Tarik Mundur Ribuan Prajurit, Israel Ubah Taktik Perang di Gaza
Israel saat ini berada di bawah tekanan internasional untuk menghentikan serangan di Gaza. Israel telah kehilangan 173 prajurit yang tewas di medan tempur.
JERUSALEM, SELASA — Militer Israel, Senin (1/1/2024), mengonfirmasi sedang menarik ribuan prajuritnya dari Jalur Gaza. Langkah ini dinilai sebagai awal dari operasi intensitas rendah (contra insurgency atau Co In) melawan kelompok Hamas.
Kepastian penarikan mundur itu diputuskan pada hari yang sama dengan penetapan pembatasan kekuasaan Mahkamah Agung. Langkah politik PM Netanyahu tersebut sempat menimbulkan protes besar di Israel pada pertengahan tahun 2023 sebelum pecah perang Israel-Hamas.
Para politisi Israel memperingatkan tentang kemungkinan perpecahan dan runtuhnya persatuan nasional dengan langkah reformasi peradilan dengan mengebiri kekuasaan Mahkamah Agung yang mestinya menjadi puncak kekuasaan hukum.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan meneruskan operasi militer sampai Hamas musnah dan 100 sandera yang tersisa berhasil dibebaskan.
Israel saat ini berada di bawah tekanan internasional untuk menghentikan serangan di Gaza yang sudah menewaskan hampir 22.000 orang Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken berulang kali mendesak Israel untuk melindungi warga sipil Palestina. Blinken dijadwalkan mengunjungi Israel dan kawasan Timur Tengah pekan depan.
Baca juga : Mampukah Strategi Israel Taklukkan Hamas? (1)
Militer Israel mengumumkan, sebanyak lima brigade (kurang lebih 15 batalyon) akan ditarik mundur dari Jalur Gaza dalam beberapa pekan. Sebagian brigade akan kembali ke pangkalan untuk latihan dan penyegaran, sedangkan prajurit cadangan senior akan pulang ke rumah. Para prajurit cadangan tidak diizinkan kembali ke tempat kerja, menjalankan usaha, atau kembali ke kampus bagi yang sedang menempuh pendidikan.
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari tidak menjelaskan apakah penarikan mundur pasukan menjadi penanda fase baru operasi militer Israel di Jalur Gaza. ”Sasaran dari perang (di Gaza) membutuhkan operasi militer lebih lama. Kami merencanakan operasi militer sesuai kebutuhan tersebut,” kata Hagari, Minggu (31/12/2023).
Operasi anti-gerilya
Langkah penarikan mundur itu sejalan dengan rencana para pemimpin Israel untuk menjalankan operasi militer intensitas rendah, yakni operasi anti-gerilya yang diperkirakan akan berjalan sepanjang tahun 2024. Operasi anti-gerilya itu akan difokuskan pada pusat kekuatan dan kantong-kantong pertahanan kelompok Hamas.
Media Israel, Jerusalem Post, memberitakan, militer Israel menemukan senapan-senapan buatan China yang disebut digunakan kelompok Hamas dalam perang kota di Jalur Gaza. Pihak Israel akan mengontak Kedutaan Besar China di Tel Aviv terkait temuan tersebut.
Israel mengklaim hampir mencapai target operasi di utara Jalur Gaza sehingga tidak memerlukan tambahan pasukan di sana.
Pertempuran sengit masih berlangsung di selatan Gaza dengan kekuatan Hamas masih utuh. Jalur Gaza selatan, tempat sebagian besar warga Palestina mengungsi, juga tak luput dari serbuan Israel.
Israel bersumpah akan menumpas kekuatan militer dan pemerintahan Hamas. Perang kali ini dipicu serangan Hamas tanggal 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang mengakibatkan 1.200 orang tewas dan 240 orang dijadikan sandera.
Israel membalas dengan serangan darat, laut, dan udara yang menewaskan 21.900 warga di Jalur Gaza. Lebih dari 60 persen korban di Jalur Gaza adalah perempuan dan anak-anak. Pihak Israel mengatakan, sebanyak 173 prajurit mereka tewas dalam operasi darat di Jalur Gaza.
Israel juga mengklaim sudah menewaskan 8.000 anggota Hamas. Israel menyalahkan Hamas sebagai penyebab tingginya korban warga sipil. Israel menuduh Hamas beroperasi di lingkungan hunian warga, sekolah, dan rumah sakit.
Baca juga : Mampukah Strategi Israel Taklukkan Hamas? (2)
AS tarik kapal induk
Dengan ketegangan politik dan kekerasan militer Israel berlanjut, Amerika Serikat mengumumkan menarik gugus tugas kapal induk dan menggantinya dengan satuan kapal amfibi yang didukung beberapa kapal perang.
Angkatan Laut AS, mengumumkan, Minggu (31/12/2023), akan menarik mundur satgas Kapal Induk USS Gerald R Ford dari perairan Laut Mediterania dekat Israel. Satgas kapal induk tersebut akan digantikan Kapal Amfibi USS Bataan yang dikawal beberapa kapal perang.
Pada saat bersamaan Amerika Serikat mengirimkan armada kapal-kapal perang ke Laut Tengah dan Laut Merah untuk melindungi Israel dan dampak serangan Houthi.
Baca juga : Israel Semakin Terang-terangan Mau Mengusir Total Warga Gaza
Pertempuran di Jalur Gaza dikhawatirkan meluas ke kawasan Timur Tengah. Israel kini terlibat dalam berbagai pertempuran melawan kelompok Hezbollah di Lebanon. Israel juga menyerang sasaran di Suriah.
Jet tempur dan drone Israel menyerang berbagai sasaran di selatan Lebanon. Salah satu sasaran adalah Desa Kfar Kila yang menewaskan tiga orang. Kelompok Hezbollah mengaku tiga korban adalah anggota mereka.
Sejak kontak senjata di perbatasan Lebanon-Israel tanggal 8 Oktober 2023, sudah 133 pejuang Hezbollah dan 20 warga sipil terbunuh di Lebanon.
Bersamaan itu, kelompok Houthi di Yaman menembakkan rudal jarak jauh ke Israel dan menyerang kapal dagang sipil terkait Israel di Laut Merah. Pelabuhan Israel di Eilat, Teluk Aqaba, kini mati karena konflik di Jalur Gaza yang memicu serangan di perairan Laut Merah.
Baca juga : Baku Tembak Sengit AS-Houthi di Laut Merah, Houthi Kehilangan 10 Anggotanya
Kamp pengungsi digempur
Sementara itu, di Jalur Gaza, pertempuran di Khan Younis masih berlangsung sengit. Warga mengatakan, ada serangan udara dan tembakan artileri Israel di bagian barat dan pusat kota Khan Younis. Pertempuran juga terjadi di kamp pengungsi di wilayah tengah Jalur Gaza yang menjadi sasaran serangan Israel pekan lalu.
Wartawan AP menyaksikan 17 jenazah, termasuk empat anak kecil, dibawa ke Rumah Sakit di kota Deir Al Balah setelah rudal Israel menghantam sebuah rumah warga. ”Ini adalah hal biasa: pengeboman, pembantaian, dan mati syahid,” kata Said Mustafa, warga Palestina di kamp pengungsi Nuseirat.
Kementerian Kesehatan Gaza menyampaikan, 156 warga terbunuh kemarin, pada Tahun Baru 1 Januari 2024. Pihak Israel mengklaim serangan mereka membunuh Adel Mismah, Komandan Regional Satuan Elite Hamas Nukhba di Deir Al Balah.
Perang Israel di Jalur Gaza juga mengakibatkan 85 persen penduduk menjadi pengungsi. Saat ini para pengungsi dalam keadaan kelaparan dan kedinginan serta terkena berbagai wabah penyakit. Para pengunsi tinggal di tenda-tenda pengungsian sesuai arahan Israel. Meski demikian, lokasi pengungsian mereka juga tetap dibom oleh Israel. (AP)