FAA Larang Pengembangan Produksi Boeing 737 Max
”Kemungkinan Boeing lolos dari audit tanpa catatan adalah rendah,” demikian komentar analis.
NEW YORK, RABU — Otoritas Penerbangan Amerika Serikat (FAA) melarang penambahan produksi pesawat Boeing varian 737 Max menyusul serangkaian musibah. Kasus terakhir adalah lepasnya jendela penutup kabin (door plug) pada 5 Januari 2024 yang menimpa maskapai Alaska Air. FAA juga menyelidiki para pemasok industri Boeing.
Meski demikian, FAA mengizinkan sebagian armada Boeing 737 Max 9 kembali terbang. Adapun izin terbang yang diberikan FAA disertai syarat, pesawat harus sudah diperiksa menyeluruh sesuai standar keselamatan yang ditetapkan penyelidik FAA.
Jika syarat tersebut dipenuhi, pesawat-pesawat Boeing 737 Max 9 milik maskapai Alaska Airlines dan United Airlines kembali beroperasi. Sebelumnya, dalam beberapa pekan terakhir, kedua maskapai itu mengalami kekacauan jadwal penerbangan karena kekurangan armada akibat larangan terbang. Pihak United Airlines mengatakan, mereka mendapat izin untuk kembali mengoperasikan Boeing 737 Max 9 yang akan kembali terbang Minggu (28/1/2024).
Seorang pimpinan FAA, Mike Whitaker mengatakan, setelah pengawasan dan penelitian saksama selama beberapa pekan, FAA melanjutkan langkah inspeksi dan meninjau faktor pemeliharaan pesawat. ”FAA segera memerintahkan larangan terbang beberapa jam sesudah insiden di Portland (Alaska Airlines). Pesawat ini tidak akan kembali terbang sebelum memenuhi standar keselamatan. Tim penyelidik kami bekerja siang malam untuk mengumpulkan data dan kami segera masuk ke tahap inspeksi dan mengecek pemeliharaan,” kata Whitaker.
Materi yang diperiksa
Dia menjelaskan, semua pesawat dari 171 pesawat yang dilarang terbang harus diperiksa fisik hingga sambungan baut, sambungan ke badan pesawat, dan alur penutup pintu yang merupakan bagian komponen terlepas saat penerbangan Alaska Airlines.
Baca juga: Boeing Tersandung Lagi gara-gara Kecelakaan Alaska Airlines
Langkah pemeriksaan dilanjutkan dengan tindakan memperkuat sambungan-sambungan dan titik yang diperiksa tersebut. Tindakan itu dilakukan dengan sangat rinci terhadap belasan komponen terkait bagian yang mengalami insiden jendela kabin lepas tersebut.
Namun, tidak dijelaskan berapa lama pemeriksaan harus dilakukan sebelum pesawat kembali dapat beroperasi. Maskapai United Airlines memperkirakan pesawat mereka akan grounded hingga akhir Januari 2024.
”Meski demikian, saya menegaskan, ini bukan berarti pabrikan Boeing sudah selesai dengan masalah yang terjadi saat ini. FAA tidak akan menyetujui permintaan Boeing untuk menambah produksi jenis pesawat 737 Max sampai kami yakin dengan masalah kendali mutu Boeing dalam kasus ini berhasil diselesaikan,” kata Whitaker.
FAA memberi persetujuan atas hasil pemeriksaan menyeluruh dari 40 pesawat terbang yang dilarang terbang. FAA juga mengadakan pertemuan dengan para pakar terkait Dewan Peninjau Tindakan Perbaikan (CARB) yang menghimpun ilmuwan, pakar keselamatan, yang bersama-sama memberikan persetujuan atas pemeriksaan dan perawatan pesawat.
FAA menegaskan, perbaikan yang dilakukan terhadap pesawat yang dilarang terbang harus mencakup pemeriksaan baut khusus, dan pemasangan, inspeksi visual secara menyeluruh terkait jendela penutup kabin (door plug), memperbaiki alat pengencang, dan memperbaiki semua kondisi abnormal yang ditemukan.
CEO Boeing David Calhoun menjelaskan, FAA sudah memberikan syarat yang harus dipenuhi 171 unit Boeing 737 Max 9 yang dilarang terbang agar dapat kembali beroperasi. Calhoun menemui para legislator AS di Washington DC untuk mendorong dicabutnya larangan terbang tersebut. Saat ini pasar pesawat penumpang berbadan besar dunia dikuasai duopoli Airbus yang berbasis di Eropa dan Boeing di Amerika Serikat.
”Kami mengoperasikan pesawat dengan keamanan terbang. Kami tidak akan membiarkan pesawat beroperasi tanpa kami yakin 100 persen atas keamanannya,” kata David Calhoun kepada media di Capitol Hill.
Calhoun mengakui pentingnya meyakinkan penumpang tentang keselamatan penerbangan. Dirinya menemui legislator AS demi keterbukaan agar para anggota Senat dan Kongres dapa memahami upaya perbaikan yang dilakukan pabrikan Boeing.
”Saya hadir di sini untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keselamatan pesawat buatan Boeing,” kata Calhoun.
Senator Partai Demokrat Maria Cantwell yang memimpin Komisi Perdagangan Senat mengatakan, dia akan mengadakan dengar pendapat terkait keselamatan operasionalisasi pesawat buatan Boeing. ”Konsumen transportasi udara Amerika Serikat dan pekerja pabrikan Boeing harus mendapat kepastian dari langkah pimpinan Boeing untuk mengutamakan keselamatan penerbangan. Ini lebih penting daripada keuntungan penjualan pesawat. Kami akan menyelidiki penyebab kecelakaan yang terjadi,” kata Cantwell.
Dia menegaskan kepada Calhoun agar Boeing mengutamakan kualitas dan rekayasa teknik dalam produksi pesawat. Saat ini Badan Keselamatan Transportasi Amerika Serikat (NTSB) masih menyelidiki insiden yang menimpa Alaska Airlines tersebut.
Rekam jejak masalah
Larangan menambah produksi 737 Max menjadi hantaman besar bagi upaya Boeing meraup laba penjualan pesawat penumpang komersial. Boeing 737 Max adalah seri pesawat produk Boeing paling laris di pasaran dunia. Sebelumnya, di tahun 2019, terjadi dua kecelakaan pesawat varian Boeing 737 Max yang jatuh dan mengakibatkan semua penumpang tewas. Akibatnya semua armada jenis tersebut dilarang terbang selama 20 bulan sejak tahun 2019.
Boeing jenis 737 Max terlibat dalam dua kecelakaan fatal di Indonesia pada Oktober 2018 dan di Ethiopia pada Maret 2019. Semua kecelakaan tersebut mengakibatkan 346 korban jiwa. Akibatnya diberlakukan larangan terbang untuk Boeing 737 Max dengan dampak kerugian mencapai 21 miliar dollar AS.
Baca juga: Amankah Terbang dengan Boeing 737 MAX?
Para pakar industri mempertanyakan kemampuan pabrikan Boeing untuk dapat lolos dari pemeriksaan yang berlangsung. Dalam laporan Wells Fargo disebutkan, persoalan kendali mutu dan persoalan teknis menghantui pabrikan Boeing selama bertahun-tahun yang kini berhasil diungkap FAA. ”Kemungkinan Boeing lolos dari audit tanpa catatan adalah rendah,” demikian komentar analis.
Pekan lalu, David Calhoun mengakui bahwa perusahaannya melakukan kesalahan dalam pertemuan staf yang membahas soal keselamatan. Namun, dia tidak menjelaskan apa kesalahan yang dimaksud.
Direktur NTSB Jennifer Homendy menuntut Boeing untuk mengungkapkan kesalahan apa yang mereka lakukan adalah bagian dari penyelidikan keselamatan yang dilakukan NTSB. Audit yang dilakukan NTSB berjalan sendiri, terpisah dari kajian yang dilakukan FAA.
Dalam sejarah operasional, Boeing berulangkali mendapat masalah tentang kualitas dan keselamatan operasional dalam lima tahun terakhir. Itu berdampak pada larangan terbang jangka panjang atas sejumlah varian Boeing dan juga penghentian pengiriman pesawat yang dipesan pelanggan.
Baca juga: Bayang-bayang Boeing MAX yang Kian Suram
Akhir bulan lalu, Boeing meminta semua maskapai memeriksa semua armada Boeing 737 Max untuk mengantisipasi hilangnya baut dalam sistem bilah kemudi di sayap pesawat. Sebelumnya terjadi kejadian serupa pada dua pesawat sejenis.
Persoalan kualitas dan teknis juga menghantui varian lain Boeing, seperti dicatat FAA ada dua kali penghentian pengiriman pesawat 787 Dreamliner di tahun 2021 dan 2023 karena masalah kualitas.
Boeing jenis 777 juga mengalami larangan terbang setelah mengalami kegagalan mesin dalam salah satu penerbangan United Airlines. Ketika itu serpihan mesin yang rusak berjatuhan ke perumahan warga.
Sementara dua varian Boeing Max, yakni Max 7 dan Max 10, masih menunggu perizinan untuk dapat terbang mengangkut penumpang. Kecelakaan yang menimpa Alaska Airlines, menurut Well Fargo, akan memperlambat proses perizinan.
Pada awal tahun 2023, FAA mengumpulkan 24 pakar keselamatan penerbangan untuk mengkaji standar keselamatan perakitan Boeing dan perilaku keselamatan dalam proses produksi. Hasil pengawasan tersebut akan menjadi dasar tindakan FAA terhadap pabrikan Boeing.
Para pakar tersebut berasal dari NASA, FAA, serikat pekerja, insinyur, maskapai penerbangan, pakar hukum, dan lain-lain. Mereka sudah meneliti ribuan dokumen, 250 pegawai Boeing hingga tingkat pimpinan, pemasok industri Boeing, pegawai FAA, dan mengunjungi beberapa lokasi pabrik Boeing termasuk fasilitas Spirity Aero System di Wichita, Negara Bagian Kansas. (Reuters)