Serangan Gabungan Inggris-AS Kembali Targetkan Situs Rudal Houthi
Houthi masih terus menyerang kapal-kapal dagang di Laut Merah. AS dan sekutu kembali melancarkan serangan kedua.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Di saat Uni Eropa dan Arab membahas solusi konflik Israel-Palestina, jalur pelayaran Laut Merah masih terancam serangan kelompok Houthi. Amerika Serikat dan Inggris serta empat negara sekutu kembali melancarkan serangan untuk menghancurkan persenjataan dan kemampuan kelompok yang didukung Iran itu serta menjaga keamanan pelayaran.
BBC pada Selasa (23/1/2024), mengutip pernyataan bersama yang dikeluarkan Pentagon, menyebutkan, operasi bersama pada Senin (22/1/2024) malam itu menyasar delapan target. Di antaranya adalah sebuah gudang persenjataan bawah tanah, rudal-rudal Houthi, dan kemampuan pengawasan Houthi.
Serangan itu diluncurkan setelah pada Senin pagi Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak melakukan pembicaraan melalui telepon. Gedung Putih menerangkan, keduanya membahas serangan kelompok Houthi yang terus berlanjut kepada kapal-kapal dagang dan kapal militer yang tengah transit di Laut Merah.
Keduanya berkomitmen menjaga kebebasan navigasi (pelayaran), perdagangan internasional, dan para pelaut dari serangan-serangan ilegal.
Pentagon menegaskan, serangan tersebut merupakan serangan tambahan yang proporsional untuk melawan kelompok Houthi. Serangan tersebut bertujuan untuk meredakan ketegangan dan memulihkan stabilitas pelayaran di Laut Merah.
Pentagon juga menegaskan, serangan itu menjadi peringatan kepada para pemimpin Houthi. ”AS dan sekutu tidak akan ragu membela kehidupan dan aliran bebas pelayaran kapal-kapal dagang di salah satu jalur perairan penting di dunia yang terus menghadapi ancaman yang berlanjut,” kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.
Bagi AS, serangan itu merupakan serangan kedelapan kepada Houthi. Sementara bagi operasi gabungan antara AS dan Inggris yang didukung Kanada, Bahrain, Australia, dan Belanda, serangan itu merupakan serangan kedua.
Diketahui, Houthi tetap bergeming meski diserang melalui serangan bersama AS dan Inggris pada 11 Januari lalu. Houthi tetap menyerang kapal-kapal dagang.
Awalnya, serangan Houthi ditujukan pada kapal-kapal dagang yang terkait dengan Israel, AS, dan Inggris. Serangan itu merupakan wujud dukungan dan solidaritas Houthi kepada kelompok Hamas yang berperang dengan Israel. Kini serangan meluas ke kapal-kapal lain. Terbaru, kapal yang membawa minyak Rusia juga diserang Houthi.
Dalam serangan bersama kedua, AS mengerahkan jet tempur dari kapał induk USS Eisenhower, termasuk kapal militer perusak USS Gravely dan USS Mason serta USS Philippine Sea. Kementerian Pertahanan Inggris dalam pernyataannya menyebutkan, Inggris mengerahkan empat jet Typhoon dari Angkatan Udara Inggris (RAF Typhoon) dan sepasang tanker Voyager.
Serang situs rudal
Empat jet RAF Typhoon itu menyerang sejumlah sasaran di dua lokasi militer di Pangkalan Udara Sana’a. Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, lokasi-lokasi itu dijadikan Houthi sebagai tempat meluncurkan serangan berkelanjutan kepada kapal-kapal dagang yang berlayar di Laut Merah.
”Dengan operasi standar yang digelar Inggris, analisis ketat diterapkan dalam merencanakan serangan untuk meminimalkan risiko jatuhnya korban sipil. Seperti serangan sebelumnya, pesawat Inggris mengebom di malam hari untuk mengurangi risiko itu,” bunyi pernyataan Kemenhan Inggris itu.
Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan, serangan itu merupakan serangan pertahanan diri menghadapi ”serangan yang tidak dapat ditoleransi” yang dilancarkan kelompok Houthi kepada kapal-kapal dagang. Melalui media sosial X, Shapps menuliskan, serangan yang ”ditujukan untuk menurunkan kemampuan Houthi itu akan memunculkan pukulan lain berupa keterbatasan persediaan dan kemampuan mengancam perdagangan global”.
Pentagon mengatakan, serangan kedua itu menghancurkan rudal-rudal yang disiapkan Houthi untuk diluncurkan. Intelijen Barat menyebutkan, sekitar 30 persen rudal Houthi rusak atau mengalami penurunan kemampuan akibat serangan tersebut.
Al-Masirah, kanal berita satelit, menyatakan, serangan itu menyasar ibu kota Yaman, Sana’a. Setidaknya serangan terjadi di tiga lokasi, yakni di Pangkalan Udara Al-Dailami di utara Sana’a, Sarif di timur laut Sana’a; dan di Al-Hafa yang terletak di sisi selatan Sana’a.
Serangan kepada Houthi itu juga terjadi pada saat sejumlah negara menyerukan untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel. Uni Eropa dan sejumlah negara di Timur Tengah pada Senin (22/1/2024) melakukan pertemuan di Brussels, Belgia, menyerukan perdamaian melalui solusi dua negara.