Menhan AS Jadi Sorotan karena ”Menghilang” Tiga Hari
Kasus ini jadi bola liar di Gedung Putih. Menhan Austin didesak mundur karena dianggap tak profesional.
Selama beberapa hari, tidak ada yang tahu di mana keberadaan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin (70). Gedung Putih tidak mengetahui keberadaan Austin sampai tiga hari. Wakil Menteri Pertahanan AS Kathleen Hicks pun bahkan tidak tahu kabar Austin.
Baca Juga: Teka-teki Pentagon Merahasiakan Kesehatan Menhan Austin
Departemen Pertahanan AS atau Pentagon akhirnya menginformasikan Austin menghilang karena alasan sakit dan dirawat di rumah sakit. Gara-gara itu, Austin dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dihujani kritik dan tekanan agar Austin mundur atau diberhentikan.
Desakan ini datang dari beberapa tokoh Partai Republik, termasuk Presiden Ke-45 AS Donald Trump. Meski demikian, Departemen Pertahanan AS atau Pentagon, Senin (8/1/2024), menegaskan, Austin tidak berencana mengundurkan diri. Biden yang sudah berkomunikasi dengan Austin, Sabtu lalu, juga tidak berencana memecatnya.
”Tidak ada rencana apa pun selain Menteri Austin akan tetap menjabat,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby kepada wartawan di pesawat kepresidenan AS, Air Force One.
Dari kabar terakhir, Austin masih berada di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed. Dia sudah tidak dirawat di unit gawat darurat (UGD) dan sudah menjalankan tugasnya dari rumah sakit. Dia pun telah berkomunikasi dengan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, Hicks, Komandan Militer AS di Timur Tengah Erik Kurilla, dan Ketua Kepala Gabungan CQ Brown Jr. Tidak ada informasi soal penyakit yang diderita Austin.
Austin, menurut informasi dari Pentagon, dibawa ke UGD rumah sakit dengan ambulans pada 1 Januari. Juru bicara Pentagon, Patrick Ryder, menjelaskan, Austin pernah dirawat semalam di rumah sakit pada 22 Desember untuk menjalani prosedur medis yang masih dirahasiakan. Meski dirawat semalam saja, wewenang dan tanggung jawabnya diserahkan sementara kepada Hicks. Gedung Putih juga tidak diberi tahu tentang rawat inap semalam itu.
Dia menghilang selama seminggu. Dan, tidak ada seorang pun, termasuk bosnya, Joe Biden, yang tahu di mana dia berada.
Hicks mengambil alih sebagian tugas operasional Austin sejak 2 Januari. Ia diberi tahu harus menggantikan Austin ketika sedang berlibur di Puerto Rico. Namun, ia tidak diberi tahu alasan Austin absen. Pada hari Hicks diberi tahu Austin absen, pada hari itu juga Biden dan pejabat senior Gedung Putih yang lain baru tahu Austin sudah dirawat di rumah sakit sejak 1 Januari.
Pemerintah AS belum menyampaikan secara resmi prognosis medis atau menjelaskan apakah masih ada informasi lain yang tidak diungkapkan ke publik. Informasi yang diketahui dan diumumkan kepada publiknya hanyalah Austin harus masuk rumah sakit lagi gara-gara ada komplikasi dari hasil operasi elektifnya.
Seorang pejabat senior AS menilai Austin sebenarnya hanya ingin merahasiakan prosedur medis rutinnya. Akan tetapi, ini malah menjadi bumerang. Austin menyatakan bertanggung jawab atas keterlambatan pemberitahuan sakitnya ini.
”Saya menyadari saya bisa melakukan pekerjaan lebih baik dengan memastikan masyarakat mendapat informasi yang tepat. Saya berjanji melakukan lebih baik. Namun, yang jelas, ini prosedur medis saya dan saya bertanggung jawab penuh atas keputusan saya ini,” kata Austin, Sabtu.
Baca Juga: Biden Tunjuk Eks Komandan Serangan ke Irak-Afghanistan Jadi Menteri Pertahanan
Pentagon, Senin malam, mengeluarkan memo yang mengumumkan akan meninjau prosedur pemindahan wewenang. Secara khusus, memo itu fokus pada insiden seputar rawat inap Austin untuk memastikan kasus seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan.
Ke depan, diharapkan setiap kali wewenang dialihkan, sejumlah pejabat yang lain akan diberi tahu, termasuk penasihat umum Pentagon, ketua dan wakil ketua Kepala Staf Gabungan, komandan, Gedung Putih, dan staf senior menteri, dan wakil menteri pertahanan.
Ryder menambahkan, Departemen Luar Negeri juga akan meninjau ulang prosedur pemberitahuan, termasuk apakah ada peraturan atau undang-undang yang sudah dilanggar. Deplu akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki proses pemberitahuan.
Tidak profesional
Trump menilai Austin harus dipecat karena tidak profesional dan melalaikan tugas. ”Dia menghilang selama seminggu. Dan, tidak ada seorang pun, termasuk bosnya, Joe Biden, yang tahu di mana dia berada,” tulis Trump di media sosial Truth Social.
Anggota Kongres dari Partai Republik yang dekat dengan Trump juga menyerukan pengunduran diri Austin, sementara anggota lain menegur Pentagon karena tidak transparan. Austin berada tepat di bawah Biden di puncak rantai komando militer AS. Tugasnya mengharuskan dia untuk selalu siap sedia menanggapi setiap krisis keamanan nasional.
Hal ini termasuk selalu siap berkomunikasi terbatas dengan pejabat lain jika misalnya terjadi serangan nuklir. Itu sangat sulit dilakukan jika menteri pertahanan terbaring sakit di UGD.
”Harus ada akuntabilitas penuh yang dimulai dengan pengunduran diri Austin dan siapa saja yang sudah berbohong,” kata anggota Komite Angkatan Bersenjata di DPR AS, Elise Stefanik.
Baca Juga: Menhan China Tak Diketahui Kabarnya
Robert Reich, yang menjabat menteri tenaga kerja semasa pemerintahan Presiden AS Presiden Bill Clinton dan bekerja sebagai penasihat transisi ekonomi untuk Presiden Barack Obama, prihatin dengan penanganan kasus ini, khususnya ketika AS sedang menghadapi konflik seberat Ukraina dan Gaza. Seharusnya ada sistem untuk mengetahui keberadaan menhan setiap saat.
”Ketika saya menjadi menteri tenaga kerja, staf saya setiap hari melapor ke Gedung Putih mengenai jadwal dan keberadaan saya. Tidak mungkin saya tidak memberi tahu Gedung Putih apabila saya sedang dirawat di rumah sakit sampai tiga hari,” ujarnya.
Reich mengatakan, Austin orang yang tertutup dan enggan memberitahukan masalah pribadinya kepada orang lain. Mantan pejabat AS yang pernah bekerja dengan Austin juga mengatakan, Austin terkenal sebagai orang yang introver, lebih senang menghindari kamera, dan hanya memiliki beberapa orang kepercayaan sepanjang karier militernya selama puluhan tahun.
Sebagai jenderal bintang empat yang memimpin Komando Pusat AS selama penarikan pasukan di Irak, Austin jarang mengadakan konferensi pers. Sebagai menhan, dia dinilai berbeda dari para pendahulunya.
Baca Juga: Salah Melangkah, Pejabat Bisa ”Hilang” di China
Ketua Komisi Angkatan Bersenjata di DPR AS Mike Rogers dari Partai Republik khawatir dengan keterlambatan penyampaian informasi absennya Austin. Padahal, transparansi adalah faktor penting.
Jawaban Austin akan tetap ditunggu terkait dengan prosedur medis yang dia jalani dan komplikasinya. Lalu, status kesehatan Austin yang sebenarnya saat ini dan bagaimana prosedur pendelegasian tanggung jawab menhan, serta alasan penundaan pemberitahuan kepada presiden dan Kongres.
Majalah Time, Senin, menyebutkan, kekosongan kekuasaan di pucuk pimpinan Dephan AS bisa sangat berbahaya bagi AS, terutama ketika konflik Ukraina dan Gaza semakin sengit dan setiap detik menjadi sangat berharga.
Setiap orang memang berhak merahasiakan informasi kesehatannya. Akan tetapi, informasi kesehatan tidak bisa lagi dirahasiakan sampai beberapa hari jika seseorang menjabat sebagai Menhan AS. Apalagi jika, misalnya, menhan ikut andil dalam mengambil keputusan terkait senjata nuklir meski presiden yang memiliki wewenang tunggal untuk memerintahkan peluncuran senjata nuklir. (REUTERS/AFP/AP)