseluruhan mereka mengalami 102 kecelakaan di jalan raya. Akan tetapi, kecelakaan terjadi saat kendaraan melaju dalam kecepatan rendah sehingga tidak menimbulkan dampak serius pada korban. (Reuters)