Aliansi AS Kembali Gempur Houthi, Bagian dari Serangan Berantai ke Timur Tengah
AS-Inggris serang puluhan sasaran strategis terkait Iran di Irak, Suriah, dan Yaman,
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
WASHINGTON, SABTU — Amerika Serikat dan sekutunya kembali menyerang fasilitas Houthi di Yaman. Serangan diarahkan ke gudang dan lokasi peluncuran senjata Houthi ke Laut Merah. Gempuran ke Houthi adalah bagian dari serangan berantai ke Timur Tengah yang dimulai sejak Jumat pekan ini.
Serangan dilancarkan pada Sabtu (3/2/2024) malam waktu setempat atau Minggu dini hari WIB. ”Tindakan bersama ini memberi pesan jelas ke Houthi bahwa mereka akan menanggung dampak kalau tidak segera menghentikan serangan ilegal ke kapal niaga internasional dan angkatan laut,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
AS dan Inggris menjadi penyerang utama. Australia, Kanada, Denmark, Belanda, dan Selandia Baru ikut menyokong serangan tersebut. Bahrain, lokasi markas terbesar pasukan AS di Timur Tengah, dinyatakan ikut terlibat dalam serangan tersebut.
Sebanyak 36 fasilitas di 13 lokasi di Sana’a dan beberapa kota lain di Yaman jadi sasaran serangan itu. Sasarannya antara lain gudang senjata di bawah tanah serta perangkat dan lokasi peluncuran rudal, radar, dan artileri pertahanan udara.
”Serangan tepat sasaran ini bertujuan mengganggu dan menurunkan kemampuan Houthi mengancam perdagangan global, nyawa prajurit, serta tanggapan pada serangan tindakan ilegal dan berbahaya Houthi sejak serangan pada 11 dan 24 Januari 2024,” demikian pernyataan bersama negara penyerang.
Dalam foto dan video yang disiarkan AS dan sekutunya terlihat, perangkat penyerbu berangkat dari sejumlah lokasi. Inggris menerbangkan jet tempur Typhoon FRG4 dari pangkalan udara Akrotiri di Siprus.
Sementara AS menerbangkan jet tempur F-18 dari kapal induk USS Dwight D Eisenhower. Selain itu, Washington juga menerbangkan pesawat intai dari Bahrain. Sementara kapal perusak AS, USS Graverly dan USS Carney, menembakkan rudal dari Laut Merah.
Kantor berita Yaman, SABA, melaporkan, serangan AS dan sekutunya menghantam sasaran di Sana’a, ibu kota Yaman. Ledakan terdengar di sekitar kompleks Kantor Kepresidenan Yaman. Rudal AS dan sekutunya juga menyasar Al-Bayda, Dhamar, Hajjah, Hodeida, dan Taiz.
Houthi telah puluhan kali menembakkan rudal ke kapal-kapal AS dan sekutunya di Laut Merah. Houthi juga menggunakan pesawat nirawak berpeledak dalam rangkaian serangan itu. Alasannya, AS dan sekutunya terus menyokong Israel menyerbu Gaza. Houthi berjanji berhenti menyerang jika serbuan Israel ke Gaza dihentikan.
Tindakan bersama ini memberi pesan jelas ke Houthi bahwa mereka akan menanggung dampak kalau tidak segera menghentikan serangan ilegal ke kapal niaga internasional dan angkatan laut.
AS dan sekutunya menolak alasan itu. Washington dan sekutunya memandang, Houthi mengancam perekonomian global. Serangan Houthi membuat kapal-kapal niaga menghindari alur pelayaran Laut Merah. Kini, rute pelayaran harus memutari Afrika yang lebih mahal dan lama. Akibatnya, rantai pasok global terganggu.
Serangan berantai
Serangan ke Yaman hanya berselang sehari setelah AS dan sekutunya menggempur Irak dan Suriah. Bagi Washington dan sekutunya, serangan itu merupakan pembelaan diri karena pasukan AS di Irak dan Suriah lebih dulu diserang sejak 18 Oktober 2023.
Sejumlah anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mendesak serangan AS dan sekutunya dibahas di DK PBB. Sejumlah anggota PBB menyebut gempuran AS dan sekutunya ke Irak dan Suriah sebagai serangan ilegal oleh anggota tetap DK PBB.
Serangan pada hari Jumat (2/2/2024) menambah pertanyaan soal kepatuhan AS dan sekutunya pada hukum internasional. AS dan sekutunya berulang kali menolak permintaan penarikan pasukan dari Irak dan Suriah. Padahal, baik DK PBB maupun pemerintah kedua negara itu tidak pernah menyetujui penempatan pasukan AS dan sekutunya di Irak dan Suriah.
Dalam serangan pada Jumat ke Suriah, AS dan sekutunya menggempur pangkalan Imam Ali di dekat kota perbatasan Boukamal, pangkalan Ein Ali di Quriya, dan pusat radar di Deir el-Zour. Sasaran-sasaran itu disebut sebagai asal serangan ke pangkalan AS di Deir el-Zour dan Hassakeh di Suriah.
AS mengaku memberi tahu Pemerintah Irak sebelum menyerang pada Jumat. Pasukan Gabungan Umum (PMF), salah satu kelompok bersenjata Irak yang disokong Iran, menyebutkan, AS menyerang rumah sakit, markas tank, tangsi artileri, dan gudang perbekalan di Irak. Akibatnya, 16 orang tewas dan sedikitnya 36 orang cedera.
Sementara juru bicara Harakat al-Nujaba, Hussein al-Mosawi, menyangkal ada pasukan di lokasi serangan AS dan sekutunya. Ia juga mengecam serangan tersebut.
Harakat al-Nujaba, salah satu kelompok milisi Irak yang disokong Iran tersebut, menyiratkan akan membalas gempuran AS dan sekutunya. Meski demikian, Mosawi juga mengatakan tidak mau ada peningkatan ketegangan di kawasan.
Seperti Houthi di Yaman, sejumlah kelompok milisi di Irak dan Suriah juga menjadikan serangan Israel ke Gaza sebagai alasan menyerang pangkalan AS. Sejak 18 Oktober 2023, hampir 200 kali serangan dilancarkan ke pangkalan-pangkalan AS di Suriah dan Irak.