Dari Saku Menuju Area Parkir
Produsen gawai pintar kini ikut terjun memproduksi kendaraan listrik berteknologi tinggi. Potensinya menggiurkan.
Produsen gawai asal China, Xiaomi, membuat kejutan saat Consumer Electronic Show 2024 di Las Vegas, Negara Bagian Nevada, Amerika Serikat, awal Januari ini. Xiaomi memajang produk di luar lini produksi utamanya, yakni sebuah sedan yang dinamai Xiaomi SU7. Kendaraan berbasis baterai ini akan menjadi pintu masuk Xiamoi ke pasar otomotif global mulai tahun depan.
Xiaomi tampaknya tidak main-main dengan mainan barunya ini. Beberapa teknologi yang ditanamkan di dalam sedan SU7 ini antara lain teknologi E-motor yang menggunakan teknologi hyperengine V8s. Ini adalah sistem baterai baru menggunakan teknologi sel terbalik hingga teknologi autonomous driving atau swakemudi.
Lei Jun, pendiri sekaligus CEO Xiaomi, menyebut, SU7 menjadi batu loncatan Xiaomi yang baru berdiri kurang dari dua dekade untuk masuk ke pasar otomotif global. Dia bertekad membawa Xiaomi berada di lima besar pemain otomotif global dalam 15-20 tahun mendatang.
Baca juga : Transformasi Industri Otomotif China
Di panggung lain dalam perhelatan yang sama, Sony dan Honda memperkenalkan produk kolaborasi mereka. Produsen elektronik dan produsen otomotif terkemuka Jepang itu dalam beberapa tahun terakhir bekerja sama merancang mobil listrik. Setelah menelurkan S-01 pada 2020 dan S-02 pada 2022, Sony dan Honda tahun ini memperkenalkan Afeela, mobil listrik konsep yang dijejali berbagai teknologi tinggi.
Salah satunya mencakup swakemudi, mirip dengan SU7 milik Xiaomi dan juga Tesla. Gimik lain ditampilkan bos Sony Honda Mobility, perusahaan patungan Sony-Honda, yang mengendalikan mobil itu dengan konsol Sony Playstation 5, gim legendaris buatan Sony. Nantinya, bermain gim itu tak perlu lagi konsol khusus. Cukup dengan menaiki Afeela, konsumen akan bisa memainkan berbagai gim yang pernah ada di Playstation.
Perluasan bisnis
Bukan hanya Xiaomi dan Sony yang semula fokus pada produksi telepon seluler atau gawai pintar yang akhirnya memperluas bisnis dan menyentuh pasar otomotif. Sony memiliki beberapa lini produksi telepon genggam, dimulai dengan kolaborasi bersama Ericsson (Sony Ericsson). Sony, yang dikenal luas dengan produk walkman, kini melansir produk gawai sendiri, Sony Xperia.
Sejak beberapa tahun terakhir, sejumlah nama yang sudah melekat sebagai produsen gawai pintar, seperti Apple, Huwaei, Oppo, dan pembuat iPhone, yakni Foxconn, juga mencoba menceburkan diri dalam pasar otomotif. Walau masih dalam taraf uji coba atau baru pada tahap mengembangkan prototipe, beberapa calon produk mereka telah menarik perhatian konsumen. Alasannya terutama karena produk-produk itu diklaim ramah lingkungan dan padat teknologi.
Foxconn, misalnya, sejak 2022 memperkenalkan tiga prototipe mobil listrik berbasis baterai ke publik, yakni model B, model C, dan model V. Model B adalah sebuah crossover, perpaduan antara city-car dan SUV (sport utility vehicle). Model C adalah sebuah large SUV. Adapun model V adalah sebuah mobil pikap yang bisa mengangkut empat penumpang atau sering disebut sebagai double-cabin. Mereka menggunakan merek Foxtron untuk kendaraan-kendaraan yang dibuatnya.
Lihat ini. Ini bagaikan iPhone besar. Kita sudah sangat familiar dengannya.
Sementara Huawei, yang dikenal dengan teknologi 5G, telah mengenalkan beberapa produknya ke pasar, seperti Avatr, Aito, dan sedan mewah Luxeed S7. Apple, raksasa teknologi Amerika Serikat, juga berminat ikut terjun dalam bisnis otomotif masa depan. Proyek otomotif mereka yang disebut Proyek Titan telah diperkenalkan sejak tahun 2014 dan disebut-sebut telah memiliki gambar konsep mobil masa depan versi mereka.
Apple bekerja sama dengan produsen otomotif Jerman, Volkswagen. Untuk proyek itu, Apple mendatangkan beberapa ahli guna merancang prototipe mobil masa depan, mulai dari mantan bos desain Lamborghini Luigi Taraborelli, pengembang sistem swakemudi Tesla Christopher CJ Moore, hingga mantan petinggi BMW dan pengembang perusahaan rintisan kendaraan listrik Canoo Ulrich Kranz.
Baca juga : Mobil Menjadi Sahabat dan Keluarga
Walau sudah berjalan selama beberapa tahun dan telah mempekerjakan banyak orang, hingga saat ini Apple masih menjaga kerahasiaan calon produknya. Beberapa media, termasuk Bloomberg dan kantor berita Reuters, pernah menyebut bahwa Apple akan meluncurkan produknya pada 2023. Akan tetapi, sampai malam pergantian tahun 2024, tidak ada kejelasan peluncuran produk Proyek Titan atau prototipenya.
Disrupsi
Munculnya para pemain baru di pasar otomotif di satu sisi menggairahkan pasar, terutama karena konsumen memiliki pilihan yang lebih variatif. Para pemain baru itu memberikan daya dorong yang besar pada pengembangan teknologi berkendara yang selama ini dikuasai oleh pabrikan-pabrian lama, meski mereka juga terus melakukan inovasi teknologi yang dimilikinya.
Perkembangan para pemain baru itu sejalan dengan maraknya pengunaan kendaraan listrik, baik yang berbasis baterai atau battery electrified vehicle (BEV) maupun plug-in hybrid (pHEV). Pasar kendaraan listrik sangat mengiurkan bagi para produsen otomotif.
Badan Energi Internasional dalam laporan akhir tahun 2023 memperkirakan, pada 2030 sebanyak 60 persen kendaraan yang ada di jalanan merupakan kendaraan listrik. Dari jumlah itu, diperkirakan 70-80 persen antara lain kendaraan penumpang.
Baca juga : Toyota Perkenalkan Mobil-mobil Masa Depan Berteknologi Kecerdasan Buatan
berpidato saat memperkenalkan kendaraan listrik yang mengusung nama mereka, Foxtron Model B di Hon Hai Tech Day (HHTD) 2022, 18 Oktober 2022, di Taipei, Taiwan.
Mengutip data BloombergNEF, pada 2030 pasar kendaraan listrik baru mencapai 8,8 triliun dollar AS. Pada 2050 nilainya akan meningkat hingga 600 persen atau mencapai sekitar 50,6 triliun dollar AS.
Elektrifikasi hanyalah satu dari beberapa hal yang mengguncang pasar dan produsen otomotif dunia. Penelitian beberapa perusahaan jasa konsultan, seperti Deloitte dan McKinsey, serta perusahaan teknologi, seperti IBM, menyatakan, perkembangan teknologi kendaraan bermotor pada akhirnya akan seperti perkembangan teknologi peranti lunak telepon genggam.
Kendaraan bermotor, dalam hal ini mobil listrik, diperkirakan bergantung pada kebaruan peranti lunak yang digunakan, terutama untuk keamanannya. Semua itu membutuhkan keterhubungan atau connectivity pengguna dan kendaraan yang dipakai dengan internet. Dalam hal ini jaringan yang menghubungkan otak kendaraan dengan semacam peladen atau server.
Baca juga: Memihak Masa Depan
Di luar itu, disrupsi lain yang terjadi di dunia otomotif adalah bagaimana model bisnis yang jauh berbeda antarpabrikan otomotif lama, sebut saja Daimler (yang memproduksi Mercedes-Benz), Volkswagen, Toyota, Honda, Jaguar, Land Rover, Ford, Ferrari, Lamborghini, Porsche, dan sebagainya. Perusahaan-perusahaan itu telah puluhan tahun mengembangkan teknologi mobil konvensional hingga berada di posisi sekarang.
Disrupsi teknologi membuat banyak perusahaan rintisan bisa menguasai berbagai teknologi yang tidak pernah ada sebelumnya. Reed Stevenson, editor ekonomi senior Bloomberg, dalam siniar Bloomberg BigTake mengatakan, model bisnis baru yang dijalankan beberapa perusahaan teknologi bisa membuat mereka bekerja hanya sebagai agen pemasaran, walau produknya bukanlah produk orisinal yang mereka buat.
Stevenson mencontohkan Foxconn yang bekerja sama dengan Apple untuk memproduksi sebagian besar produknya, seperti iPhone, iPad, MacBook, dan AppleWatch. Dalam memproduksi kendaraannya, Foxconn juga menyerahkan kepada pihak lain meski membiayai penelitian dan pengembangannya serta menyediakan peranti lunak untuk sistem kendalinya.
“Dengan sumber daya yang besar dan jaringan yang luas, banyak perusahaan otomotif mendatangi Foxconn dan menawarkan seperti ini: kami akan membangun kendaraan listrik untuk Anda,” katanya.
Baca juga : Persaingan Sengit Mobil Listrik
Pilihannya macam-macam. Foxconn bisa menyematkan merek tertentu, teknologi atau sejenisnya dan perusahaan otomotif itu merakit kendaraannya. Atau bisa juga pabrikan membangun 60 persen kendaraannya dan Foxconn mungkin menyumbang bagian tertentu dan peranti lunaknya. Ini yang disebut sistem maklon, seperti pernah dilaporkan oleh CNN.
Huawei juga disebut-sebut bekerja sama dengan sejumlah perusahan otomotif China guna merakit kendaraan yang diproduksinya. Mengutip laman CNBC, Avatr adalah hasil kerja sama Huawei dengan Changan Automotive. Sementara Luxeed hasil kerja sama Huawei dengan Chery. Tu Le, pendiri perusahaan jasa konsultan Sino Auto Insight Beijing menyebut, kerja sama seperti itu menguntungkan kedua pihak, terutama karena perusahaan otomotif bisa memasang teknologi komunikasi terbaru dari Huawei.
Stevenson menilai, dengan model seperti ini, perusahaan-perusahaan teknologi bisa cepat menghasilkan produk dengan biaya yang relatif terjangkau atau kompetitif dibandingkan dengan produsen-produsen lama yang harus melakukan riset panjang tentang produk yang akan dibuat dan dipasarkan.
Young Liu, CEO Foxconn, dikutip dari laman BBC, mengatakan, Foxtron itu bagaikan iPhone dalam bentuk yang lebih besar. “Lihat ini. Ini bagaikan iPhone besar. Kita sudah sangat familiar dengannya,” katanya sambil menunjuk layar di kabin pengemudi, yang mirip dengan tampilan layar iPhone.
Lei, bos Xiaomi, dikutip dari media China Shinemengatakan, keputusannya terjun ke dunia otomotif hanya membutuhkan 75 hari kerja. Dia juga mengakui, alasannya terjun ke pasar otomotif adalah pasarnya terlalu menggoda.
(AP/Reuters)