Boeing Tersandung Lagi gara-gara Kecelakaan Alaska Airlines
Insiden Alaska Airlines merupakan yang ke dialami 737 MAX. Kecelakaan lain dialami Lion Air dan Ethiopian Airlines
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
PORTLAND, MINGGU — Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat melarang terbang ratusan pesawat versi terbaru Boeing. Larangan dikeluarkan selepas insiden Alaska Airlines di Oregon. Perintah itu dikeluarkan hanya beberapa hari sebelum pembatasan tuntutan terhadap Boeing berakhir.
Badan Penerbangan Federal (FAA) menerbitkan larangan terbang untuk sebagian Boeing 737 MAX 9 pada Sabtu (6/1/2023). ”FAA perlu pemeriksaan segera beberapa Boeing 737 MAX 9 sebelum bisa terbang lagi,” kata Kepala FAA Mike Whitaker.
Perintah itu berlaku bagi 171 pesawat 737 MAX 9. Sejauh ini, Boeing dilaporkan telah menjual 220 unit 737 MAX 9. Di AS, operator versi itu hanya Alaska Airlines dan United Airlines. Alaska punya 65 unit, sedangkan United mengoperasikan 45 unit.
Alaska dan United mengumumkan, seluruh Boeing 737 MAX 9 dilarang terbang sampai pemeriksaan selesai. Keputusan FAA, Alaska, dan United diumumkan setelah salah satu 737 MAX 9 Alaska mengalami kecelakaan di Oregon.
Penerbangan dari Bandara Portland menuju Bandara Ontario di California pada Jumat lalu dibatalkan beberapa menit setelah pesawat lepas landas. Sebab, ada panel saluran bahan bakar yang lepas di tengah penerbangan.
Saluran itu ditempelkan di badan pesawat dan berbentuk seperti jendela darurat. Akibatnya, badan pesawat Alaska Airlines itu bolong dan pesawat kembali ke Bandara Portland.
Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS masih menyelidiki kecelakaan itu. Alaska Airlines juga mengumumkan akan melakukan penyelidikan. ”Kami bersama Boeing dan Otoritas mencoba mencari tahu mengapa masalah ini terjadi. Kami akan mengabarkan perkembangannya,” kata CEO Alaska Airlines Ben Minicucci.
Panel bahan bakar itu diketahui dibuat dan dipasang Spirit AeroSystem. Pada 2005, Spirit lepas dari Boeing dan menjadi perusahaan sendiri. Hingga kini, Spirit belum membuat pernyataan apa pun.
Kasus berulang
FAA memberikan sertifikat laik terbang untuk 733 MAX 9 pada awal November. Sampai pekan ini, pesawat versi itu sudah terbang 145 kali.
Insiden Alaska Airlines merupakan yang ketiga dialami 737 MAX. Kecelakaan lain dialami pesawat yang dioperasikan Lion Air dan Ethiopian Airlines.
Dalam kecelakaan pada 2018 dan 2019 itu, semua orang di dalam pesawat tewas. Sementara dalam kecelakaan Alaska Airlines, beberapa orang mengalami cedera ringan dan tidak ada korban tewas.
Di luar itu, seri 737-500 jatuh di Kepulauan Seribu pada 2021. Pesawat tersebut dioperasikan Sriwijaya Air.
Kecelakaan Alaska Airlines terjadi kala Boeing sedang mengupayakan sertifikat laik terbang bagi 737 MAX7 dan 737 MAX 10. Versi 737 MAX mulai terbang pada 2017. Akibat kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines, 737 MAX dilarang terbang 20 bulan oleh FAA. Otoritas penerbangan sejumlah negara juga melarang 737 MAX terbang.
Kecelakaan pada 2018 dan 2019 juga memicu gugatan oleh Ethiopian Airlines, Lion Air, dan Polskie Linie Lotnicze LOT SA di pengadilan AS. Boeing dan Kejaksaan Agung AS menyepakati pembatasan penuntutan (DPA) agar Boeing tidak digugat pihak lain gara-gara 737 MAX. Perjanjian itu berakhir pada Minggu ini.
Terkait DPA itu, pengadilan memerintahkan Boeing tidak terlibat pelanggaran federal atau lokal di AS. Belum diketahui apakah kecelakaan Alaska Airlines bisa membuat Boeing dijerat dengan pelanggaran perintah pengadilan itu. (AFP/AP/REUTERS)