China Bongkar Spionase Intelijen M16 Inggris Berkedok Lembaga Konsultan
Dunia spionase tak pernah sepi. Setelah Inggris menangkap mata-mata China, kini China balas menangkap mata-mata Inggris.
Oleh
LUKI AULIA
·3 menit baca
BEIJING, SELASA — Setelah China dan Amerika Serikat, kini China dan Inggris yang saling tuding ”menanam” mata-mata atau agen intelijen untuk menggali informasi-informasi rahasia. Kementerian Keamanan Negara China, melalui akun media sosial WeChat-nya, menuding Badan Intelijen Rahasia Inggris atau M16 menugaskan warga negara asing di China bernama keluarga Huang untuk menjadi mata-mata bagi London.
Sebelumnya, Inggris juga menuding China mengirimkan mata-mata yang khusus menyasar para pejabat Inggris pada posisi-posisi penting di bidang politik, pertahanan, dan bisnis.
Identitas mata-mata Inggris itu, seperti diungkapkan pada Senin (8/1/2024), hanya disebut bernama keluarga Huang. Ia memimpin sebuah lembaga konsultan luar negeri. Tidak ada informasi lebih lanjut mengenai identitas kewarganegaraan Huang atau jenis kelaminnya. Dia hanya disebutkan bukan warga negara China.
Sejak M16 menjalin ”kerja sama intelijen” dengan Huang pada tahun 2015, Huang diinstruksikan untuk masuk ke China beberapa kali. Huang diminta memakai identitas publiknya sebagai kepala lembaga konsultan luar negeri untuk kedok dalam mengumpulkan informasi intelijen terkait China untuk M16.
Sebelum menerjunkan Huang ke China, M16 disebutkan memberi Huang pelatihan intelijen khusus di Inggris dan di tempat lain. Ditambahkan, dia juga dibekali peralatan-peralatan spionase khusus untuk berkomunikasi dan mengirimkan informasi-informasi rahasianya.
Sampai sejauh ini, Huang diduga telah mengirimkan 17 informasi intelijen, termasuk rahasia negara, kepada M16 sebelum akhirnya dia teridentifikasi. Tidak ada juga informasi lebih lanjut mengenai informasi intelijen yang dikumpulkan. China juga tidak mengatakan, kapan dia ditahan atau di mana mereka ditahan.
Sebelum menerjunkan Huang ke China, M16 disebutkan memberi Huang pelatihan intelijen khusus di Inggris dan di tempat lain.
Kedutaan Besar Inggris di Beijing mengarahkan permintaan komentar yang diajukan oleh kantor berita AFP kepada Kementerian Luar Negeri di London. Namun, belum ada tanggapan. Kementerian Luar Negeri China menolak memberikan komentar ketika ditanya tentang kasus ini pada konferensi pers rutin di Beijing.
Spionase China di Inggris
Dari sisi Inggris, pada September 2023, kepolisian Inggris juga menangkap dua laki-laki karena dicurigai menjadi mata-mata China. Dia ditangkap berdasarkan Undang-Undang Rahasia Resmi.
Tidak disebutkan nama-nama mereka. Media Inggris menyebutkan, salah satu dari mereka adalah seorang peneliti parlemen yang bekerja pada anggota parlemen senior Partai Konservatif yang menangani isu China. Baik si peneliti maupun Pemerintah China sudah membantah tuduhan tersebut.
”Kami mendesak Inggris untuk berhenti menyebarkan disinformasi dan menghentikan manipulasi politik serta fitnah jahat terhadap China,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing.
Tuduhan China ini terjadi setelah hubungan di antara kedua negara memburuk, yang sebagian dipicu penolakan Inggris terhadap investasi China di Inggris, terutama pada industri listrik dan komunikasi. Inggris juga sangat kritis terhadap pembatasan hak-hak politik yang dilakukan China di Hong Kong, bekas jajahan Inggris.
Pada tahun 2019, Hong Kong dilanda gelombang protes anti-Pemerintah China yang berujung kekerasan. Beijing membalas dengan memberlakukan undang-undang keamanan nasional serta perubahan pemilu oleh pemerintahan Presiden China Xi Jinping. Ini membungkam kebebasan berpendapat di Hong Kong yang dulunya merupakan salah satu contoh masyarakat yang paling dinamis di Asia.
China memiliki definisi luas mengenai rahasia negara dan sudah memublikasikan beberapa dugaan kasus mata-mata lainnya dalam beberapa bulan terakhir. Pada Mei 2023, China menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada warga negara Amerika Serikat, John Shing-wan Leung (78), karena kasus spionase.
Lima bulan kemudian, China juga menangkap tersangka mata-mata bermarga Hou yang dituduh mengirimkan dokumen rahasia dan informasi rahasia ke AS.
China tahun lalu juga menggerebek sejumlah perusahaan, konsultan, dan lembaga penelitian terkait dugaan kasus spionase. China juga pernah menginterogasi staf konsultan AS di Shanghai, April 2023.
Pemerintah AS dan kamar dagang AS memperingatkan penggerebekan China itu sudah merusak kepercayaan investor dan operasionalisasi bisnis asing di China. (REUTERS/AFP/AP)