Di arena, kuda-kuda itu bukannya berpacu, melainkan berjalan lambat sembari menarik gerobak berat.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·2 menit baca
Ilustrasi
Obihiro
Kecepatan bukan segalanya. Setidaknya itu yang tergambar dalam sebuah pacuan kuda di Jepang. Di arena, kuda-kuda itu bukannya berpacu, melainkan berjalan lambat, sembari menarik gerobak berat. Pacuan kuda Banei Keiba itu sudah menjadi tradisi selama lebih dari seabad di kota Obihiro, Prefektur Hokkaido. Acara itu kini menarik semakin banyak penggemar, juga turis asing.
Para penonton bersorak-sorai saat gerbang pacuan dibuka dan kuda-kuda itu bergerak secepat orang berjalan. Delapan kuda berlomba melewati dua gundukan dalam lintasan sepanjang 200 meter. Belum lama berjalan, kuda-kuda itu sudah berhenti untuk istirahat dan menghela napas. Bagi penonton, lambatnya kuda-kuda itu justru membawa ketegangan tersendiri.
”Tidak peduli seberapa bagus kuda itu terlihat pada awalnya, bagian paling penting adalah 50 meter terakhir. Jadi, situasi bisa berubah setiap saat,” ujar Esther McCourt, turis asal Australia, kepada kantor berita AFP, Senin (5/2/2024).
Popularitas Banei Keiba menanjak setelah banyak upaya pemasaran pacuan kuda ini saat pandemi Covid-19. Pacuan kuda lambat itu berkembang di kalangan penduduk Jepang yang bermigrasi ke Hokkaido, wilayah yang sepi di bagian utara dengan musim dingin yang panjang dan tidak menyenangkan.
Orang-orang itu mengandalkan kuda, dikenal sebagai ”banba”, untuk membersihkan lahan, mengangkut barang-barang, dan mengoperasikan tambang. Mereka pun mengadu kuda-kuda itu dalam kontes dan permainan saat ada festival. Berat kuda banba ini dua kali lipat berat kuda pacu. Gerobak yang harus mereka tarik bisa lebih dari 600 kilogram beratnya.
Sang joki berdiri di atas gerobak sembari berteriak dan melecut kudanya supaya tetap berjalan. Para joki itu menolak tuduhan mereka kejam pada kuda-kudanya karena kuda-kuda itu dirawat dengan baik dan tidak dipaksa menarik beban melebihi kemampuannya. ”Jika kuda pacu lahir untuk berlari, banba lahir untuk menghela,” ujar Yoshiyuki Hattori, joki yang sudah memenangi banyak trofi. (AFP)