AS Isyaratkan Serangan Lebih Besar ke Timur Tengah
Pentagon telah menyiagakan kapal induk Dwight D. Eisenhower dan aset-aset militer di kawasan itu.
WASHINGTON, JUMAT — Amerika Serikat mengisyaratkan serangan lebih besar ke Timur Tengah dengan sasaran kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Iran. Sementara di perbatasan Lebanon, Israel dan Hezbollah mempersiapkan pasukan untuk perang.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin, Jumat (2/2/2024), mengatakan, saat ini merupakan saat yang tepat untuk melumpuhkan kelompok bersenjata yang didukung Iran yang menyerang pasukan dan kapal AS di Timur Tengah. AS juga sedang bersiap untuk mengambil tindakan balasan sebagai respons atas kematian tiga prajurit AS atas serangan di pangkalan Tower 22 di Jordania.
Selama berhari-hari, AS mengisyaratkan serangan akan diluncurkan dalam waktu dekat. Sementara itu, kelompok yang dituding melakukan serangan pada Minggu (28/1/2024), Kataib Hezbollah, mendadak mengumumkan jeda serangan ke sejumlah lokasi pasukan Amerika Serikat di Irak dan Suriah pada Kamis.
Namun, di Laut Merah, serangan dari kelompok Houthi belum berhenti. Kelompok pemberontak di Yaman yang diyakini juga didukung Iran itu masih menyerang kapal-kapal dan menembakkan rudal ke kapal kontainer berbendera Liberia di Laut Merah.
”Pada titik ini, saatnya untuk membawa lebih banyak kemampuan kita daripada yang pernah kita berikan di masa lalu,” kata Austin dalam konferensi pers pertama sejak dirawat di rumah sakit karena komplikasi dari pengobatan kanker prostat.
Kami akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi pasukan kami.
Selama beberapa pekan terakhir, pasukan AS juga terus membalas Houthi di Laut Merah. Namun, serangan AS itu tak berdampak pada berhentinya serangan ke kapal-kapal kargo yang berafiliasi dengan Israel dan negara-negara sekutunya.
Baca juga: Cegah Perluasan Perang Timur Tengah, Iran Minta Aliansinya Menahan Diri
Sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023, kelompok-kelompok bersenjata yang diyakini didukung Iran telah menyerang pangkalan-pangkalan AS di Irak dan Suriah. Setidaknya telah terjadi 166 kali serangan dengan roket, rudal, dan pesawat nirawak (drone).
Serangan balasan AS tercatat setidaknya enam kali atas kelompok-kelompk di kedua negara itu. Di Yaman, militer AS juga melancarkan serangan udara yang menargetkan Houthi.
AS mengaitkan serangan terhadap Tower 22 di Jordania dengan Poros Perlawanan Islam di Irak. Poros Perlawanan Islam ini merupakan kelompok payung dari beragam kelompok bersenjata yang diyakini didukung Iran. Salah satu dalam poros ini, Kataib Hezbollah.
Baca juga: AS-Iran Tegang Lagi, Iran Sita Tanker Yunani sebagai Pembalasan pada AS
Iran telah membantah terlibat dalam serangan ke pangkalan AS itu. ”Klaim itu dibuat dengan tujuan politik tertentu untuk memutarbalikkan kenyataan di kawasan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani.
Namun, AS tetap meyakini peran Iran besar. ”Seberapa banyak yang diketahui atau tidak diketahui Iran, kami tidak tahu. Tetapi, itu tidak masalah karena Iran mensponsori kelompok-kelompok ini,” ujar Austin.
Austin mengatakan, tanpa fasilitasi tersebut, serangan-serangan itu tidak akan terjadi. Dia mengatakan, Pentagon masih menggelar penyelidikan forensik pesawat nirawak yang menyerang Tower 22. Tempat itu adalah pangkalan rahasia AS di timur laut Jordania. Perannya vital bagi kehadiran AS di negara tetangga Jordania, Suriah.
”Saya tidak berpikir lawan mempunyai pola pikir satu serangan lalu selesai. Jadi, mereka memiliki banyak kemampuan. Saya punya lebih banyak lagi. Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi pasukan kami,” ujarnya.
Baca juga: AS Pasok Amunisi dan Perlengkapan Militer ke Israel, Tanpa Pengerahan Pasukan
Pentagon telah menyiagakan kapal induk USS Dwight D. Eisenhower di wilayah tersebut, bersama dengan setidaknya belasan kapal perang besar AS, jet tempur Angkatan Udara AS, dan pesawat radar. Mereka sudah rutin menggunakan aset-aset militer tersebut untuk meluncurkan serangan dan mempertahankan kapal.
Pada Rabu malam, misalnya, jet tempur F/A-18 milik AS menyerang dan menghancurkan 10 drone milik Houthi yang siap diluncurkan. Jet tempur itu juga menggempur stasiun kendali darat yang digunakan Houthi. AS mencegat rudal balistik dan drone lain yang sudah mengudara pada siang hari.
Laut Merah
Komando Pusat AS menyebutkan, di Laut Merah, Houthi menembaki kapal komersial dan militer hampir 40 kali sejak November 2023. Dalam serangan terbaru, Kamis, mereka menembakkan rudal balistik ke M/V Koi, sebuah kapal kontainer berbendera Liberia. Manajemen kapal belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Kelompok Houthi tidak mengakui serangan tersebut.
Operasi Perdagangan Maritim Inggris, kelompok militer Inggris yang mengawasi perairan Timur Tengah, mengonfirmasi serangan itu. Lokasi serangan di sebelah barat Hodeida, kota pelabuhan di Yaman yang telah lama dikuasai pemberontak tersebut.
Serangan besar Houthi terjadi pada 26 Januari 2024 lalu. Serangan rudal menghantam kapal komersial sehingga memicu kebakaran yang berlangsung selama berjam-jam.
Pada Kamis, Komando Pusat AS menyatakan telah menghancurkan dua drone lagi yang ditembakkan Houthi. Satu unit drone yang terbang dalam jarak dekat diluncurkan pada pukul 05.00 di Yaman dan ditembak jatuh di Teluk Aden. Beberapa jam kemudian, drone yang bergerak melalui air dihancurkan di Laut Merah.
Houthi mengatakan, mereka menargetkan kapal-kapal sebagai solidaritas terhadap kelompok Hamas yang menghadapi gempuran Israel di Gaza. Namun, mereka sering pula menargetkan kapal-kapal yang memiliki hubungan lemah atau tidak jelas dengan Israel sehingga membahayakan pelayaran di rute utama perdagangan global antara Asia, Timur Tengah, dan Eropa.
Sementara itu, di perbatasan Lebanon, ketegangan tetap tinggi. Israel menyatakan akan menggerakkan pasukan ke garis depan konfrontasi dengan Hezbollah itu. Panglima militer Herzi Halevi mengatakan, peluang perang di perbatasan Israel-Lebanon meningkat.
”Saya tidak tahu kapan perang di utara terjadi. Saya tahu kemungkinan terjadinya perang dalam beberapa bulan mendatang jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya,” ujarnya.
Prospek perang Israel-Hezbollah di perbatasan Lebanon membuat masyarakat di dua sisi perbatasan ketakutan. Ribuan warga telah mengungsi atau dievakuasi dari kedua sisi tersebut.
Pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah tidak mengancam akan memulai perang, tetapi memperingatkan akan terjadinya pertempuran tanpa batas jika Israel menyerang. Hezbollah mengatakan tidak akan menyetujui gencatan senjata di perbatasan Israel-Lebanon sebelum ada gencatan senjata di Gaza. Hezbollah juga telah menolak usulan AS untuk memindahkan pasukannya beberapa kilometer dari perbatasan. (AP/REUTERS)