Hadapi Krisis Perumahan, Kanada Batasi Izin Siswa Internasional
Izin masuk Kanada untuk siswa internasional bakal susah. Pembatasan itu seiring krisis perumahan.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
TORONTO, RABU — Pemerintah Kanada menerapkan pembatasan jumlah siswa internasional selama dua tahun dan menghentikan izin kerja bagi mahasiswa tingkat master. Kebijakan pembatasan diharapkan mengurangi tekanan pada tingginya biaya perumahan dan layanan lainnya.
Mengutip pernyataan Menteri Imigrasi Kanada Marc Miller, Kantor Berita Reuters pada Rabu (24/1/2024) mengatakan, pengumuman pembatasan disampaikan pemerintah pada Senin (22/1/2024). Menurut otoritas Kanada, kebijakan itu merupakan kebijakan sementara.
Dengan kebijakan pembatasan, menurut Miller, jumlah izin belajar yang akan diterbitkan pada 2024 ini sebanyak 360.000 izin. Angka itu menurun 35 persen dari izin yang dikeluarkan pada 2023 yang mencapai 560.000 izin.
Saat ini, jumlah siswa internasional di seluruh Kanada mencapai satu juta orang. Jumlah itu tercatat tiga kali lipat dibandingkan dengan jumlah pelajar internasional satu dekade yang lalu.
Kanada menjadi salah satu negara populer tujuan pelajar internasional karena Kanada memberikan kemudahan izin kerja bagi mereka yang sudah selesai bersekolah. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah jika tidak dilakukan intervensi.
Tingginya jumlah siswa internasional memicu kekurangan unit perumahan utamanya apartemen dan membuat harga sewa menjadi tinggi. Badan Statistik Kanada, Statscan, melaporkan, pada Desember 2023, harga sewa secara nasional naik 7,7 persen dari awal tahun.
Selain itu, tingginya jumlah siswa internasional juga memberikan tekanan pada layanan kesehatan, layanan pendidikan, dan sejumlah lainnya. Di samping juga pemerintah memiliki keprihatinan terhadap kualitas pendidikan yang dihadirkan sejumlah institusi.
Menurut Miller, banyak siswa internasional yang masuk ke Kanada merupakan siswa dari kerja sama swasta-pemerintah. Institusi-insitusi itu sering kali tidak menyediakan layanan yang memadai dan berbiaya tinggi.
”Beberapa institusi swasta mengambil keuntungan dari mahasiswa internasional melalui kampus yang kurang berkualitas, tidak memiliki dukungan yang memadai bagi para pelajar internasional, membebankan biaya pendidikan yang tinggi, dan di saat bersamaan meningkatkan penerimaan jumlah siswa internasionalnya,” kata Miller.
Menurut Miller, pembatasan jumlah izin bagi siswa internasional, selain untuk mengurangi tekanan pada perumahan dan layanan, juga untuk melindungi para siswa internasional.
Namun, kelompok Advokasi Siswa, Aliansi Asosiasi Siswa Kanada (CASA), mengkritik pembatasan tersebut. Direktur CASA, Mateusz Salmassi mengatakan, masalah terbesar dari kebijakan tersebut adalah sikap reaktif pemerintah atas munculnya krisis perumahan.
Salmassi mengatakan, justru yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah memberikan lebih banyak dukungan dan perumahan bagi siswa internasional.
Sementara Universitas Toronto menyambut baik kebijakan itu. Universitas menyatakan akan bekerja sama dengan jajaran pemerintah dalam hal pengalokasian izin belajar.
”Perubahan itu difokuskan untuk mengatasi pelanggaran yang dilakukan pihak-pihak tertentu dan tidak untuk memberikan dampak buruk pada universitas seperti kami,” demikian bunyi pernyataan Universitas Toronto.
Jumlah siswa internasional di kampus itu mencapai 30 persen dari 86.297 siswa yang diterima pada penerimaan siswa baru 2022-2023.
Dampak pembatasan
Dalam ekonomi Kanada, siswa internasional memberikan kontribusi 22 miliar dollar Kanada atau sekitar 16,4 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Pembatasan akan merugikan sejumlah institusi pendidikan yang sudah mengembangkan kampus-kampus mereka dengan harapan adanya siswa internasional yang mengalir masuk.
Ontario sebagai provinsi yang paling padat penduduk menerima bagi hasil terbesar dari kedatangan para siswa internasional tersebut. Sejumlah usaha, termasuk sektor restoran dan ritel mengingatkan, pembatasan izin bagi siswa internasional akan menyebabkan kekurangan tenaga kerja temporer.
Restoran-restoran di Kanada selama ini mengalami kekurangan tenaga kerja. Siswa internasional mengisi 4,6 persen dari 1,1 juta pekerja di sektor industri makanan pada 2023.
Perbankan Kanada juga mendapatkan keuntungan dengan masuknya siswa internasional. Kanada mensyaratkan setiap siswa memiliki sertifikat jaminan investasi (GIC) senilai 20.000 dollar Kanada sebagai syarat seorang siswa mampu memenuhi biaya hidup di Kanada.
Selain Kanada, Australia tahun lalu juga membatasi pemberian izin bagi siswa internasional. Strait Times edisi 13 Desember 2023 melaporkan, kebijakan yang diumumkan pada 11 Desember 2023 itu selain membatasi jumlah siswa, juga untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Pemerintah Australia juga mendapati banyak siswa internasional masuk ke ”Negeri Kanguru” itu untuk bekerja, bukan belajar. Beberapa kampus vokasi dituduh menawarkan pendidikan yang berbiaya rendah dengan sedikit sumber daya dan standar pendidikan yang kurang, dengan tujuan memudahkan para pendaftar mendapatkan visa pelajar dan mendapatkan hak bekerja.
Selain kedua negara itu, sejumlah negara masih terbuka bagi masuknya siswa internasional. Sejumlah situs resmi pendidikan internasional menyebutkan di antaranya Jerman, Belgia, Hongaria, Inggris, AS, juga negara-negara di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan. (AFP/REUTERS/AP)