Gempa Susulan Ganggu Pencarian dan Penyelamatan Korban di Jepang
Gempa susulan berkekuatan cukup besar mengganggu penyelamatan korban yang diduga masih hidup di bawah reruntuhan bangunan di Prefektur Ishikawa. Di tengah pencarian korban, Korea Selatan memprotes peta Jepang.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
TOKYO, SELASA — Hingga Selasa (2/1/2024), gempa susulan masih melanda beberapa wilayah di Prefektur Ishikawa dan Semenanjung Noto di Jepang. Gempa terkuat tercatat di Shika dan Shuzu, Ishikawa. Akibat gempa itu, upaya pencarian dan penyelamatan korban terkendala.
Shika diguncang gempa magnitudo 4,6. Sementara Shuzu dilanda gempa magnitudo 4,3. ”Saya belum pernah mengalami gempa sekuat ini. Bahkan, gempa susulan membuat sulit untuk berdiri tegak,” kata Shoichi Kobayashi (71), salah satu warga Wajima yang selamat.
Saat gempa terjadi, dia tengah berada di rumah bersama istri dan putranya. Mereka akan malam untuk merayakan Tahun Baru.
Lebih dari 140 gempa telah terdeteksi sejak gempa pertama terjadi pada hari Senin. Badan Meteorologi Jepang memperingatkan, guncangan yang lebih kuat dapat terjadi dalam beberapa hari mendatang.
Regu penyelamat memfokuskan pencarian korban di pusat gempat di Prefektur Ishikawa, Pulau Honsu, yang memicu tsunami setinggi 1 meter. Rumah, bangunan, dan jalan-jalan di prefektur tersebut mengalami kerusakan parah.
Sementara di Semenanjung Noto, sebagian besar rumah telah rata dengan tanah. Banyak kapal nelayan tenggelam atau terlempar ke daratan dan jalan-jalan yang tertutup oleh longsoran tanah.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berharap regu penyelamat secepat mungkin mencari dan menyelamatkan korban yang diduga masih bertahan di bawah reruntuhan bangunan. Cuaca di Prefektur Ishikawa sepanjang pekan ini diperkirakan masih berada di kisaran 4-12 derajat celsius. ”Kita harus berpacu dengan waktu untuk mencari dan menyelamatkan korban bencana,” ujarnya.
Pemerintah Jepang menurunkan sekitar 3.000 anggota regu penyelamat. Mereka terdiri dari anggota pasukan bela diri, pemadam kebakaran, dan polisi.
Kishida menyebut, penyelamatan di ujung utara Semenanjung Noto cukup sulit. Sebab, akses ke sana terganggu. Di wilayah tersebut, kata Kishida, survei yang dilakukan tim udara memperlihatkan kebakaran dan kerusakan bangunan serta infrastruktur yang sangat besar. Menurut juru bicara pemerintah, terdapat sekitar 120 warga yang menanti diselamatkan oleh regu penyelamat dari lokasi tersebut.
Gempa bermagnitudo 7,6 pada Senin sore membuat layanan kereta api dan penerbangan dari dan ke wilayah tersebut ditunda. Bandara Noto ditutup karena jalan aksesnya dan landas pacunya rusak.
Periksa kerusakan
Menurut West Japan Railway Co, pengelola kereta cepat di Jepang, sekitar 1.400 penumpang kereta peluru Shinkansen terdampar selama sekitar 11 jam. Sebab, layanan kereta terhenti di jalur Hokuriku.
Layanan ditangguhkan di antara stasiun Toyama dan Kanazawa. Penghentian dilakukan untuk memeriksa jalur dan fasilitas lainnya setelah gempa. Layanan dilanjutkan pada Selasa sore.
Sementara di Suzu, kota pesisir di Prefektur Ishikawa, diperkirakan sekitar 5.000 bangunan rusak parah. Wali Kota Suzu Suzuhiro Izumiya menyebut, 1000 rumah yang menjadi episentrum atau pusat gempa hancur. ”Situasinya sangat buruk,” katanya.
Nobuko Sugimori (74), warga kota Nanao di Ishikawa, mengatakan pengalaman serupa. ”Saya coba berdiri sambil memegang televisi agar tidak terjatuh, tapi saya tidak bisa bertahan,” katanya.
Warga lain, Fujiko Ueno (73), mengatakan, hampir 20 orang berada di rumahnya untuk merayakan Tahun Baru ketika gempa terjadi. Beruntung mereka semua selamat tanpa cedera.
Untuk menghindari korban yang lebih banyak, Pemerintah Jepang memerintahkan sekitar 100.000 orang untuk keluar dari rumah dan mengungsi ke tempat yang aman. Gedung olahraga milik pemerintah atau sekolah untuk sementara digunakan sebagai tempat pengungsian. Akan tetapi, setelah peringatan tsunami dicabut, sebagian warga yang mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran, otoritas setempat menghentikan untuk sementara waktu aliran listrik ke rumah-rumah warga. Dampaknya, seitar 33000 rumah di Ishikawa gelap gulita di tengah suhu udara malam yang berada di bawah titik beku, menurut situs Hokuriko Electric Power, penyedia energi di prefektur tersebut. Sekitar 20.000 rumah juga tidak memiliki pasokan air.
Gempa besar tersebut memaksa Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang membatalkan kemunculan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako di publik, Selasa (2/1/2024), dalam rangka perayaan Tahun Baru. Kishida juga telah menunda kunjungan Tahun Baru-nya ke Kuil Ise yang dijadwalkan pada Kamis nanti. (AFP/AP/REUTERS)