AS Tangkap Pencuri Rahasia Militer yang Beri Data ke China
AS sudah berulang kali menangkap warga sipil dan tentara dengan tudingan mencuri data rahasia militer bagi China.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
LOS ANGELES, KAMIS — Biro Penyidik Federal Amerika Serikat menangkap Chenguang Gong (57). Ia dituding mencuri lalu memberikan data rahasia militer Amerika Serikat ke China. Data yang dicuri, antara lain, terkait rudal dan penangkis rudal.
Penangkapan Gong diumumkan pada Selasa (7/2/2024) siang waktu California atau Kamis dini hari WIB. Gong disebut memberikan 3.600 berkas data terkait teknologi persenjataan ke China.
Dalam pernyataan tertulis, Jaksa Agung California Martin Estrada menyebut bahwa Gong membantu China mengembangkan teknologi rudal. Beijing disebut berusaha mencari tahu cara AS mengembangkan teknologi penangkis persenjataan hipersonik.
Chenguang Gong mengusulkan proyek-proyek yang mencerminkan pekerjaannya di beberapa perusahaan tersebut, dan berulang kali menyatakan bahwa proposalnya akan berguna bagi militer China.
Bersama Rusia, China kini termasuk negara pengoperasi persenjataan hipersonik. Sementara AS bersama sejumlah sekutunya masih dalam tahap pengembangan persenjataan itu. Iran dan Korea Utara juga mengklaim sudah memiliki persenjataan hipersonik.
Estrada menyebut, China dan banyak negara asing terus berupaya untuk mencuri teknologi yang dikembangkan para ilmuwan AS. ”Kami mewaspadai ancaman ini, menjaga inovasi perusahaan dan peneliti AS. Kami akan melakukan apa pun untuk melindungi keamanan negara dari ancaman asing,” kata Estrada.
Gong menjadi warga AS sejak 2011. Setahun terakhir, ia bekerja di salah satu perusahaan teknologi di Malibu, California. Di sana, ia mencuri data rahasia militer AS, lalu diberikan ke China. Dengan fasilitas perusahaan, ia mencuri, antara lain, cetak biru teknologi pelacak rudal lewat jaringan satelit. Pelacakan itu berlaku untuk rudal balistik ataupun hipersonik.
Ia bisa mendapat akses pada data itu karena jabatannya sebagai manajer di perusahaan tersebut. Perusahaan yang tidak diungkap identitas itu disebut merancang, mengembangkan, dan memverifikasi teknologi inframerah untuk keperluan militer.
Pencurian lain
Dalam berkas dakwaan juga disebut beberapa teknologi lain yang dicuri Gong. Ia, antara lain, mencuri teknologi pelacakan dari pesawat. Teknologi itu terutama dipakai saat pilot atau kamera kesulitan melihat keadaan sekitarnya. Media AS, CNBC, melaporkan, pengembangan teknologi itu didanai Departemen Pertahanan AS.
Gong disebut bekerja di berbagai perusahaan teknologi AS selama lebih dari satu dekade terakhir. Ia juga diketahui melamar di program Bakat Diaspora China. Program itu mengidentifikasi orang yang berbakat atau berkemampuan khusus untuk membantu pengembangan kekuatan China.
Kepada penyidik, Gong mengaku pernah mengirimkan proposal ke Beijing. Ia meminta dana penelitian pengembangan peralatan pengubah perintah analog ke digital. Teknologi itu dikembangkan juga oleh salah satu perusahaan di Dallas, AS. Gong bekerja di perusahaan itu saat mengirimkan proposal tersebut.
Dalam proposal lain, ia juga mengusulkan pengembangan sensor obyek saat pencahayaan rendah. Teknologi itu terutama dipakai di pesawat. Ia menyertakan contoh perangkat sejenis yang dikerjakan perusahaan tempat ia bekerja pada 2015-2019.
Semua informasi itu tersimpan dalam sejumlah komputer dan diska di rumah Gong. ”Dalam pengajuannya ke talent programs, Chenguang Gong mengusulkan proyek-proyek yang mencerminkan pekerjaannya di beberapa perusahaan tersebut, dan berulang kali menyatakan bahwa proposalnya akan berguna bagi militer China. Dia juga menyebut China belum memiliki teknologi yang ia usulkan untuk dikembangkan atau dikembangkan sendiri,” tulis dakwaan tersebut.
Gong bukan orang pertama yang ditangkap AS dengan tudingan memasok data rahasia militer ke China. Pada Agustus 2023, AS menangkap tiga warganya yang diduga mengirimkan informasi rahasia ke China. Mereka terdiri dari dua tentara dan seorang pekerja di perusahaan teknologi.
Washington juga menuding, Beijing bersama Moskwa bekerja sama mengembangkan rudal hipersonik. Ada pula tudingan China berusaha mencuri rahasia riset lewat pembelian saham perusahaan di negara lain. Hal itu, antara lain, dilakukan dalam akuisisi Alpi Aviation di Italia oleh China Corporate United Investment (CCUI) dan China Rolling Way Stock Corporation (CRCC).
Washington menuding, China mencuri berbagai rahasia militer AS dan sekutunya untuk pengembangan persenjataan domestik. Beijing menyanggahnya dengan menyatakan China punya penelitian sendiri. (AFP/REUTERS)