Selain di Gaza, serangan terkait perang itu terjadi di Lebanon, Yaman, Irak, dan Suriah.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
BAGHDAD, SELASA — Bukti perluasan Perang Gaza terus terlihat di kawasan. Iran menembakkan rudal ke Irak, sementara kapal-kapal di Laut Merah terus jadi sasaran Houthi.
Dalam pernyataan pada Selasa (16/1/2024), Kementerian Luar Negeri Irak mengumumkan, Baghdad menyelidiki serangan Iran. Irak menyebut serangan itu melanggar kedaulatannya dan membahayakan warganya.
Baghdad akan mengadu ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kuasa Usaha Kedutaan Besar Iran di Baghdad dipanggil ke Kemenlu Irak selepas serangan itu. Irak juga menarik duta besarnya dari Teheran.
Garda Revolusi Iran (IRGC) mengakui menembakkan rudal ke Erbil, Irak. Serangan pada Senin dini hari itu disebut menyasar markas mata-mata Israel di Irak.
IRGC juga menembakkan rudal ke Suriah. Di sana, sasarannya diklaim markas Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Kelompok NIIS mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri di Iran beberapa pekan lalu.
Bela diri
Juru bicara Kemenlu Iran, Nasser Kanaani, menyatakan, Iran menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain. Namun, Iran juga berhak dan wajib mencegah ancaman keamanan nasional.
Serangan ke Irak dan Suriah itu ”hanya hukuman” bagi mereka yang melanggar keamanan Iran. ”Dengan kemampuan intelijen yang tinggi dan dalam operasi yang tepat dan terarah, kami mengidentifikasi markas para penjahat dan menyerangnya dengan senjata presisi,” ujarnya.
Dewan Keamanan Pemerintah Kurdistan menyangkal klaim itu. Serangan di Erbil menewaskan empat warga sipil dan melukai enam lainnya. Korbannya antara lain jutawan Kurdi di Irak, Peshraw Dizayee. Rumahnya diledakkan rudal Iran. Rudal Iran juga meledakkan rumah dan kantor pejabat intelijen Kurdi.
Serangan Iran ke Irak dan Suriah terjadi di tengah kekhawatiran perluasan perang Gaza. Selain di Gaza, serangan terkait perang itu terjadi di Lebanon, Yaman, Irak, dan Suriah. Pelakunya pihak yang terlibat perang Gaza, pendukung, serta kaki tangan pihak-pihak itu.
Di Laut Merah, kapal milik perusahaan Yunani menjadi sasaran serangan Houthi. Akibat serangan pada Selasa itu, sebagian lambung MV Zografia rusak. Tidak ada korban jiwa atau cedera akibat insiden itu.
Serangan terjadi beberapa hari setelah Yaman disasar rudal dan bom Amerika Serikat dan sekutunya. Washington beralasan, serbuan ke Yaman untuk melumpuhkan kemampuan Houthi mengganggu pelayaran di Laut Merah.
Hukum internasional
Indonesia kembali menegaskan dukungan pada upaya-upaya membela Palestina. Indonesia juga mendukung Afrika Selatan mengadukan pelanggaran Israel atas Konvensi Genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).
Israel melanggar hukum internasional. Sebab, Israel menduduki Tepi Barat, membangun permukiman ilegal di sana, serta kini menyerbu Gaza.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan itu dalam diskusi pakar di Kemenlu RI. Diskusi itu membahas soal upaya pencarian nasihat hukum dari ICJ soal tindakan Israel di Palestina.
Pakar hukum internasional dalam diskusi itu adalah Eddy Pratomo, Hikmahanto Juwana, dan Eni Narwati. Hadir pula Sigid Riyanto, dosen dari Universitas Gadjah Mada.
Pada Januari 2023, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengajukan permintaan resmi ke ICJ. Inti permintaan Majelis adalah pendapat ICJ soal konsekuensi hukum dari kebijakan dan tindakan Israel di wilayah pendudukan Palestina, termasuk Jerusalem Timur.
Terkait itu, ICJ mengundang anggota PBB memberikan masukan pandangan hukum. Indonesia sudah memberikan masukan tertulis kepada ICJ pada Juli 2023. Pernyataan lisan akan disampaikan Retno pada 19 Februari mendatang di ICJ.
”Hukum internasional harus ditegakkan. Hak untuk menentukan nasib sendiri rakyat Palestina harus dihormati. Pendudukan Palestina oleh Israel tidak akan menghapuskan hak rakyat Palestina untuk merdeka. Tampilnya Indonesia di depan Mahkamah Internasional akan melengkapi berbagai langkah diplomasi Indonesia dalam mendukung perjuangan bangsa Palestina,” kata Retno.
Sejak konflik Israel-Hamas meletus, 7 Oktober lalu, diplomasi Indonesia, kata Retno, tidak tinggal diam. Selain upaya diplomatik, Indonesia juga mengirim bantuan.
Indonesia bersama enam anggota Organisasi Kerja Sama Islam juga berkeliling ke sejumlah negara. ”Pada akhir tahun lalu, Dewan Keamanan PBB akhirnya mengadopsi resolusi kemanusiaan untuk Palestina. Namun, itu belum cukup. Bagi Indonesia, gencatan senjata diperlukan dan akan menjadi game changer untuk menyelesaikan isu Gaza,” kata Retno. (REUTERS/AFP/AP)